Assalamua'laikum kawan-kawan, pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang Pendulang Emas di Aceh Barat.
Di daerah Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, yang dikenal dengan sebutan Bumi Teuku Umar, sungguh memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah. Salah satunya adalah biji emas yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Mas Desa Tutut, Kecamatan Sungai Mas.
Warga yang bermukim di pedalaman Kabupaten Aceh Barat itu didominasi perempuan. Mereka menggantungkan mata pencarian dengan mendulang emas secara tradisional dan ramah lingkungan. Hal itu sudah turun-temurun dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
Mendulang emas sudah menjadi sumber penghasilan warga di sini, khususnya perempuan, karena mendulang dianggap pekerjaan yang mudah dan ringan dilakukan oleh perempuan warga di desa tersebut.
kegiatan ini menjadi salah satu sumber pendapatan alternatif bagi warga. Dominannya yang mendulang emas di sini perempuan. Laki-laki ada juga, tetapi mereka lebih banyak yang bertanggung jawab mengurusi sawah dan ladang.
Meski mendulang emas sudah dianggap pekerjaan yang mudah dilakukan oleh perempuan-perempuan ini, hasil yang mereka dapatkan tidak menentu. Bahkan, terkadang tidak sebanding dengan usaha keras sejak pagi hari hingga petang merendam diri didalam air di bawah terik matahari.
walaupun demikian, mereka terlihat lihai dan sabar mengais biji emas di antara butiran batu dan kerikil. Hasilnya tidak tentu, kadang satu hari mereka mendapatkan pemdapatan tidak sampai Rp 50.000. Kalau lagi ada rezeki saat air sungai berkurang, ada juga sampai Rp 100.000 satu hari.
Bijih emas yang didapat langsung bisa dijual kepada penampung atau toko emas di pasar dengan harga satu mili Rp 40.000 atau 1 gram Rp 400.000. Namun, biasanya para perempuan pendulang emas itu mengumpulkan dulu bijih emas hingga beberapa pekan sebelum menjualnya.
Biasanya mereka mengumpulkan dulu biji emasnya , nanti kalau sudah banyak terkumpul, baru mereka jual di pasar. Jadi, uangnya pun terasa banyak saat kami jual nanti.kata seorang ibu yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Wadah yang digunakan sebagai alat pendulang emas terbuat dari bahan kayu pilihan dan berkualitas serta tahan lama. Harganya pun dijual Rp 300.000 per buah. Untuk modal mendulang itu tidak banyak, cukup membeli alatnya sekali bisa tahan bertahun-tahun.
Di tempat itu ada peraturan agar warga mencari emas dengan cara yang ramah lingkungan, seperti memakai air raksa atau alat lainnya yang dapat mencemari sungai dan dapat menghilangkan bijih emas karena kalau menggunakan air raksa yang bahaya juga warga di sini.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://regional.kompas.com/read/2015/06/10/09413261/Cerita.Perempuan.Pendulang.Emas.di.Sungai.Mas.Aceh