Maknyusnya Mi Kocok Idi Rayek

in #indonesia6 years ago

IMG20180427121343.jpg
Mi kocok Idi Rayek yang maknyus

APA yang bikin aku kangen pulang ke Idi Rayek? Salah satunya ya karena mi kocok di depan Tepekong ini. Setiap pulang ke Idi Rayek, aku selalu sempatkan untuk makan mi kocok ini. Di Banda Aceh ada sih mi kocok, tapi cita rasanya tidak sesuai dengan lidahku.

Dari Kamis-Minggu, 26-29 April 2018, aku pulang ke Idi Rayek karena ada urusan penting. Sejak awal keberangkatan ke Bireuen-Lhokseumawe beberapa hari sebelumnya, aku sudah kepikiran untuk lanjut perjalanan sampai ke Idi, tapi entah mengapa niat itu tiba-tiba urung. Namun di malam terakhir di Lhokseumawe, Ibu menghubungiku dan memintaku pulang ke Idi. Ya, Allah selalu tahu apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Dia tahu aku rindu kampung, tapi aku juga perlu alasan untuk pulang. Maka 'urusan' itu menjadi alasannya.

Jumat pagi, Ibu menyusul ke Idi karena urusan itu ternyata nggak bisa kalau tanpa Ibu. Jumat siang, setelah semua urusan selesai, aku dan Ibu mampir ke toko Uroe Malam di Jalan Iskandar Muda Idi Rayek. Toko ini berhadapan persis dengan tepekong atau Vihara Murni Sakti. Vihara atau kelenteng yang diklaim sebagai kelenteng tertua di Asia Tenggara, dibangun pada tahun 1880 ketika wilayah Idi berada di bawah kekuasan Tuanku Chik bin Guci.

Di toko inilah mi kocok langganan kami selama bertahun-tahun dijual. Rasanya belum sah pulang ke Idi kalau belum memanjakan lidah dengan jajanan yang satu ini.

IMG20180428153733.jpg
Vihara Murni Sakti. Tahun 1998 vihara ini menjadi korban kerusuhan massal, tapi kini sudah direnovasi kembali

Saat aku dan Ibu tiba, Kak Ida langsung memamerkan senyum semringahnya. Sebagai langganan setia, walaupun mampirnya cuma sekali setahun, dia tetap mengenali kami rupanya. Akupun langsung mengeluarkan ponsel dan mengambil beberapa gambar sebelum mati total karena dayanya sudah sangat kritis.

"Hana iyue senyum tanyoe..." kelakar Kak Ida.

"Hana payah senyum, bah natural," balasku.

Obrolan kami mengundang senyum dan rasa penasaran dari pelanggan lainnya. Sejumlah pelanggan terlihat mengantre. Karena menjelang waktu salat Jumat, para pelanggan umumnya perempuan, hanya ada tiga pria yang tak lama kemudian langsung pergi setelah pesanan mereka siap dibawa pulang. Aku memesan dua porsi mi dan dua gelas teh dingin untuk disantap di tempat. Turut memesan dua bungkus pecal dan delapan bungkus martabak untuk dibawa pulang.

Di warung ini, selain dijual mi kocok juga tersedia makanan lainnya seperti mi Aceh, pecal dan martabak.

Apa yang Istimewa dari Mi Kocok Idi?

IMG20180427120823.jpg
Antre...antre...antre....rela antre demi mi kocok Kak Ida

Enak atau tidaknya suatu makanan itu memang sangat relatif. Sebelum mencoba mi kocok Si Doel dan mi kocok Awak Away di Banda Aceh, lidahku sudah terlebih dahulu mencecap mi kocok Idi Rayek yang menurutku rasanya bukan cuma enak, tapi enak banget. Makanya, meski sudah belasan tahun menetap di Banda Aceh, mi kocok Si Doel belum jadi favorit. Bahkan bisa dihitung dengan jari berapa kali aku menyantap mi kocok tersebut. Begitu juga dengan mi kocok Awak Away, yang belakangan menjadi alternatif, tetap belum bisa menggantikan posisi mi kocok Idi hehehe. Bukan fanatik, tapi begitulah rasa, sukar tergantikan.

Bagaimana dengan mi kocok Blang Pidie? Ya, rasanya memang enak, apalagi dengan sajian utama berupa mie kwetiau yang gemuk pipih dan kenyal, dengan kuah kental dan taburan bawang goreng yang harum. Tapi yang nomor satu di hatiku ya tetap mi kocok Idi.

IMG20180427120603.jpg
Warung Uroe Malam tempat 'praktik' mi kocok Kak Ida

Mi kocok ini disajikan dengan hidangan utama berupa mi kuning dengan ukuran khusus, mirip mi untuk mi so, teksturnya lembut. Campurannya ada tauge, kentang rebus, telur, bawang goreng, dan kerupuk merah. Kemudian disiram dengan kuah ikan yang kental dan gurih, warnanya kekuningan. Kuah kental inilah yang bikin nggak tahan untuk segera melahapnya. Slruupp.... nyam nyam...

