Hari ini akan menjadi hari kemarin dan hari esok adalah teka-teki yang mungkin tidak bisa kujawab dengan gamblang. Sama seperti langkahku hari ini telah menjadi langkah kemarin, tidak akan bisa kurekam dengan nyata dimana jejak kakiku esoknya melangkah.
Akhir tahun musim ini tampaknya masyarakat Aceh sedang berduka dengan munculnya beragam bencana alam mulai dari tanah longsor di daerah dataran tinggi Gayo, banjir di Aceh Utara, serta angin puting beliung yang juga melanda salah satu pedesaan yang berada di Lhoksukon serta Bireun.
Kehadiran bencana alam tentu tidak satupun manusia yang mengharapkannya. Namun seringkali kehadiran bencana alam dianggap sebagai ‘kutukan’ yang datang dari Tuhan. Banyak yang seringkali tidak sadar atau tidak paham bahwa aktivitas manusia merupakan salah satu penyumbang terbesar kerusakan pada alam yang mendatangkan bencana.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin berbagi pengalaman bahwa kedatangan bencana alam bukan membuat kita jadi manusia yang lemah, melainkan menjadi pribadi yang tahan banting terhadap segala kondisi atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan.
Hal yang pertama, kehadiran bencana mengajarkan kita untuk tidak lupa untuk terus bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Masih bisa makan dan minum. Masih bisa terlelap meski tempat yang biasa tubuh ini kita rebahkan dengan sesuka hati di rumah sendiri, kini terlelap seperti ‘susunan ikan kembung’ saling berdempetan.
Kedua, mengajarkan kita menjadi pribadi yang humble (rendah diri) karena sudah terbiasa dengan kekurangan yang tidak didapatkan selama di pengungsian.
Ketiga, belajar menghargai. Yapp, pengalaman saya hidup di pengungsian kurang lebih 2 tahun menjadikan saya pribadi yang kebal terhadap bully. Cemooh dari orang lain sering saya dapatkan sebagai anak pengungsian. Sakitkah di bully?.. Sudah tentu. Tapi bully , membuat saya belajar cara menghargai orang lain. Saya rasa ada banyak manfaat luar biasa yang juga sahabat Steamian pernah alami ketika mengalami bencana alam.
Saya hanya ingin mengingatkan kembali, belajarlah pada setiap peristiwa yang pernah kamu alami baik orang lain alami. Makan semua peristiwa itu bak makan permen nano-nano. Ada manis, asem, asin rame lah pokoknya. 😂😂
Ketika saya SMA dulu, guru idola saya, ibu Nelli Saragih pernah kasih wejangan, “ jika pengalamanmu tak cukup untuk kau jadikan pembelajaran, maka belajarlah dari pengalaman orang lain” sungguh kata yang membuatku terkesima kala ia mengatakannnya..
Akhir kata, karena kita adalah manusia yang diberi akal dan pikiran mahadahsyat dari Tuhan. Jangan terlalu galau ketika bencana datang. Teruslah berusaha dan ‘ positive thinking’ dalam segala peristiwa yang dilalui.
Semoga kamu, kamu disana menjadi pribadi yang tahan banting ya…
😉😉
Upvote y
Terima kasih
Good! Sudah ku upvote yakk..
Lebih bagus kalau sekiranya pada foto yang digunakan (misal bukan hasil jepretan sendiri) agar dicantumkan sumbernya rin..
Terus menulis yak!!😉
Hahhaa makasih makwoo..
Iya tadi lupa gmbarnya dari lipsa apa dari anak ldf..
Soalnya langsung tersimpan di galeri
Wkkwkwk sippp makwo.. 😉😉😉
Congratulations @karinasalsalina! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got your First payout
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP