(Foto oleh Kak Nanda, FAMe)
Kali ini adalah pertemuan kedua saya di kelas menulis FAMe setelah beberapa kali absen dari pertemuan-pertemuan FAMe yang lalu. Pertemuan hari ini dimoderatori sendiri oleh kak Asmaul Husna yang tulisan-tulisan opininya telah melalang buana di Serambi Indonesia dan media cetak nasional lainnya. Pertemuan FAMe kali ini yakni mengkaji tentang teknik penulisan opini.
Secara umum opini sendiri berarti pendapat, ide, atau pandangan terhadap suatu fenomena dalam masyarakat dengan merefleksi fenomena tersebut.
Dalam menulis opini hal pertama yang kita lakukan adalah menulislah dengan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita terlebih dahulu. Yakni tidak perlu mengambil bahasan yang terlalu jauh, jika di sekitar kita lebih banyak yang bisa kita jadikan sebagai referensi atau sumber untuk menulis.
Mengulang dari pembahasan kak Asma, yang dimulai dari pembahasan struktur anatomi opini yakni tentang judul opini, masalah dalam opini , serta penutup. Judul opini sebenarnya dapat ditentukan sebelum atau sesudah kita membuat tulisan kita. Tergantung mana yang menurut kita lebih mudah untuk kita tulis.
Kedua masalah, masalah itu dapat kita dapatkan dari manapun. Kalau kata pak Ade di FAMe, 'lingkungan kita ini adalah laboraturim masalah.'
Ketiga adalah penutup.
"Menulis itu mudah", itulah kata-kata yang sering keluar dari ucapan kak Asma.
Sungguh kata yang ingin selalu terngiang di kepala ketika merasa bosan menulis.
Tahap selanjutnya Kak Asma mengkaji tentang persiapan dalam opini.
Yang pertama yakni ide. Ide itu munculnya seringkali tidak direncanakan. Ide bisa saja muncul ketika kita membaca buku, ketika lagi jalan-jalan, dan bahkan ketika membaca-baca status orang lain di media sosial. Tergantung bagaimana kita bisa peka terhadap fenomena yang terjadi dalam lingkungan kita.
Kedua menguji ide. Dalam menulis opini menguji ide menjadi sangat penting, dikarenakan pendapat atau ide dari tulisan harus sesuai porsinya. Analoginya seperti ini, ketika kita membuat resep kue bolu, maka buatlah terlebih dahulu kue bolu tersebut sesuai dengan takaran yang tepat agar tidak bantet. Sama halnya juga dengan ide, ujilah terlebih dahulu. Jangan membuat orang lain tersesat dengan ide dalam tulisan kita. Kalau kata Kak Asma, 'kalau ingin tersesat, tersesatlah sendirian jangan ngajak-ngajak.'
Ketiga memilih topik. Dalam memilih topik, alangkah baiknya dikaitkan dengan bidang yang dikuasai. Dan juga pilihlah topik yang sedang tren atau kekinian.Keempat mengumpulkan data. Mengumpulkan data bisa saja dari lembaga resmi atau juga dari pengalaman kita. Karena pengalaman juga merupakan data yang penting dalam sebuah tulisan opini.
Kelima yakni kerangka tulisan. Stategi dalam membuat kerangka tulisan bisa kita buat di catatan kecil dengan menuliskan kata kuncinya saja.Selanjutnya keenam yakni penutup. Dalam penutup sebuah opini sebaiknya diberikan solusi. Karena sebuah tulisan yang baik tentunya dapat memberi solusi yang dapat direflesikan bagi penikmat tulisannya. Jangan hanya sekedar mengusutkan benang-benang ide dari asumsi kita jika tanpa solusi.
Terima kasih untuk hari ini FAMe.
Mengutip kata-kata dari Kak Asma :
"Dalam menulis tak perlu mengalahkan oranglain, tetapi kalahkah diri sendiri untuk tetap konsisten"
Sungguh kata, yang membuat saya semakin salut sama Kak Asma..
Semoga kata kak Asma menjadi penyemangat bagi sahabat Steemian dan sahabat literasi untuk terus menulis..
Menulislah menggunakan metoda "free writing". Insya Allah semuanya menjadi mudah.
Salam pena kreatif dari Bandung untuk Indonesia.
Salam kembali @jharyadi.
Terima kasih sarannya
Kalau ada waktu, silakan berkunjung ke blog saya @jharyadi. Saya senang kalau mbak @karinasalsalina mau mampir dan berkomentar di sana.
Salam pena kreatif