Apapun yang kita lakukan dengan terburu-buru pasti akan ada akibat yang tidak seperti kita harapkan. Itulah nasehat Mamah yang terus terniang dikepala Aqila, kata Maaf karena tidak menurutin nasehat mamah terus diucap batin Aqila. Kerena saat ini keinginan terbesarnya adalah segera tiba dikampus dan ikut mitem.
Bruk
Kejadain itu begitu cepat, bahkan Aqila gak sadar bagaimana ceritanya ia bisa mendapatkan luka-luka di tubuhnya. Yang jelas saat ini Aqila terkejut saat membuka matanya dan melihat ia dikelilingi ruangan putih dan bau obat-obatan mendominasi tempat ia berada sekarang. Aqila meraba kepanya yang sudah diperban karena rasa nyeri yang ia rasakan.
"aku dimana? aw" tanyak Aqila heboh di sertai rintihannya.
"dirumah sakit, tadi kamu kecelakaan" mendenggar suara ngebas itu Aqila memutar kepalanya kekiri dan mencari si pemilik suara.
"ah, mitem" teriak Aqila saat ia bertemu pandang dengan sipemilik suara bass itu.
Dengan tingkah konyolnya Aqila turun dari ranjang rumah sakit dan berlari kearah pintu, tak begitu lama suara heboh yang tadi gak mengikuti mitem digantikan suara rintihan sakit. pemuda yang tadi meonolongnya menarik nafas pasrah melihat tingkah Aqila yang kini terduduk di ambang pintu menahan sakit kakinya.
"final aja bisa ikut susulan apalagi mitem. Itu bukan kematian" katanya dan membantu Aqila banggun.
"aku gak mau ikut mitem sendiri gak bisa nyontek" kata Aqila polos.
"kalau terus nyontek kapan bisanya?" kata pemuda itu.
"aku ingin menjadi seutuhnya mahasiswa termasuk ada nyonteknya, pokoknya aku mau nyontek opss maksud aku, aku ingin ikut mitem sekarang"
"baiklah, kita ambil obat mu dulu"
Dengan dibantu pemuda tempan itu, Aqila pun berjalan keluar dari kamar rumah sakit, lalu ia duduk menunggu pemuda itu menebus obat untuknya. Aqila menunggu sambil bersenandung ria hingga suara ponsel genggamnya menghentikan aktifitas menyenangkan itu.
"benarkah....? Benarkah ? yeyeye gue sangat gembira" kata Aqila siap dengan lompatannya. Dan secepat ia melompat secapat itu juga pemuda berdiri disamping Aqila dan menjadi tongkat pegangan saat ia merasakan sakit kakinya.
"aw...aw...awa..." rintihnya.
"itu menyakitkan?" mendenggar pertanyaan itu Aqila hanya mengangguk dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
"kau memang ceroboh nona" katanya dan mendekati Aqila.
"aku terlalu senang, Kakak tau kami gak jadi mitem dan itu artinya aku masih punya peluang untuk menyontek juga aku bisa berangkat ke acara seminar yang kalian buat lebih cepat. Tadi aku telah menyuruh Yola teman ku untuk membelikan aku tiketnya" cerocos Aqila.
"hmm baiklah, kita pergi bersama kesana dan aku tidak akan membiarkanmu jauh dari ku lagi sekarang"
"kenapa Kakak sangat ingin melindungku?"
"itu...kerena kecelakaan yang kamu alami salahku" katanya memasang wajah menyesal.
Flash Back :
Aqila mengendarai sepeda motor kesayangannya dengan kecepatan tinggi, dan batinnya terus saja meminta maaf pada ibunya. Lalu raib baginya sebuah kertas yang tadi di tanggan Airan melayang kearah Aqila dan menutupi wajah Aqila. Sepeda motor yang dikemudikan Aqila hilang kendali hingga ia menabrak pembatasan jalan, Aqila jatuh dari motornya dengan kepala membentur trotoar, kaki terhimpit sepeda motor, dan saat itu juga Aqila hilang kesadarannya.
Flash On :
"ooh gitue ceritanya" kata Aqila.
"hmm aku selalu membuat orang lain dalam masalah" terlukis rasa bersalah di wajah itu.
"sudahlah kita lupakan saja" ujar Aqila semangat.
"ohya nama mu siapa?"
"hmm, Aku Aqila Naura" kenalkan Aqila semangat.
"dan aku Ai..."
