Drawing Japanese Woman Archer

Kyūdō is a martial art archery from Japan, which is adapted from kyūjutsu, that is traditional martial arts archery from the Samurai. This martial arts have a long history, starting from the Genpei War period 1180-1185, where the needs of the arhers riding are required and the formation of this horsemen is initiated by Ogasawara Nagakiyo who teaches yabusame (archer riding arts).

Kyūdō adalah seni bela diri memanah dari Jepang, yang diadaptasi dari kyūjutsu, yaitu tradisional seni bela diri memanah dari kaum Samurai. Seni bela diri ini memiliki sejarah panjang, dimulai dari jaman Perang Genpei tahun 1180-1185, yang mana kebutuhan para pemanah berkuda diperlukan dan pembentukan pasukan pemanah berkuda ini diprakarsai oleh Ogasawara Nagakiyo yang mengajarkan yabusame (pemanah berkuda).

At the time of Sengoku in Japan, the martial arts of archery developed and emerging archery schools such as Heki-ryū Chikurin-ha, Heki-ryū Sekka-ha and Heki-ryū Insai-ha, which still exist today. In the 16th century the arrival of the Portuguese who introduced firearms, made the existence of martial arts is threatened, because the victory of firearm troops Oda Nobunaga prove that firearms are more effective than the bow.

Pada jaman Sengoku di Jepang, seni bela diri memanah berkembang dan muncul sekolah memanah seperti contohnya Heki-ryū Chikurin-ha, Heki-ryū Sekka-ha dan Heki-ryū Insai-ha, yang sampai saat ini masih ada.

In the 17th century after the daimyo war in Japan was over, this martial arts arts developed and used by people outside the Samurai class. The use of martial arts is also sometimes performed in religious ceremonies and games of agility using weapons. In the era of meiji (1868-1912) the Samurai class was removed and this threatened the existence of martial arts. To prevent the loss of Kyūdo's art, the kyūdo masters gather to save this martial arts. Finally, All Japanese Kyūdō Federation (Japan: Zen Nihon Kyūdō Renmei) was formed in 1949 and by 2015, it already has over one hundred thousand active members.

Pada abad 17 setelah perang para daimyo di Jepang telah berakhir, seni bela diri memanah ini berkembang dan digunakan oleh masyarakat di luar kelas Samurai. Penggunaan seni bela diri memanah ini juga kadang kala ditampilkan dalam upacara keagamaan dan pertandingan ketangkasan penggunaan senjata. Pada era meiji (1868-1912) kelas Samurai dihapus dan hal ini mengancam keberadaan seni bela diri memanah. Untuk mencegah hilangnya seni Kyūdo ini, para master kyūdo berkumpul untuk menyelamatkan seni bela diri memanah ini. Akhirnya All Japanese Kyūdō Federation (ANKF; Japanese: Zen Nihon Kyūdō Renmei)-Federasi Kyūdō Seluruh Jepang dibentuk pada tahun 1949 dan pada tahun 2015, organisasi ini sudah memiliki lebih dari seratus ribu anggota aktif.

Source :Kyūdō