Menjalani Hidup Dengan Jantung Bocor 5 cm

in #indonesia7 years ago (edited)

Pada kesempatan kali ini aku ingin sedikit bercerita tentang perjalanan hidupku, seperti posting pertamaku https://steemit.com/indonesia/@firdoank82/disaat-jalan-kaki-lebih-indah-dari-pada-naik-mercy

Aku terlahir dengan kelainan jantung bawaan atau orang biasa mengenal dengan istilah bocor jantung kehidupanku sejak kecil sama seperti anak yang lain hanya saja aku harus membatasi sedikit aktifitasku, aku harus menghidari pelajaran olah raga pernah suatu hari aku harus merasakan tamparan dari guru karena aku bolos jam pelajaran dan memilih dikelas dari pada kelapangan olah raga, guru tersebut menggangap aku merokok karena kebetulan ada beberapa siswa yang kedapatan merokok dikelas. 

Hari yang kulalui tanpa ada keluhan apapun karena aku selalu menjaga kesehatan termasuk memilih tidak merokok meskipun waktu Sekolah sampai kuliah aku selalu di ejek sama teman karena tidak merokok, katanya seperti perempuan saja dan aku tetap pada pendirianku biar saja mereka berkata apa saja.

Seiring waktu berjalan dan saat aku sudah menikah dan sudah di ada 2orang putri aku merasa gejalanya mulai terasa aku langsung teringat kata kata orang tuaku bahwa aku tidak boleh capek karena dulu aku sempat dibawa kedokter spesialis anak untuk diperiksa katanya aku ada kelainan jantung dan hanya sebatas itu saja penjelasannya, orang tuaku tidak sempat memeriksa aku lebih lanjut karena keterbatasan biaya dan pada saat itu belum ada BPJS seperti sekarang yang bisa berobat gratis tanpa biaya apapun. Aku mulai merasa sering kelelahan apalagi untuk naik tangga dan kebetulan aku sebagai guru honorer disekolah SMK yang mengajar mata pelajaran komputer menuntutku untuk setiap hari harus menapaki satu persatu anak tangga untuk mencapai laboratorium yang ada dilantai 2 untuk mentranfer sedikit ilmu komputer yang aku miliki untuk anak didiku, pada suatu hari pulang dari mengajar sesampai dirumah aku merasa sesak dan jantungku berdenyut sangat kencang nafasku hampir berhenti. Setelah kejadian itu aku mencoba untuk memberanikan diri memeriksa kesehatan jantungku ke dokter spesialis jantung yang kebetulan praktek seminggu sekali di daerahku, pemeriksaan pun dilakukan beberapa kabel pun di pasang di dadaku dan aku melihat selembar kertas keluar dan nampak garis grafik yang muncul disitu belakangan aku ketahui itu adalah EKG tes untuk merekam jantungku, dokter pun menyatakan jantungku bengkak dan telah membesar dokter menyarankanku untuk pemeriksaan lebih lanjut ke RS provinsi yang alatnya lebih memadai aku pun mengikuti saran dokter, sesampai disana aku menjalani pemeriksaan lebih lanjut mulai dari laboratorium, ronsen dan selanjutnya dokter memeriksaku dengan komputer untuk melihat jantungku secara mendetail dokter menyebutnya echo jantung dari situlah baru kelihatan apa sebenarnya yang terjadi dengan jantungku. Aku begitu terpukul saat dokter menjelaskan bahwa jantungku bocor sebesar 5 cm atau ASD (Atrial Septal Defect) yaitu kebocoran yang terjadi di bilik jantung paling atas yang mengakibatkan aliran darah kaya oksigen mengalir ke aliran darah kurang oksigen yang menyebakan jantung bekerja ekstra dan menyebakan jantung membesar. Saat itu dokter juga menjelaskan pengobatannya hanya dengan jalan operasi, mendengar kata kata operasi aku langsung lemas dan memandang kedua putri yang masih kecil, bagaimana nasib mereka nanti jika terjadi sesuatu padaku aku masih tidak percaya aku harus operasi jantung karena selama ini aku tidak pernah merokok. Aku tidak mau operasi dokter, aku mau berobat saja. tapi dokter menjelaskan operasi satu satunya jalan " Jika sebuah kain berlubang apa bisa di perbaiki dengan deterjen tanyanya tentu tidak pasti harus ditambal begitu juga dengan jantungku dengan berobat tidak menutup lubang yang ada, tapi tetap harus ditambal dengan jalan operasi sedangkan obat hanya mengurangi gejalanya saja" itulah penjelasan dokter panjang lebar tapi karena aku masih kurang informasi aku tetap menolak untuk operasi aku memilih berobat saja pemeriksaan pun selesai sampai disitu, sebelum meninggalkan ruang dokter aku menanyakan berapa lama bisa bertahan dengan hanya berobat saja, menurut dokter sekitar usia 30 sampai 40 tahun dan saat itu usia ku 33 tahun.

Setelah itu hari hariku kulalui dengan kegelisahan, gundah, badanku bertambah kurus, untuk bekerja aku sudah malas dan sering sakit akibat stres.

Begitulah hari demi hari kujalani tanpa semangat, istri dan kedua anak ku selalu menyemangatiku dengan canda dan tawa mereka untuk menghiburku walau aku tau dalam hati mereka selalu menangis melihat kondisiku, tapi aku sedikit terhibur dan bisa tersenyum dengan ulah mereka.

Sekian dulu untuk postingan kali ini pada postingan selanjutnya aku akan menceritakan bagaimana aku bangkit dari rasa takut sampai berani untuk menjalani operasi jantung. 

Pesanku jangan mengambil sebuah keputusan secara terburu-buru tanpa mengetahui dan mencari informasi yang benar dari beberapa sumber itulah yang aku lakukan sebelum operasi, banyak mencari informasi terutama melalui situs kesehatan di internet.

Silahkan vote jika berkenan dan tinggalkan dikomentar anda.

Terima kasih.

Sort:  

Semangat kawan,allah menyayangi kita semua

Terima kasih kawan..salam kenal..alhamdulillah sekarang saya sudah sehat..

Very inspirative bro. Keep spirit.

Terima kasih bang.

Allahuakbar

Semangat abang,

MasyaAllah bg. Semangat nya untuk sembuh ya

Ia terima kasih ya..