"Airan Ditmar, aku tau itu"
Setelah obrolan-obrolan kecil itu, mereka pun berangkat keacara seminar yang dibuat Airan dan teman-temannya. Aqila juga terlihat sangat senang saat ia bisa dibonceng oleh Airan. Setibanya di tempat acara Airan mengajak Aqila masuk melalui pintu samping aula yang mereka pakek. Aqila sempat menolak karena ia ingin langsung bertemu dengan teman-teman, tapi Airan berhasil menyakinkan Aqila.
Saat memasuki aula itu, mereka di tatap binggung oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab atas acara. Namun, disisi lain selain wajah binggung mereka juga gak bisa menyembuyikan wajah lega mereka karena Airan yang sudah datang. Agar kesalah pahaman tidak terjadi Airan pun menjelaskan pada teman-temannya tentang keterlambatannya dan hal yang membuat Aqila datang bersamanya walaupun tidak sepenuhnya penjelasan itu benar.
"ok Aqila sekarang aku harus melakukan tugas ku, jadi kamu harus duduk manis disini tanpa membuat kesalahan sedikitpun kau mengerti?"
"tidak, aku tidak mengerti karena aku ingin duduk bersama dengan teman-temanku" keras Aqila.
"gak bisa, pokoknya aku akan memantau mu. Kau harus duduk disni itu keputusannya" Airanpun bersikap lebih keras dari Aqila.
Beberapa teman Airan menahan tawa melihat tingkah posesif Airan yang sudah mulai kumat. Sedangkan Aqila hanya memasang wajah sebel dengan tingkah Kakak lettingnya ini.
'aku memang kesal gak bisa ngumpul sama teman-temanku, tapi ini cukup menyenangkan juga diperhatiin pujan hatiku' batin Aqila girang.
Acara pun dimulai saat Airan yang naik keatas panggung, ia menyampaikan kata-kata sambutan dan ucapan terima kasih pada berbagai pihak. Biasanya Aqila akan menganggap acara sambutan adalah hal yang paling membosan kan saat ikut seminar, tapi karena yang menyampaikannya Airan ini jadi berbeda. Dia terlihat akan sanggup mendenggar kata-kata membosankan itu sampek tahun depan.
Selesai dengan kata-kata sambutan Airan acara seminar pun resmi dimulai, Aqila kembali disibukkan oleh teman-temannya yang menanyakan keberadaan Aqila. Aqila ingin sekali ketempat teman-temannya berada, tapi Airan yang sedang berbicara sesuatu dengan beberapa temannya sedari tadi memperhatikan Aqila.
"maaf kan gue, pokoknya saat ini gue belum bisa bertemu sama kalian, aku akan kesana nanti" kata Aqila menyakinkan temannya.
"apa mereka mencarimu?" tanyak Airan duduk disamping Aqila.
"menurutmu" jawab Aqila ketus, Airan hanya sedikit menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyum manis.
Ooo
Selesai acara seminar, mereka yang tadi mendapat nomor undian berhak menukarkan dengan hadiah mereka dan foto bareng dengan pemanteri. Kali ini Airan terlihat sedikit sibuk dibuat oleh pemenang hadiah itu, dan ia melepasakan pandangannya dari Aqila yang dibantu oleh tongkat menuju ketempat teman-temannya. Aqila langsung menyeru nama Yola saat melihat dia tengah berbicara dengan kedua temannya yang lain. Mereka memasang wajah terkejut melihat kondisi Aqila, dan Aqila memasang wajah manisnya saat melihat ekspresi teman-temannya.
Dan karena kecelakaan yang di alaminya beberapa jam yang lalu, Aqila jadi dapat melihat bagaimana teman-temannya khawatir padanya, ia jadi tau kalau ketiga temannya itu sayang padanya. Aqila memeluk teman-teman baiknya itu saat melihat kekhawatiran mereka, dan selanjutnya ia menjelaskan peyebab dia menjadi seperti saat ini. Aqila menceritan semua yang telah terjadi dengan jujur.
Puas dengan cerita Aqila merekapun mengantar Aqila pulang, saat akan memasuki rumah kediaman Fattih mereka dikagetkan dengan kehebohan Mbak Arum yang biasanya selalu terlihat tenang. Mbak Arum terus mengwawancarai Aqila dengan muka khawatir, sedangkan Lianda menanggis tersedu-sedu melihat kondisi Kakak kesayangannya itu.
"Mbak Arum, Lia kalian jangan nanggis, Qila gak apa-apa kok" yakin kan Aqila dan memeluk kedua perempuan yang ia sayangi itu.
"oh ya Qi tadi Mamah mu telpon katanya nanti akan ada anak teman Mamah yang akan datang" jelas Mbak Arum.
"mereka kapan pulang?"
"mungkin sebentar lagi"
Bersambung......