Dalam sebuah postingan saya pernah menyentil para pengguna media sosial, terutama Instagram, mereka pontang-pontang membuat konten tapi hasilnya? Sebab,tentu setiap orang tidak hanya butuh eksistenti, tapi juga butuh nasi. Tapi bagaimana bagaimana caranya dapat duit dari media sosial?
Sebetulnya ada beberapa cara mendapatkan uang dari media sosial. Pertama, iklan. Iklan itu bisa berasal dari Google Adsense (di Youtube dan blog), bisa pula dari pengiklan itu langsung. Pengiklan langsung berpotensi datang dari produsen atau penjual produk tertentu, jasa, lembaga, dan sebagainya.
Tentu saja setiap iklan ada nilainya. Kita bisa menentukan harga iklan sesuai dengan jumlah audien dan jangkauan konten media sosial kita. Jumlah audien itu berupa follower, subscriber, pembaca di blog, dan sebagainya. Adapun jangkauan adalah berapa jumlah audien yang melihat postingan kita.
Apa bedanya dengan like? Tentu saja beda. Like tidak merepresentasikan jumlah jangkauan. Sangat banyak orang yang melihat, membaca, dan menonton konten kita, namun tidak memberi like. Maka itu jumlah jangkauan itu jauh lebih besar ketimbang like.
Jadi like tidak bisa jadi ukuran jangkauan sebuah konten. Apalagi sekarang like bisa dimobilisir memakai bot, tinggal bayar beberapa puluh ribu rupiah untuk satu konten, maka kita pakai panen like. Membeli like ini biasa dilakukan oleh online shop -- mungkin juga sebagian selebgram -- demi mencitrakan dirinya banyak penggemar.
Mengapa mereka perlu mencitrakan diri sampai membeli like dan viewer? Ujung-ujungnya tentu duit. Calon pembeli atau calon pengiklan paling mudah melihat "citra" sebuah akun media sosial ya dari like dan viewnya. Makin besar like dan view sebuah konten, makin besar pula peluang mendapatkan iklan.
Sebagian pengiklan kadang lupa bertanya atau meminta data ke pemilik akun berapa tingkat jangkauan postingannya dan bagaimana karakteristik audiennya. Pemilik akun bisa melihat semua data itu. Ada akun yang minim like, tetap sesungguhnya jangkauannya besar. Postingan-postingan di akun saya ini misalnya, jangkauannya ribuan, tapi like cuma ratusan.
sumber: pixabay
Kedua, kreator media sosial bisa mendapatkan pendapatan dari kegiatan di luar medsos. Misalnya, karena sering membuat konten tips menulis, jadi sering diundang jadi mentor pelatihan menulis. Karena fokus membuat konten tentang wisata, jadi sering diundang hotel dan tempat wisata untuk dengan harapan sepulangnya akan menulis tentang itu di medsosnya.
Dengan demikian, sebetulnya membuat konten di medis sosial dan fokus pada satu bidang adalah ruang bagi kita untuk personal branding sekaligus branding akun. Makin kuat brand kita dan akun kita, maka makin besar pula kita mendapat pendapatan dari aktivitas kita.
Itulah sebabnya kita harus memperlakukan kegiatan bermedsos itu sebagai pekerjaan, bukan sekedar iseng dan kegembiraan. Tentu saja jika kita ingin memperoleh penghasilan tambahan dari sana, selain dari pekerjaan rutin kita. Tapi kalau tetap sebagai keisengan tak apa-apa juga. Semua itu pilihan.
Saya sendiri sih menghindari betul keisengan tak berguna. Sebab, #rebahan dan #liburan pun kita berpotensi melakukan sesuatu yang menghasilkan.
MI 310122
#kreatorkonten
#creatorcontent
#kreativitas
#menulis #menuliswisata
#wisata #kaumrebahan
#ruangmi