Judul buku : Sejarah Pendidikan Indonesia
Penulis : Prof. Dr. S. Nasution, M.A.
Kota terbit : Jakarta
Penerbit : Bumi Aksara, 2015
Tebal buku : 162 halaman
ISBN (13) 978-979-526-227-5
ISBN (10) 979-526-227-0
Harga : Rp. 46.000,00
Jenis : Buku non fiksi untuk semua kalangan
Buku yang berjudul Sejarah Pendidikan Indonesia adalah buku non fiksi yang merangkum tentang awal sejarah atau masa pendidikan bagi anak-anak indonesia dan juga pendidikan yang diterima anak indonesia semasa pemerintahan Belanda. Banyak sekolah-sekolah yang didirikan pada masa pemerintahan Belanda oleh VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) terutama yang dipusatkan di bagian timur Indonesia dan di Jakarta (Batavia), sekolah-sekolah itu dibangun dengan tujuan tersendiri yaitu untuk menyebar luaskan agama mereka yakni agama Protestan, Calvinisme. Jumlah sekolah juga dengan cepat bertambah karena jalan terbaik yang dapat dilakukan untuk penyebaran agama adalah dengan pendidikan.
Pada pertengahan abad ke-18 sekitar tahun 1800-an, perkembangan pendidikan mulai mengalami penurunan yang drastis, yakni Jakarta yang saat itu berpenduduk 16.000 jiwa hanya memiliki 270 murid, Surabaya hanya memiliki 24 murid dan di keseluruhan pulau Jawa hanya memiliki 350 murid. Hal ini jelas sangat berbeda dengan situasi pada tahun 1706 yang memiliki total murid 4873 murid untuk keseluruhan pulau Jawa. Hal ini dikarenakan Belanda sudah tidak ada hasrat lagi untuk mempengaruhi orang Islam untuk masuk ke agama meraka.
Kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia semakin terlihat pada tahun 1860, dengan dibukanya sekolah bagi anak Belanda dan membuka kesempatan bagi anak-anak Belanda untuk melanjutkan pendidikannya di universitas negeri Belanda atau untuk menduduki tempat-tempat yang tinggi di dalam pemerintahan. Kesenjangan ini terlihat dari lebih baiknya fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh anak Belanda daripada fasilitas yang disediakan bagi anak Indonesia, serta jalan ke perguruan tinggi pun telah tersedia bagi anak Belanda sementara hanya segelintir anak Indonesia yang mendapatkan pendidikan dan tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hanya anak-anak Indonesia yang kaya raya atau kalangan priayai kaya yang dapat menerima pendidikan yang lebih tinggi, hal itu pun didapatkan dengan adanya pembatasan-pembatasan dan biaya sekolah yang tinggi.
Di dalam buku ini juga dituliskan bagaimana perjuangan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih baik bagi anak Indonesia tidak, hanya bagi kalangan kaya raya saja tetapi juga pendidikan bagi kaum jelata atau rakyat biasa. Pada tahun 1909 dibentuk “Indische Universiterstsvereniging”, yaitu suatu badan yang dibentuk untuk memperjuangkan didirikannya universitas di Indonesia, perkumpulan ini didukung oleh Indo-Belanda yang akan menetap seterusnya di Indonesia. Tetapi usaha yang dilakukan ini tidak membuahkan hasil.
Dan lagi pada tahun 1913 dibentuk suatu panitia untuk menyarankan kepada pemerintah tentang pendirian universitas, akan tetapi dalam laporan akhir tahun 1915 dinyatakan bahwa masanya untuk rencana serupa itu belum tiba. Akan tetapi rakyat Indonesia tidak menyerah untuk memperjuangkan hak yang seharusnya didapatkan oleh rakyatnya, dimana setiap rakyat wajib mengenyam pendidikan.
Kelebihan dari buku ini adalah buku ini merangkum setiap detail cerita mengenai setiap perjalanan dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh rakyat Indonesia dalam masa-masa memperjuangkan pendidikan yang adil dan bermoral bagi setiap rakyatnya. Setiap kata yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan isi buku kepada pembaca sangat mudah dimengerti dan buku ini layak dibaca oleh setiap kalangan,serta kita dapat menghargai pendidikan yang kita terima saat ini dengan mengetahui kesusahan yang dijalani pendahulu kita dalam memperjuangkan pendidikan.
Sedangkan kekurangan buku ini adalah mudah membuat pembaca bosan karena tidak memiliki gambar atau penulis tidak menyertakan gambar ke dalam buku ini, jika saja penulis memberikan gambar maka hal ini akan menjadikan buku ini lebih menarik dan tidak membuat pembaca bosan.
Terlepas dari kekurangannya buku ini memiliki poin-poin yang menarik untuk disimak yaitu setiap rangkuman yang disajikan sedetail mungkin dan sangat berguna bagi pembaca yang ingin mengetahui dan menambah pendidikan mengenai sejarah pendidikan yang terjadi di Indonesia.