Foto: Buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee.
Buku berjudul Gerakan Literasi di Bumi Pasee akhirnya rampung, diterbitkan pada awal Januari 2018. Kumpulan artikel karya guru hebat. Berisikan kisah-kisah inspiratif yang dapat memberikan motivasi bagi pembaca. Buku yang tergolong bagus layak dibaca untuk kalangan siswa, mahasiswa, guru, akademisi, pegiat literasi, dan penikmat buku.
Buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee karya guru yang penuh inspiratif berisi kisah bermakna, mendidik dengan metode dakwah Rasulullah, pengalaman guru daerah terpencil, kisah guru ketika mengajar yang mendidik dengan hati, semangat motivasi, menjadi guru yang disukai oleh murid, sejarah pahlawan Aceh, kearifan lokal tanah Serambi Mekkah, bahkan berisikan kisah pilu para guru.
Sebuah buku pembangun jiwa, didikan dengan bacaan. Guru mengajar dengan hati, mencerdaskan anak negeri. Guru juga mampu mengajar dengan pena (menulis), menuangkan ide dalam karya. Guru juga mengajar dengan menulis buku, luar biasa! Buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee karya puluhan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kab. Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
"Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca."
Begitulah sebuah peribahasa yang memberikan semangat bagi seseorang untuk mencintai buku, lalu membacanya. Buku merupakan kumpulan ide, tulisan karya sang penulis yang dibukukan secara sistematis, lalu dikemas secara rapi. Jadilah sebuah buku yang bagus. Itulah namanya buku.Menulis merupakan tradisi para intelektual sebagai salah satu cara yang ditempuh untuk mendokumentasikan ide. Sehingga ilmu para intelektual tidak hilang dari peredaran masa. "Menulis adalah tradisi mengikat ilmu dengan pena."
Dari sisi lain, menulis merupakan upaya penyelamatan gagasan para ilmuan agar tidak hilang ditelan zaman. Seperti yang terdapat dalam ungkapan bijak berikut ini "Ikatlah hewan ternak dengan tali agar tidak hilang, dan ikatlah ilmu dengan pena (menulis) agar tidak lenyap dari peredaran masa yang berjalan seiring waktu."
Penulis meninggalkan karyanya berpuluh-puluh tahun kemudian yang dapat dibaca oleh setiap orang. Namun alangkah eloknya jika buku itu ditulis oleh seorang guru. Guru mewariskan ilmu kepada ribuan muridnya, jika guru sekaligus penulis maka ia mewariskan ilmu dua macam sekaligus. Ia mewariskan ilmu kepada muridnya dengan mengajar serta mewariskan ilmu melalui bukunya kepada pembaca.
Foto: Hamdani kontributor tulisan Teungku Pang Husen Pahlawan dari Tanah Aceh dalam buku Gerakan Literasi di Bumi Pasee.