Mungkin tak butuh waktu setengah abad lagi untuk membuat hewan ini musnah dari muka bumi. Trenggiling atau Manis Javanica alias Tailek dalam bahasa Aceh dua puluhan tahun yang lalu masih sering terlihat di sekitar rumah saya. Kebetulan di belakang rumah saya ada sungai, bila air sungai banyak hewan bersisik itu sering muncul, bila diganggu ia akan menggulung diri seperti bola.
Menurut orang tua, trenggiling bisa saja menggulung badannya di kaki kita, untuk melepaskan gulunganya kita perlu menyalakan daun kelapa kering dan mengasapinya di bawah makhluk itu. Dulu saya sering melihat sisik binatang tersebut dipakai sebagai liontin anak kecil atau sebai gelang yang dikaitkan dengan benang. Konon katanya bisa menjadi obat. Tapi belakangan tidak pernah saya lihat lagi.
Harga daging dan sisiknya yang mahal membuat binatang tersebut terus diburu, meski telah masuk dalam jajaran binatang yang dilindungi di Indonesia.
Mungkin populasinya saat ini semakin sedikit, ini bisa dilihat dari binatang tersebut yang tidak pernah muncul lagi di dekat rumah saya. Tak pernah terdengar lagi orang tua yang becerita tentang cara melepaskan kaki dari lilitan trenggiling. Mungkin anak cucu kita hanya akan mengenal binatang tersebut dari gambar saja.
Haruskah kita biarkan itu menjadi kenyataan?
Binatang yg kuat menghadapi musuh
Keberadaannya semakin sedikit sepertinya, Bang. Salam kenal.
Bak Gampong long na
Pat nyan, Bang?