Sakapol sadar dini. Jika ia menyukai setangkai bunga, maka ia akan memilih sekuntum bunga yang sederhana saja. Pilihannya itu bukan tanpa sebab, bunga yang istimewa akan memerlukan perawatan yang khusus. Berbeda dengan bunga sederhana, apalagi bunga yang tumbuh di tepi jalan.
Sakapol hanya sanggup merawat bunga sederhana. Dengan demikian, ia mulai membatasi jarak pandangnya untuk melirik bunga istimewa. Terpenting baginya, "Dengan nama apa pun, setangkai bunga mawar tetap harum baunya."