Yang suka berburu wisata kuliner, aku rekomendasikan untuk mencicipi mi kocok Idi ini. Kalau kalian main-main ke timur Aceh, singgahlah di Idi dan rasakan lezatnya mi kocok ini. Abaikan tata letak toko yang secara penampakan memang agak awut-awutan hehehe. Soal ini aku setuju dengan tagline sebuah iklan kecap, rasa memang nggak pernah bohong. Selamat ber-wiskul ya guys...[]

Sort:  

Kk jadi jarang banget makan mie kocok sejak tinggal di Bandung. Bukan karena di Bandung ga ada, tapi ternyata walau namanya sama, tapi rasa dan penyajiannya berbeda sekali. Mie kocok yang di sini, belum mampu menggantikan mie kocok yang di Aceh, terutama yang di si Doel.

Nah, mungkin kalo makan mie kocok yang Ihan bilang ini, kk pun akan jatuh hati, deh! Soalnya baca review Ihan ini, jadi kepo gimana sih enaknya ini, sampai mie kocok si Doel aja kalah nendangnya.. Sayang, Idi Rayeuk itu jauh kali dari Banda Aceh ya? Huhu

Kuliner itu soal cita rasa kan kak? Yang terbiasa dengan si doel punya barang, nggak enak dia makan mi laen hahaaa

Hmm..pulang kampoeng tapi nguliner ni yes?

Hahahah....iya....karena memang pulang kampung kemarin untuk bernostalgia....

Mangat tat

berat mangatnya hehehehe

Duuuuuh, aku rasa aku harus makan mie kocok di kampungmu Ihan. Sampai terbit air liurku saat melihat fotomu dan membaca narasimu.

Iya....kalau udah coba pasti jatuh cintrong.....

Sore2 begini pasti enak makan mie kocok

Apalagi kalau ada yg traktirin
Hehhehe

traktirin mi kocoknya sih nggak mehong, ongkos ke Idinya nih hahahha....ayo kita cari sponsor...

Wedehh, kayak ya yang lagi traveling enuak tenan ya kak. Dua hari yang lalu sempat buat Ida ngiler saat membaca postingan sebelumnya, plus gambarnya.
https://steemit.com/food/@ihansunrise/apam-keubeu-abua-usman-idi-rayek.

Sekarang ini nih, Mie Kocok Idi Rayek. Udah ngencesss nih kak, hehehe 😊

hahhahaha emang itu mie enak kali....cuma sayang, pulang ke Idi-nya jarang-jarang....

Ish, kak Ihan bikin lebih ngencesss nih. Dosa loh kak kalau buat orang ngencesss, hehehe 😂

Mie kocok Kak Ida ada di Idi. Cocok jadi jargon ya. Hehehe. abaikan saja komen ini :'D

Hehehe, jangan lah diabaikan. Memang cocok nih kayaknya dijadikan sebagai jargonnya, hehehe.

Ida Idi hihihihihi......

Jgn lupa nyobain mi kocok grugok juga kak ihan 😁

Grugok itu di Bireun yaa harusnya sih kemarin yaa...tapi nggak masuk daftar itinerary...hadusss....inilah tanda harus balik ke Bireuen

Yap betol kak Ihan, 😁

Yap betol kak Ihan, 😁

Kalau balik ke Banda, jangan lupa bawain mie kocok yang itu ya..hehehe..

buat Furqan, semua aku bawain hahahah

Aceh hebat sekali dengan Mie Mie-an nya. sehingga produsen indomie merasa perlu untuk membuat salah satu produknya dengan tema rasa Mie Aceh.

Nice Post @ihansunrise ...

Ihan pernah coba mi aceh kemasan itu... Rasanya jauh kali hahaaaa

Alhamdulillah belum kak, semoga nggak pernah coba hahaha, takutnya merusak rasa yang tertinggal di lidah tentang Mie Aceh.

Saya pernah mampir menikmati Mie Kocok di Tamiang. Kuahnya seger dan lauknya pun ramah kantong dan membuat kenyang. Sayangnya cuma sekali mampir dan lupa pula bertanya nama tempatnya. Yang teringat hanya waktu itu sedang ada perbaikan jalan di sepanjang jalan depan tokonya, dan kemungkinan besar itu kawasan pasar.

itu di Kuala Simpang paling ya? Lumayan jauh dari Idi.

Bang @akbarrafs, Aci cek tiket air Asia pajan promo u idi, payah coba nyoe

Wah wawasan kuliner saya tercerahkan kembali. Ternyata banyak sekali varian mie kocok di Aceh. Dan ini warna kuahnya kuning, seru pasti rasanya. Saya masih penasaran dengan kaldu ikannya ,biasanya kan kaldu udang atau sapi

Rasanya gurih.... Pokoknya enak hahaaa