Foto untuk ilustrasi sebuah tulisan, di blog atau media mainstream, bukan pelengkap penderita. Foto harus menguatkan tulisan. Hindari foto selfie.
Ilustrasi: Pixabay
Tulisan tanpa foto, ilustrasi dan grafis akan tampak kering dan sumpek. Foto, ilustrasi dan grafis bisa membuat tampilan sebuah tulisan menjadi lebih menarik. Jika tulisan itu di koran atau majalah, tampilannya akan makin asyik dinikmati. Begitu pula jika di media online, termasuk di blog seperti Steemit, kehadiran foto, ilustrasi dan grafis akan membuat tampilan tulisan -- sekaligus tampilan halaman -- makin keren.
Maka itu, untuk memperkaya tulisan bikinlah dam pilihlah foto, ilustrasi dan grafis terbaik. Terbaik baik dari sisi estetika (keindahan) maupun kesusaian dengan isi tulisan.. Dari sisi estetika, foto haruslah terang, jelas, memiliki angle yang tak biasa dan pencahayaan yang cukup, dan komposisi yang membangkitkan imaji tertentu bagi pembaca.
Itu sebabnya, terkadang kita langsung terkagum-kagum pada sebuah foto karena angle dan komposisinya unik serta pencahayaannya cukup. Angle adalah sudut pandang. Misalnya,, jika kita menemukan seekor gajah -- pemotret amatiran akan memotret gajah itu secara serampangan. Ia akan berdiri pada sebuah sudut untuk mengabadikan sang gajah, tak peduli sang gajah sedang ngapain.
Namun seorang pemotret yang paham estetika akan menunggu gajah mengeluarkan ekspresi tertentu, misal ia memotret ketika. ia hendak melompat dengan belalai terangkat ke atas.
Ilustrasi: Pixabay
Selain itu komposisi juga penting. Misalnya, seseorang melihat gajah dari balik jeruji atau kawat pagar yang menjadi kandang sang gajah. Ia bisa menjadikan elemen jeruji dan kawat itu menjadi bingkai foto gajah itu atau bahkan pagar dan kawat itu bisa memberi kesan "penjara" bagi gajah. Ini hanya salah satu contoh kompisisi. Seorang pemotret yang paham estetika akan "membayangkan" (berimajinasi) seperti apa nanti hasil fotonya sebelum ia memotret. Termasuk pesan apa yang ingin disampaikan. Itulah yang kemudian disebut konsep dan gagasan dalam memotret.
Apakah estetika hanya milik fotografer profesional? Tidak. Siapa pun kita perlu belajar dasar-dasar estetika fotografi. Kita bisa membeli buku-buku fotografi untuk belajar dan melihat banyak situs foto di internet, salah satunya pixabay. Pelajari bagaimana memotret. Bagaimana mereka menentukan angle dan memilih komposisi. Kita tentu harus punya kreasi sendiri, jangan menyontek mereka. Sebab inti dari kreativitas adalah menjelajah untuk menciptakan hal-hal baru.
Tapi fungsi foto, ilustrasi dan grafis bukan pelengkap penderita. Foto, ilustrasi dan grafis harus memperkaya sekaligus memperkuat tulisan. Bukan asal hadir. Bukan asal pasang. Ia harus membuat tulisan makin kuat, bukan hanya dari sisi tampilan, juga dari sisi gagasan dan pesan yang ingin disampaikan. Jika kita sedang bicara tentang "makanan" jangan pasang foto tentang gajah. Jika kita sedang nulis tentang uang kripto jangan pasang foto tentang kemacetan jalanan. Jika tulisan kita tentang persabahatann jangan pasang foto tentang orang yang lagi manjat pohon kepala. Dan sebagainya.
Ilustrasi: Vecteezy
Satu lagi -- hindari memasang foto diri kita sendiri, entah gaya bebas, selfi, apalagi sampai mencomot pasphoto dari KTP atau kartu mahasiswa. Jangan. Jika ingin dipasang foto sendiiri posisinya lebih cocok di bagian paling akhir halaman (setelah ending tulisan), yang boleh juga ditambahin sedikit profil singkat. Hindari menggunakan foto selfi sebagai foto utama di blog untuk tulisan umum, bukan tentang diri kita -- secantik atau pun seganteng apa pun kita. Kita sedang menjual tulisan, bukan "menjual" tampang kita. Kecuali kita memang sedang menulis tentang perkenalan diri kita tak masalah memasang foto diri.
Sekali lagi: pikirkan kembali sebelum memasang foto untuk memperkaya tulisan kita. Jangan sampai tidak nyambung antara tulisan dengan foto.
DEPOK, 22 April 2018
Mustafa Ismail
@musismail
Ulasan yang bagus!😁👍
terima kasih. salam
Benar sekali bg.. Foto itu punya sesuatu yg tdk bsa di interpretasikn dengan kata2..
yes, beutoi. Ada istalah "foto mengandung sejuta kata-kata". Begitu kuatnya sebuah foto berbicara.
biar gambar yang bercerita, begitu kira-kira yang tergurat dari tampilan sebuah photo yang baik.
benar pak saiful. Foto yang baik ia lebih banyak berbicara ketimbang objek yang ada dalam foto itu sendiri.