Melawan Dungu, Kadal Menentang Buaya

in #indonesia7 years ago

Zhan Yu komentator the art of war abad XI pernah berkata, menyerang kekosongan dengan kepenuhan, sama dengan melempar telur dengan batu. Itulah yang dilakukan kadal ketika mengalahkan buaya.

Tulisan ini lahir ketika mendengar lagu buaya dimakan kadal karya mendiang Ari Wibowo. Ingatan saya kemudian mejalar hingga ke sebuah kisah klasik di Aceh tentang kadal menentang buaya. Kisah ini hanya tamsilan tentang bagaimana ide kreatif si lemah mengalahkan kedunguan si kuat.

Kisah ini bermula ketika kadal yang kecil jatuh dari dahan ke sebuah rawa. Di sana ada buaya yang sedang mengitip mangsa. “Lemah betul lompatanmu kadal, maka rasakanlah sakitnya jatuh,” ledek buaya.

Kadal yang kesakitan bergegas ke darat. “Aku lebih kuat darimu, tubuh kecilku mampu menyeretmu ke darat,” kata kadal sambil berlalu. Buaya tertawa, tapi kadal terus menantangnya. Besok mereka akan berlomba tarik tambang.

ilustrasi kadal.jpg
Pose kadal. Repro: Google

Ketika menuju semak, kadal hampir terinjak kerbau liar. “Jangan halangi jalanku, kau bisa terinjak kuku kuatku,” hardik si kerbau. Kadal kaget, ia pun kembali mengeluarkan tantangannya. “Aku memang kecil, tapi kekuatanku bukan hanya bisa mencabut kukumu, tapi juga mematahkan kedua tandukmu,” kata kadal. Keduanya berdebat, dan sama seperti dengan buaya, kadal menantang kerbau duel tarik tambang.

Esoknya, kadal membentang seutas tali, satu ujung ke rawa, satu lagi ke semak. Di pinggir rawa ia berkata pada buaya. “Nanti kalau kubilang tarik, tariklah, kita akan lihat siapa yang lebih kuat, kau atau aku,” kata kadal.

Hal yang sama juga dilakukan pada ujung tali satu lagi. Kerbau diminta menarik tali ketika sudah diberi aba-aba oleh kadal. Maka, kadal pun masuk ke semak memberi kode. Buaya dan kerbau saling menarik tali tambang, keduanya sama kuat, tali putus.

Kadal menghampiri buaya membawa ujung tali yang putus. “Bukankah sudah kukatakan aku bisa menyeretmu ke darat, untung talinya putus,” kata kadal. Buaya yang kelelahan pun mengut-mangut mengakui kekuatan kadal. Pengakuan yang sama juga diberikan oleh si kerbau.

Begitulah dalam hidup ini, si kecil yang kita anggap lemah, kadang memiliki kekuatan pikiran dan ide cemerlang yang mampu mengalahkan kekuatan otot. Jadi, jangan pernah meremehkan si kecil, dan jangan jadi dungu untuk larut dalam permainan orang lain. Mari terus melempar telur dengan batu, eh salah, mari terus menyerang kekosongan pikiran lawan dengan kepenuhan ide kreatif, sebagaimana kata Zhan Yu yang saya kutip di awal pembuka tulisan ini.

Sort:  

Mantap kawan...

Terimakasih sudah membacanya. Moa ide ide kreatif terus mengalir

Sebuah cerita yang menarik dan inspiratif. Kita bisa saja melihat tampilan fisik seseorang itu lemah, tapi jangan lupa, dia mungkin punya otak yang lebih cerdas dari kita.

Betul. Makanya kita tidak boleh dungu.

Begitulah dalam hidup ini, si kecil yang kita anggap lemah, kadang memiliki kekuatan pikiran dan ide cemerlang yang mampu mengalahkan kekuatan otot. Jadi, jangan pernah meremehkan si kecil, dan jangan jadi dungu untuk larut dalam permainan orang lain

olah beuteuga. Memang bereh si kadal

Asai na tupong syit jeut taolah, tawot kiban nyang heut