Ini adalah akun Steemit saya yang ketiga, setelah akun-akun sebelumnya ditelan mesin Jahannam. Masing-masing dari dua akun sebelumnya tersebut memiliki cerita yang berbeda.
Akun pertama saya buat di suatu puncak malam, sekitar tiga bulan yang lalu, tepat ketika hujan sedang gugur di langit Jogja, dan saya telah roboh di pangkuan yang empuk; dewi kasur. I love you, mother kasur!
Saat itu, saya masih ingat, jarum jam pendek sedang bergerak menuju pukul 00:00 WIB, sedangkan jarum panjangnya masih memukul-mukul genit, memutar mengitari pangkalnya.
Sementara saya masih tidak tahu harus poklek apa. Untung saja ada hape, yang jenisnya sudah bisa digesek-gesek dengan ujung jari, hingga keluar bermacam-macam siaran luar. Ya, sebuah akun bernama facebook saya buka, hingga kemudian melihat satu tautan dengan nama situsnya; Steemit.com. Saya sungguh tidak menyangka, bahwa itu adalah situs yang begituan.
Rasa penasaran saya memuncak, berlari-lari, melompat-lompat, membentur dinding tembok setebal 70 centi, lalu jatuh lagi di atas kasur. Aduh, Enjoy. Setelah berdoa terlebih dahulu, saya pun membuka ini barang, dan setelah membaca isinya, rupanya tulisan yang begituan. "Ah, kalau begituan saya bisa lebih hot dan lebih crot lagi bikinnya" ungkap saya dalam hati.
Keingintahuan tentang situs itu pun berlanjut, hingga saya membuka google pencarian tautan yang berhubungan dengan Steemit.com. "Oh, mai caluek, ternyata menulis di situs tersebut dibayar dollar. Pantas saja tulisan yang saya baca barusan seperti ditulis di bawah tekanan, hingga keluar geuntot dan ek ciret tho".
Segera setelah itu saya mencoba membuat akun. Bukan apa-apa, saya pun punya geuntot dan ek ciret tho yang menurut saya lebih hot dan segar untuk dinikmati dan dibagi. "Steemian, tunggu aku, di ujung kakoh itu! Buka mata dan mulut kalian lebar-lebar".
Ek guda, rupanya membuat akun Steemit tidak semudah yang saya kira, kita disuruh tunggu berjam-jam hingga berhari-hari, sampai akun dikonfirmasi. " oke, saya tunggu!".
Saya mengira, akun akan dikonfirmasi besok, hampir saja saya murka; ingin menekan tombol hape dan menelfon Menkominpap untuk memerintahkan penutupan situs ini, dengan dasar lamban melakukan konfirmasi terhadap akun saya. Tapi kemudian niat itu saya simpan kembali, karena setelah tiga jam menunggu, akun saya dikonfirmasi. Saya rasa mereka tahu dari laporan intelijen Pyongyang, bahwa yang barusan melakukan registrasi adalah presiden Lempap.
Uhhh, begitu lega rasanya, akhirnya saya bisa begituan dan muncrat juga di ini barang. Tapi, uppzz, ekspresi hore itu kemudian berubah menjadi ekspresi murka, rupanya saya lupa menyimpan pasword yang diberikan. Saya kira mereka bercanda, dengan memberikan pasword yang hanya bisa dihafal oleh makhluk alien dan dedemit, apalagi itu hanya diberikan sekali, tidak bisa diganti. "Jahannam! Pue ipeulaku kee!"
Akhirnya niat untuk mendapatkan akun Steemit pun pupus, ditelan malam minggu yang merindu, serta malam jumat yang Yasinan. Hingga kemudian pada suatu malam di Banda Aceh, di sebuah toko berbintang dua yang dilengkapi jaringan wifi jarak lambat, ketika kepulangan saya untuk menjuri film pada Aceh Film Festival (AFF), saya pun didoktrin ulang, dengan program cuci otak yang lumayan garang.
Satu persatu ideologi tentang Steemit coba dimasukkan, dengan melibatkan banyak Steemian militan, saya tidak tahu mereka dari jaringan mana, entah dari jaringan laba-laba atau jaringan kadra. Yang pasti, saya pun terdesak untuk bikin akun lagi. Kali ini dengan sangat hati-hati, pun tanpa ragu untuk dikonfirmasi, karena merasa sudah kenal operator. Ya, lumayan, saya pun hanya menunggu beberapa jam saja.
