السّلام عليكم و رحمت الله و باركته
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اَمْرَنَا بِأَخْلاَقِ الْكَرِيْمَةْ وَالسَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيد الْبَرِيَّةْ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ رِسَالَتَةْ أَمَّبَعْدُ
Yang kami muliakan yaitu abu imam mesjid beserta seluruh gesyik dan tgk imum gampong, dan yang kami muliakan yaitu kepada dewan hakim, dan yang teristimewa yaitu kepada seluruh hadirin kaum muslimin yang dirahmati Allah
Ma’asyaral muslimin wajumratul mu’miin rahiima kumullah......
Dalam mengarungi detik demi detik kehidupan dialam yang penuh fatamorgan, ditengah-tengah kehidupan manusia dalam berbangsa dan bernegara kerap terjadi permusuhan dan pertikaian, permasalahan yang terurus-terusan timbul bagaikan jamur dimusim hujan, kenapa ini bisa terjadi..? itu dikarenakan pemimpin kita yang hanya asal-asalan, hidup dengan kekayaan yang hasil dari pencurian, akibatnya rakyat jadi tidak karuan, hidupnya jadi terabaikan.
Maka oleh karenanya, mengingat dinegara kita sekarang sedang krisis dengan pemimpin yang adil dan berakhlak mulia, maka pada kesempatan kali ini kami akan membawakan satu syarahan singkat, yang berorientasikan “sosok pemimpin yang dirindukan umat” dengan landasan sur Al-Ahzab ayat 21 yang bunyi nya;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ لِلَّهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ لْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
Artinya;
“sesunggunya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS. Al-Azab : 21)
Hadirin yang di muliakan Allah.....
Ayat tadi menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita, telah ada pada diri Rasulullah itu “Uwatun hasanah” yang mana Rasulullah merupakan figur yang luhur, contoh yang tinggi yang harus diikuti dalam segenap perkataan dan perbuatannya. Demikian penafsiran imam Ali As-Sabuni dalam Shafwatut Tafsir.
Timbul pertanyaan, bagaimana akhlak pemimpin bangsa kita jika di kaitkan dengan maksud ayat tadi? Jawabannya, alhamdulilah hadirin, di tanah air tercinta ini tidak sedikit para pemimpin kita yang memiliki akhlak terpuji dan patut untuk di teladani, tidak sedikit pejabat yang senang mengayomi, lapang dada kalau di kritisi, dan juga tidak sedikit aparat yang berjiwa peduli terhadap kehidupan bangsa ini.
Dengan demikian, orang-orang yang tak mau menegakkan keadilan, orang-orang yang memanipulasi hukum, bukan saja mencerminkan orang-orang jahat, tapi menandakan orang-orang yang tidak bertaqwa, dan orang-orang seperti ini harus minggir dari negara kita, sebab negara ini akan maju hanya dengan pemimpin yang adil, yang punya komitmen untuk menegakkan hukum dan keadilan, serta menjadi “uswah” bagi kehidupan bangsa.
Tapi bagaimana dengan pemimpin bangsa kita sekarang hadirin, ternyata kita bisa menutup mata, indonesia saat ini tengah dipertontonkan oleh kenyataan para pemimpin, yang katanya berjuang atas nama rakyat tapi tidak berorientasikan rakyat, didepan rakyat mereka mendendangkan lagu-lagu demokrasi, syair-syair perjuangan, padahal di belakang rakyat kebijakannya membuat rakyat sakit hati dan kebingungan. Di balakang rakyat mereka tidak segan-segan merapas, merampok, dan memperkosa hak-hak rakyat. Kalau ini kita biarkan hadirin, maka lahirlah fir’un-fir’un gaya baru, karun-karun abad duapuluh satu, tsa’labah- tsa’labah masa kini yang menjadikan hukum dan keadilan bukan lagi milik rakyat tapi milik para pejabat, kekayaan negara bukan lagi untuk rakyat tapi untuk para konglomerat, kesejahteraan bukan lagi buat rakyat tapi buat para penjilat. Danpaknya reformasi yang kita cita-cita, tapi destruksi yang kita rasa, pembangunan nasional yang kita damba tapi bencana nasional yang ditimpa.
Kenapa ini bisa terjadi hadirin? Itu karena pemimpin kita yang berjiwa kadal bermental dajal, berjiwa tupai bermental keledai,berjiwa anjing gila bermental gorila yang menerkam, menyiksa dan memangsa rakyat jelata.
