You are viewing a single comment's thread from:

RE: Let Us Familiarize Positive Thinking (Bilingual)

in #indonesia7 years ago (edited)

Saya mengamini seluruh isi konten ini. Perspektif yang berangkat dari sebuah realitas, dan tak dapat kita nafikan.

Untuk mempertahankan/berusaha agar pikiran tetap berpikir positif dan tidak mudah diracuni, adalah dengan jalan keluar dari sirkuit hujat-menghujat. Sirkuit itu berperan seperti juri yang memberikan penilaian baik-buruk, kemudian bertindak sebagai hakim yang melebelkan orang lain berdasarkan asumsi kedengkian, yang dibalut dengan beragam kelihaian bicara/ atau bersembunyi disebalik dialektika. Ketika bertahan, pikiran akan diracuni, namun andai menjauh, maka siap-siap saja untuk menjadi target hujatan, cap sombong, tidak menghargai, tidak bisa dikritik, tak butuh orang lain, merasa diri hebat, dan masih banyak lebel lainnya yang akan disematkan. Dalam kesenduan hati dan keteduhan pikiran; tak perlu sibuk-sibuk mengklarifikasi atas ketidakberanaran hujatan tersebut. Tidak perlu, karena itu hanya akan buang-buang energi. Kebenaran tetaplah kebenaran meskipun seisi dunia berusaha menafikannya, dan tidak mengubah secuilpun nilai dari kebenaran itu sendiri.

Hanya diri dan Penciptanyalah yang tau akan niat hamba-Nya.

Mayoritas akan berkuasa terhadap isu kebenaran, betapa dibanyak kasus, minoritas menjadi korban dari keegoan dan keangkuhan mayoritas.

Selama berjalan pada rol benar, meski dihujat dan dizalimi, semesta akan bersabda mengumpulkan kebaikan-kebaikan disekitar untuk menolong kita. Insya Allah.