Jakarta, sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia merupakan kota terpadat di Indonesia. Kota yang menjadi destinasi warga negara Indonesia dari berbagai penjuru negeri untuk mengadu nasib keberuntungan. Sebagai destinasi urbanisasi Jakarta tentunya sangat padat, berbagai suku ada di sana. Hampir setiap sudut Jakarta selalu dipadati penduduk, ada yang sudah berhasil menggapai impian di Ibukota Negara, dan ada yang masih tertatih berusaha keras menggapai impian, sebagaimana janji-janji yang mereka dapatkan dari orang-orang yang membawa ke Ibukota.
Seperti halnya orang-orang yang saya temui di seputar Monumen Perjuangan yang terletak di diantara Pusat Pasar Senen dan Stasiun Kereta Api Senen. Hiruk pikuknya orang-orang dengan beragam aktifitas dapat kita temui, seperti pedagang, tukang ojek, pemulung, pengemis, para warga yang tengah menunggu angkutan kota maupun lalu lalang orang menuju stasiun kereta api.
Sekilas tentang Monumen Perjuangan Senen dan Kondisi Terkini.
Monumen Perjuangan Senen yang di resmikan pada tanggal 2 Mei 1982 ini di buat untuk mengenang perjuangan masa revolusi dimana rakyat berjibaku dan bersatu padu melawan tentara pendudukan Belanda yang menguasai Jakarta. Konon Patung Monumen Perjuangan Senen ini dibuat dengan beton cor bubut batu semen yang didatangkan dari Kabupaten Sleman, Jawa Tengah serta dibuat gaya realistis dengan skala patung sosok orang dewasa setinggi 2 meter dan sosok anak-anak setinggi 1 meter. Pada saat pembuatan patung ini dilakukan di Sanggar Pucuk Citra.
Berikut situasi dan kondisi di sekitar Monumen Perjuangan Senen saat siang dan malam hari :
Patung pada Monumen Perjuangan menggambarkan persatuan rakyat Indonesia pada saat masa-masa perjuangan melawan kolonial Belanda. Monumen ini dibangun untuk mengenang berbagai peristiwa perjuangan yang pernah terjadi di daerah Senen dan sekitarnya
Suasana di pagi hari, sesaat setelah area monumen dibersihkan dari sampah oleh petugas kebersihan
Barisan tiang-tiang monumen menggambarkan rapat dan teguhnya barisan perjuangan rakyat Indonesia.
Suasana hiruk pikuk warga Jakarta di seputaran Monumen Perjuangan.
Diantara tiang-tiang monumen, banyak kita temui para penjaja jasa pijat, umumnya untuk para lelaki/kaum bapak.
Duduk lesehan bersama kolega/keluarga sambil menikmati secangkir kopi sambil ngobrol dan bercengkerama.
Suasana malam digunakan untuk bersantai sambil menikmati suasana malam di area monumen.
Aktifitas warga pada malam hari, memanfaatkan taman Monumen Perjuangan sebagai sarana rekreasi bersama keluarga, sarana olah raga, tempat mencari nafkah, beraneka ragam aktifitas malam dapat kita lihat di taman Monumen Perjuangan ini. Terlepas terawat atau tidaknya monumen ini, kita tetap harus menjaga kelestarian Monumen sebagai simbol mengenang begitu gigihnya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda.
Thanks to Steemit Indonesia Community Special to Curator @aiqabrago , @levycore and @jodipamungkas who have supported me to be able to produce the best work for Indonesia.