Siswa Belajar Lewat Mengajar
Jika hari-hari anak di kelas telah dibuka dengan menyenangkan, penuh empati, dan dengan kedisipinan yang tinggi, maka pembelajaran pun dapat dilanjutkan. Ada begitu banyak cara untuk mengemas proses belajar menjadi menarik dengan tetap menguatkan unsur mendidik bagi siswa. Salah satu contoh adalah dengan melibatkan berbagai pihak dalam proses pembelajaran. Jadi arus informasi tidak hanya lewat bimbingan guru namun dari berbagai pihak. Mengingat keberhasilan proses belajar tidak sepenuhnya berada di tangan guru, tetapi sinergi antara siswa, orang tua, dan guru.
Terjalinnya sinergi antara orang tua (keluarga) dengan guru (sekolah) dapat dicermati pada beberapa kegiatan kelas empat SIS berikut.
Apa yang dilakukan Ibu Terry selama mengajar di kelas empat misalnya, barangkali jarang atau bahkan belum pernah dilakukan para guru. Dia berinisiatif mengundang para orang tua untuk ikut belajar di dalam kelas. Mereka menyebutnya sebagai ajang open class. Mula-mula dia mengajak anak-anak untuk mendesain kartu undangan untuk orang tua masing-masing siswa. Isinya berisi permohonan untuk bersedia menghadiri satu sesi pembelajaran selama kurang lebih 90 menit. Setelah undangan disebar, pada hari yang ditentukan datanglah para orang tua, kakek ataupun nenek, bahkan para pramuwisma yang rutin mengantar siswa ke sekolah. Mereka masuk dan duduk selayaknya siswa di kelas empat. Setelah guru mengucapkan salam dan selamat datang, maka instruksi selanjutnya sangatlah jelas, yaitu para siswa harus mengajar siapapun yang mereka undang.
Berdasarkan daftar aktivitas dalam secarik kertas, siswa secara bergantian mulai mengajarkan para undangan tentang materi belajar di kelas empat. Beragam aktivitas pun membawa gelak tawa di antara siswa dan guru dadakan siang itu. Bukan hal yang mudah ketika anak kelas empat harus mengajarkan cara memainkan papan permainan matematika lengkap dengan aturan melempar dadu. Ada juga yang mengetes kemampuan mengeja (spelling) ibunya. Suasana kelas pun ramai. Penuh canda. Kadang terselip ucapan kekesalan siswa ketika orang tua mereka tak kunjung mengerti bagaimana menyelesaikan soal cerita matematika.
Rupanya apa yang dikehendaki Ibu Terry dari aktivitas tersebut adalah teknik evaluasi yang digali sehingga menjadi kreatif. Betapa tidak. Jika test tertulis ataupun lisan hanya menghadapkan siswa dengan guru untuk memberikan jawaban yang tepat, simulasi mengajar telah memberikan pengalaman dan juga cara ungkap baru bagi siswa. Menguasai suatu materi adalah hal yang diinginkan namun ketika mereka mampu menjelaskannya, mengajarkannya kepada orang lain adalah hal yang diimpikan.
Untuk mengenalkan siswa kepada kondisi langsung di masyarakat, tak jarang guru mengundang pihak luar untuk datang dan berinteraksi langsung dengan para siswa SIS. Suatu ketika misalnya, Ibu Kate mengundang lembaga swadaya masyarakat. Untuk mengenalkan siswa pada kehidupan penyelamatan hewan peliharaan dia mendatangkan BAWA (Bali Animal Welfare Association). Anak-anak dikenalkan cara merawat hewan peliharaan dan upaya-upaya penyelamatan hewan peliharaan yang terlantar. Agar siswa lebih paham tentang manajemen dan persoalan sampah, dia datangkan ECO Bali yang secara serius bergelut di bidang edukasi dan pengelolaan sampah plastik.
Selain itu ketika siswa tengah mempelajari bagaimana penjelajahan samudera dilakukan dan awal mula kedatangan bangsa barat di Indonesia, salah seorang orang tua siswa yang berkebangsaan Belanda tiba-tiba menjadi guru kelas empat selama dua jam pelajaran di suatu pagi. Pengetahuan siswa pun semakin lengkap ketika pada Perayaan Kemerdekaan Indonesia, dihadirkan salah satu pejuang kemerdekaan yang kini bekerja sebagai staff keamanan di sekolah. Lewat foto-foto ketika terjun langsung ke medan perang dan penjelasan yang disampaikan, siswa diharapkan dapat memahami bagaimana situasi dan kondisi di medan laga dan upaya Indonesia memeroleh kemerdekaan.
Jika setiap siang para siswa dengan penuh suka cita melahap bekal makanan yang mereka bawa, maka beberapa aktivitas juga dirancang agar lebih mendekatkan siswa pada dunia makanan dan pentingnya hidup sehat. Kegiatan dumulai dengan mendesain menu makanan sehat dalam kemasan. Diberikan keleluasaan berkreasi dengan bimbingan guru, ide-ide unik pun muncul. Ada yang hendak menciptakan makanan kemasan yang sepenuhnya hanya berbahan susu dan buah. Memodifikasi rasa sayuran agar diminati anak-anak, dan sebagainya. Intinya kegiatan merencanakan menu, menyusun desain kemasan produk, hingga mempresentasikannya di depan kelas cukup menantang siswa. Apalagi ketika kepala sekolah menyempatkan diri hadir dan berdialog saat presentasi membuat para siswa merasa kerja keras mereka dihargai dan diapresiasi.
Selain itu, guru juga mencoba memperkenalkan isu-isu kemanusiaan seperti tidak meratanya kesejahteraan dan ketercukupan pangan masyarakat. Isu krisis air bersih misalnya disimulasikan dengan cara meminta siswa membawa wadah untuk menampung air. Alat yang dibawa bisa berupa galon, ember, atau wadah lain yang cukup besar. Pertama, mereka wajib mengantri untuk memeroleh air bersih di satu-satunya keran air di sekolah dengan debit yang kecil. Kegelisahan pun mulai tampak ketika antrian siswa semakin mengular. Rupanya tantangan tak cukup sampai di sana. Tugas selanjutnya adalah membawa air yang telah didapat dengan jarak tempuh antara setengah sampai satu kilometer. Betapa susah payahnya siswa yang tidak terbiasa berjalan jauh dengan ditambah membawa seember air. Aneka keluhan pun keluar. Mereka berkali-kali berhenti untuk mengambil napas, hingga akhirnya berhasil mengitari beberapa kali halaman basket.
Selanjutnya guru menjelaskan bagaimana kondisi beberapa masyarakat di belahan dunia yang lain yang masih kesulitan mendapatkan air bersih. Tak jarang satu orang bertugas menyediakan air bagi seluruh anggota keluarganya. Intinya, melalui kegiatan tersebut siswa diimbau untuk menggunakan air dengan cermat. Sebab tidak semua orang mampu mendapatkan air dengan mudah, semudah memutar kran air di rumah ataupun sekolah. Jumlah air bersih yang terbatas hendaknya dihemat untuk kepentingan bersama. (Bersambung)
Congratulations @gustiguna! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP