Hai para Steemian dimana pun anda berada, semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Tetap sehat, semangat dan terus berkarya menjadi yang lebih baik.
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba memaparkan sebuah hasil analisis tentang dampak perilaku sosial dikalangan masyarakat. Dari beberapa kajian tentang dampak sosial, dapat disimpulkan bahwasannya penyimpangan perilaku sosial saat ini sangat memprihatinkan. Sebagai contoh misal kita lihat aksi-aksi anarkis para pelajar dan mahasiswa yang semakin kesini semakin tidak bermoral.
Yang perlu diketahui disini adalah bukan kesalahan mereka sepenuhnya jika itu (aksi anarkis) terus terjadi dan berkembang, untuk itu mari sama-sama kita tinjau kinerja mereka (para politisi pendidikan). Dalam artian begini, kontribusi apa yang sudah dilakukan pihak berwajib dalam meluruskan sistem pendidikan di negeri kita, apa upaya mereka dalam mengurangi aksi tersebut?
Di Indonesia, sistem pendidikannya bisa dibilang sangat tidak menjadikan landasan dalam mengembangkan bakat, kreativitas, sumber daya, dll. Lalu, timbul pertanyaan seperti ini, apakah anda yakin dengan yang anda sampaikan?
Oke, sekarang silahkan diperhatikan lingkungan pendidikan anda baik keluarga, sekolah, kampus dan dimana saja. Apakah tolak ukur yang digunakan? pasti jawaban kesemua itu adalah "Nilai" . Ya nilai menjadi tolak ukur suatu kepintaran dan kemulusan dalam proses pembelajaran, sedangkan sudah menjadi rahasia umum nilai yang berpengaruh besar dalam dunia korupsi. Semakin besar nilai yang dikorup maka semakin besar jabatan yang didapat, lalu apa hubungannya dengan sistem pendidikan? Sangat berpengaruh menurut pandangan saya, ketika seseorang dalam masa pendidikan ia tidak akan bisa mengembangkan suatu keahliannya jika ia terus terikat dengan sebuah nilai.
Contoh begini, salah seorang siswa mampu menguasa pemahaman tentang tindak sosial, ia mampu melakukan hal yang bersifat positif dalam pengendalian sosial. Namun ia tidak ahli dalam teknik komputer dan matematika, namun disekolahnya ia dipaksa memenuhi kriteria penilaian untuk suatu kelulusan. Yang memaksanya membuat tugas-tugas yang ia tidak paham dan tidak dikuasai serta menghasilkan penilaian yang buruk, dan ini berdampak pada masa setelah kelulusannya. Mengapa? Karena sistem penerimaan kerja di Indonesia juga hampir 70% menerapkan sistem lihat nilai.
Sudah seharusnya para dewan, menteri, dan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan harus memikirkan jalan alternative untuk sebuah sistem pendidikan yang kurang untuk membangun Bangsa ini.
By : @mastom
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA
TERUS BERKARYA DAN TETAP SEMANGAT
Sudah saya tinggalkan jejak.
bersama #indonesia kita bisa!
Kami upvote yah..