Setelah dikonfirmasi, segera saja saya simpan pasword bikinan enstein itu di inbox salah satu akun sambil mondar mandir kegirangan. Setelah itu lalu mencoba buka akun tersebut untuk menulis tulisan yang pertama.
Sehari telah lewat, komentar ucapan selamat datang pun banyak berdatangan, saya seperti menjadi manusia paling mulia di muka bumi. Ya, di Aceh sepertinya para Steemian merasakam itu. Mereka merasa bahwa dengan menulis di Steemit, masa depan mereka lebih menjanjikan dan lebih gaul, cool, dan ek manok ciret. Sedangkan yang tidak punya akun Steemit, mereka dianggap tidak lebih dari generasi rante bui (rantai babi). Makanya saya dibaiat untuk bergabung. Alhamdulillah.
Tapi sungguh celaka, baru beberapa hari bergabung menjadi jamaah Steemit, hape saya pun keunong taeun dan sawan (salah satu penyakit yang berasal dari virus mematikan), hingga ketika berganti hape dan membuka itu barang kembali, serta mencari dimana pasword itu disimpan, anehnya tidak ditemukan, jahannam. Rupanya ketika proses menyimpan, saya sedang berada di tempat yang tidak terjangkau jaringan internet. Pue jaringan ipakek, ek putoh ipok le aneuk bileh. That geupap!
Nah, ini adalah akun saya yang ketiga, setelah kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan misi yang tertunda. Di sini, hampir 20 orang telah saya baiat untuk membuat akun Steemit, dalam waktu dua minggu. Saya melakukan itu sebelum membuat akun ini. Seharusnya dalam hal ini saya mendapat bonus dari siapapun yang bertanggungjawab terhadap kemajuan Steemit di muka bumi ini. Mungkin bisa lewat upvote, komentar, ataupun dengan cara lainnya, ya?
Oh, ya! Ketika saya bikinkan akun terakhir ini, terdapat cerita yang lebih menarik, lebih jahannam dan lebih mistik tentunya. Tapi sayang rasanya bila yang baca, upvote, serta yang komentar itu sedikit, karena tidak banyak yang follow. Ayo, bantu share dan follow ya, Lempap. Makacih banyak-banyak!.
Luar biasa brother
Salam lempap beh..he
Salem Lemp! Wal pap lah ala kita semua. Bravo!
Hhhhh..salam putar balik..he
Selamat datang kembali mas lempap..heheh
Terimakasih bro faisalilyas, salam lempap.
Lempap budoklah seorang presiden yang tak punya asisten penghafal pasword steemit.
Hhhhhh,,,ini sudah ada teknik menghapal yang jitu, tidak bakal lupa lagi..he
wes kop bereh kana lempap main steemit nyan ka meu syehu ban sigom nanggroe. . .
selamat bergabung lemmmm pappp
Hhhh..terimakasih sambutan karpet merahnya, salam lempap..he
Han èk ta polo, ureung-ureung seut. That grupap. 😂
Hhhhh,,, nyoe akun terakhir, setelah ini tutup kitab..he
Iputa prut teuh bak ta baca perkenalan @kitablempap hahahahaaa
Hhhhh..meuglang te bacut tulisan beh..sedia ubat ciret..he
Hahaha...
That na teuh
Hhhhhh..bergabung kembali, salam koprol..he
Harusnya kalau disimpan di email password tidak bilang. Saya menyimpan di dua tempat sekaligus: note hape dan email. Btw, cara menulisnya sungguh kocak. Saya upvote nih.
Kemarin saya belum punya ide begitu bang,,he. Trimakasih apresiasinya bang @musismail
Sangat meu "lempap" hahahah
Salam kopap bro..he
Follow balek, biar kita bisa ber Wageupap di steemit ini.
Siap, kalheuh lon polback beh..he
Got that meu-lempap...hahaha...
Hhhhh..bacuuttt..he
Hahahah..
Han ek ta khem pih..
Seulamat datang kembali pak president lempaaap!
Selamat dan terimakasih karpet merahjih rakan..hhe
bereh tat
Thxs @andrimunazir..saleum.
saleum..
sangat Jahannam, Aku Sudah di dalam sejak hari ini, mana aku Vote untuk daging megang, Hah
I Vote for something Heavy Hell
Hhhhh...neuvote aju pat pat yg icunggok...hhhh
terbawa kealam lempap bacanya bg....
Hhhhh..trimakasih rakan..semoga berkenan..he