Timbul pertanyaan, apa yang harus di lakukan oleh para pemimpin bangsa kita? Sebagai jawabannya, kita renungkan firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 159 yang bunyinya:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ صلى وَلَوْ كُنْتَ فَظًا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكْ صلى فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي لأَمْرِ صلى
Artinya:
“maka di sebabkan dari rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (QS. Ali Imran :159)
Itulah hadirin, cara dan strategi Rasulullah sebagai seorang pemimmpin yang selalu menjadi tauladan dalam membangun bangsa dengan berlandaska akhlakul karimah. Dengan demikian, jika bangsa kita ingin maju... harus ada dinegara kita yaitu pemipin yang berakhlak mulia, sebagai figur sentral setiap warga negara. Sebab sejarah membuktian, kehancuran sebuah negara bukan saja di sebabkan karena kondisi ekonomi, bukan juga karena kebodohan politik, tapi faktor utamanya adalah karena dekadensi moral pemimpinnya. Kita lihat, jerman hancur lebur karena kekejaman Adolf Hitler, Uni sofiet rusak binasa karena kebiadaban Michael Gorbacev, Rumania jatuh tersungkur karena ketamakan Nicolas Susesco, Iran merana menderita karena kejahatan Reza Pahlevi, bahkan kita Indonesia saat ini menangis, menjerit dan merintih karena ulah sebahagian pemimpin kita yang hanya mengejar kursi, jabatan, dan popuralitas diri. Betul hadirin?
إِنَّمَا الأَمَّمَ الْأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ فَإِنْ هَمُوا ذَهَبَتْ أَخْلاَقَهُمْ ذَهَبُوا
“Bangsa-bangsa hanya akan jaya, bangsa –bangsa hanya akan maju jika ditompang dengan akhlak mulia, tapi bangsa akan hancur tersungkur, rusak binasa jika tidak di tompangkan akhlak mulia.”
Hadirin yang di rahamati Allah.....
Jika sikap tersebut yang diaplikasikan, saya yakin bangsa indonesia akan mampu bangkit dari krisis ini, maju dan mampu bersaing dengan negara lain, sehingga kita menjadi bangsa yang makmur dan luhur di bawah naungan rahmat dan magfirah Allah. Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam surat Al-A’raf ayat 96:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُوْنَ
Artinya:
“Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendusakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka di sebabkan perbuatannya.”(QS. Al-A’raf : 96)
Hadirin yang di rahmati Allah.....
Dengan demikian, dari uraian yang tadi dapat di simpulkan bersama yang bahwa, untuk membentuk satu negara yang kuat dan jaya, subur dan makmur, diperlukan pemimpin yang berwibawa, mulia, berakhlak terpuji dan patut di teladani. Oleh karenanya, dalam rangka membangun bangsa dari kehancuran, kami menghimbau kepada seluruh aparat pemerintahan dan kepada seluruh warga negara negara Indonesia, mari kita berakhlak mulia dan terpuji. Mudah-mudahan bangsa kita akan mampu bangkit kembali.
Amiin amiin ya rabbal ’alamin..!
Hanya demikian dan sekian yang dapatkita sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan dan kesilapan, akhirul kalam....
Paya bakong toe deungen bineh gleE
Jioeh ngen kaphee toe deungen ‘ulamA
Jameunnyoe hai rakan jameun ka akheE
Pemimpin yang adee payah that bak tamitA
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ اللهِ وَبَارَكَتُهُ
Dewan hakim yang sibuk dengan kertas nilai, dan berdiskusi akan hasil nilai pidato
a.Biodata peserta:
- Nama: Muhammad Zulfan (Bang Zul)
- Tempat/Tgl,lahir:Trieng, 20-11-1999
- Alamat: Trieng, Kec. Tanah Luas, Kab. Aceh Utara, Prov. Aceh, Indonesia
- Tamatan: SD, SMP
- Satus: Santri
- Sekolah: Dayah Al-Madinatuddiniah Babussalam, Kab. Bireun, Aceh, Indonesia
- Riwayat Hidup: Hanya sebagai pelajar ilmu agama di pondok pesantren dan kini masih menetap di pondok tersebut.
Bereh
hhhhh
biasanyan