Rumput Tetangga Belum Tentu Lebih Hijau, Bersyukurlah Kepada Nya | Part 2

in #indonesia6 years ago

Selamat menikmati hari bahagia Steemian...

Sudahkan anda membaca postingan saya kemarin malam, cerita tentang kecemburuan yang tak beralasan para anak manusia terhadap manusia lainnya. Berikut silahkan dibaca disini bagi yang belum membacanya:

https://steemit.com/indonesia/@mc-jack/rumput-tetangga-belum-tentu-lebih-hijau-bersyukurlah-kepada-nya-c3b1ddf8a849f

Pada cerita diatas lebih menitik beratkan pada cerita seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan gaji 2 sampai 3 kali dalam sebulan. Bahkan gaji nya tidak pernah dipotong, karena jarak dari rumah ke kantornya sangat dekat, otomatis ia akan terhindar dari macet dan tidak pernah telat masuk kantor sesuai dengan jadwal kerja. Semua hasil jerih payah selama ia bekerja masuk ke kantong pribadinya karena dia masih hidup sendiri alias belum berkeluarga.

Dan ternyata, banyak yang iri alias nyinyir dengan kehidupan pribadinya. Dengan posisi masih single, tapi sudah mapan sebagai wanita karir dengan penghasilan lebih dari cukup dari perusahaan bergengsi tempat ia bekerja, kerja sangat bagus dgn suasana nyaman, tak pernah repot akan kena macet dan sebagainya.

Begitulah penggalan cerita yang menjadikan orang-orang sampai iri dengan gadis tersebut.

Sementara gadis itu sendiri tidak bahagia atas apa yang dimiliki nya saat ini, karena ia memiki penyakit sehingga tidak dapat menikmati hasil jerih payanya selama ini.

Bahkan ia iri terhadap orang lain ketika melihat orang-orang dapat menghabiskan waktu untuk bepergian sewaktu libur akhir pekan datang.

Saya rasa cukup untuk sinopsis pembuka diatas agar pembaca nyambung ketika membaca ulasan selanjutnya.

Sebagaimana kisah sang gadis yang saya ceritakan di atas dimana dia mendapatkan nikmat yang bisa membuat orang lain cemburu terhadapnya, berupa penghasilan, pekerjaan dan masih single tanpa beban kehidupan keluarga. Sebaliknya sang gadis justru cemburu terhadap kehidupan orang lain yang sehat.

Perasaan iri atau cemburu terhadap kehidupan orang lain tak akan ada selesainya. Sesungguhnya setiap orang di beri kapasitas “beban” yang sama, hanya saja dalam bentuk yang berbeda-beda. Solusinya adalah bagaimana kita menghadapinya agar senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Sebagaimana yang di alami oleh orang-orang di jalan atau di kantor yang dapat bersyukur dengan karunia sehat sehingga bisa kuat lembur dan mengendarai mobil saat macet. Atau sang gadis tersebut yang seharusnya dapat bersyukur mempunyai pengasilan banyak dan pekerjaan yang layak.

Kita sebenarnya tidak mengingkari nikmat. Hanya saja lupa, sering lupa bersyukur dan selalu saja mengeluh dan terus mengeluh, Lupa akan kelebihan yang diberikan kepada kita. Selalu diingat akan kekurangannya. Lupa diberi nikmat pekerjaaan, bahwa sesungguhnya masih ribuan orang mengantri sebagai jobseeker. Lupa bisa ngantri di kemcetan padahal masih banyak yang terbaring sakit tak bisa keluar sama sekali. Lupa di beri gaji bulanan padahal banyak yang berhutang hanya demi sesuap nasi untuk makan sehari sekali.

Betapa kita tidak sadar bahwa nikmat yang diberikan sungguh banyak. Hanya saja keluhan kita tak kalah banyaknya untuk menuntut lebih. Sehingga kita dimanipulasi oleh nafsu dibandingkan syukur akan nikmat yang telah diberi.
Kita lupa bahwa setiap nafas, langkah, ayunan jari kita di komputer, kaki kita yang bolak-balik nge-rem karena macet, sesungguhnya adalah nikmat. Dan yang pasti tak akan terhitung jumlahnya.

Sunggug Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada manusia melebihi dengan kemampuan manusia itu sendiri. Kita dianggap mampu menyelesaikan pekerjaaan, kita dianggap sabar dalam menghadapi macet dan sebagainya.

Mari kita sedikit berandai-andai atau membuat sedikit cerita fiksi tentang gadis diatas untuk keadaannya kedepan.

Beberapa tahun kemudian, sang gadis berobat ke dokternya.
Pada saat cek up, dokternya berkata; "Kau jauh lebih baik hari ini.
Apa yang kau rasakan sekarang?” tanya sang dokter.
Sang gadis menjawab;
"Hmmmm... aneh Dok, akhir2 ini saya merasa kurang.”
“Kurang apa?” tanya sang dokter.
“Saya merasa gaji saya kurang Dok," padahal dulunya perasaan sudah lebih dari cukup gaji saya itu, dan saya tak juga mendapatkan promosi di kantor saya bekerja.
Saya ingin beli rumah, mobil baru, dan sewa apartemen dekat kantor. Apakah tak bermasalah dengan kondisi kesehatan saya apabila setiap hari saya mengajar malam hari untuk penghasilan tambahan? kemudian saya juga ingin…. ... ...”

Sebelum gadis itu menyelesaikan pembicaraan nya, Dokter langsung tertawa. Dan berkata;
“Selamat!, berarti kau sekarang sudah sehat. Apa yang kau inginkan sekarang sama seperti yang inginkan banyak orang normal pada umumnya.
Ingat, dulu kau hanya ingin sehat, tetapi sekarang kau ingin segalanya."

Dan sang dokter pun menyarankan; "Bulan depan kau tak perlu kesini lagi. Tapi jangan lupa kau harus selalu bersyukur bahwa kau telah sehat sekarang. Ingatlah sehat adalah nikmat yang luar biasa diberikan Tuhan, dan ingatlah bagaimana penderitaanmu ketika kau sakit dahulu."
Begitu ucap dokter tegas.

Dari cerita diatas dapat kita ambil kesimpulan, bahwa ketika dalam kondisi sakit, manusia hanya ingin diberikan kesehatan, tetapi ketika sehat manusia ingin segalanya dan lupa akan nikmat sehat yang dimilikinya.

Maka nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan” (Qur'an-Ar-rahman)

Salam
@mc-jack

Sort:  

Dewa banget ah tulisan nya😊

Waaahhh.... Macam apa lah, dewa pulak. Hahhaha