Sekilas Perjalanan Politik Pak Nas

in #indonesia7 years ago (edited)

Pak-Nas-putih.jpg Foto: Kabar Gayo.

*Catatan Feri Yanto

Beberapa waktu lalu saya di hubungi seorang teman, mahasiswa Pasca Sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB), namanya Saradi Wantona, Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia IPB yang mengambil jurusan Sosiologi Pedesaan. Dirinya sedang menulis tesisnya, dalam kepentingam itu pula ia minta bantu pada saya untuk mempertemukan dengan Pak Nas, panggilan akrab dari pak Nasaruddin, Bupati Aceh Tengah selama dua priode.

Sudah beberapa kali ia menghubungi saya, berhubung saya sekarang lebih banyak beraktifitas di kampung sehingga jarang sekali ke Takengon/daerah kota, baru hari ini saya sempatkan untuk membantu teman ini mempertemukan dengan pak Nas, tentunya dalam rangka wawancara untuk penelitiannya.

Dalam wawancara tersebut juga saya mencatat bagian-bagian penting mengenai perjalanan karir pak Nas, dari seorang birokrat tulen hingga situasi memaksanya menjadi seorang pemimpin sekaligus politisi di Kabupaten Penghasil Kopi Arabika terbaik dunia ini.

Pak Nas yang kami temui di Belangi Swalayan miliknya yang terletak di Kebet, Kecamatan Bebesen ini bercerita tentang banyak hal, mulai dinamika sosial dan kultur kebiasaan masyarakat Gayo, hingga pesan-pesan penting pada generasi muda Tanoh Gayo secara umum dan pada kami secara khusus tentunya.

Pak Nas mulanya merupakan seorang birokrat yang berkarir hingga menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Tengah. Sekda merupakan karir seorang birokrat dan merupakan pangkat atau karir tertinggi sebagai pegawai pemerintah tingkat di tingkat kabupaten, ia dipercayakan menjadi Sekda oleh Bupati Aceh Tengah pada masa itu, waktu itu Bupatinya adalah pak Mustama M Tamy.

ketika pada saat jabatan Bupati habis, sementara pada masa itu belum ada pemilihan Bupati maka pak Nas di tunjuk oleh Gubernur Aceh sebagai Penjabat Bupati, penjabat Bupati merupakan jabatan yang memiliki tugas dan kewenagan yang sama dengan Bupati, penjabat Bupati juga dilantik oleh Gubernur dan disetujui oleh Mentri Dalam Negri, ia pun menjabat sebagai Penjabat Bupati selama dua Tahun Lebih, berbekal pengalaman menjadi penjabat Bupati dan terbiasa dengan tugas-tugas Bupati hingga kemudian ia ikut pemilihan menjadi Bupati Aceh Tengah, dan pada saat itu merupakan pemilihan Langsung pertama kali dilakukan. menurutnya, ia merupakan penerima manfaat dari reformasi yang memberikan ruang menjadi pemimpin di Aceh Tengah, sebab sebelum era reformasi jabatan Bupati terbuka untuk semua kalangan termasuk ABRI (TNI/Polri) sementara dari kalangan Sipil memiliki peluang atau ruang yang sangat seliktif.

Pak Nas kini menjadi seorang politisi, ia resmi mundur sebagai PNS setelah dipilih menjadi ketua DPC Partai Golkar Aceh Tengah pada tahun 2010, dimana saat itu aturan sudah memberlakukan bahwa PNS tidak dibenarkan lagi menjadi anggota Partai Politik. Ia pun meletakan statusnya sebagai PNS dan menjadi politisi partai Golkar. Belakangan Pak Nas ikut kembali dalam perhelatan politik dan berhasil mengungguli lawan politiknya dan kembali menjadi bupati Aceh Tengah hingga akhir 2017 silam.

Tidak berhenti di situ, pak Nas kembali mencoba untuk bertarung dalam lingkup yang lebih luas lagi, ia ikut mencalonkan diri menjadi Wakil Gubernur Aceh bersama Gubernur Zaini Abdullah, namun pertarungannya kali ini yang memilih jalur perseorangan tidak membuahkan hasil sebagaimana di harapkan, perhelatan di menangkan oleh pak Irwandi Yusuf dan pak Nova Iriansyah.

Gagal menjadi wakil Gubernur Aceh, karir politik pak Nas belum jua padam, ia kembali dipercaya menjadi pimpinan partai Besutan Hutomo Mandala Putra atau dikenal dengan Tomy Soeharto putra dari Presiden RI ke-2 yaitu pak Soeharto. Ia pun dipercaya sebagai ketua DPW provinsi Aceh Partai Beringin Karya (Berkarya). Kira-kira, apa rencana pak Nas selanjutnya? nanti akan kita temukan jawabanya.

Dalam pengalamannya untuk menjalani karir baik dalam birokrat maupun sebagai pemimpin atau politisi, pak Nas menyebutkan bahwa yang terpenting melakukan sesuatu dengan maksimal dan memberikan yang terbaik.

"Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang politisi, saya hanya mendapatkan kesempatan baik dan itu tentu saja adalah dari karya yang kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Itu lah yang mengantarkan saya pada posisi ini," ujar pak Nas saat bincang dengan kami sore tadi.

IMG-20180320-WA0008-01.jpeg
Foto usai wawancara dengan pak Nas.

Pak Nas juga menilai orang Gayo kini memiliki kemajuan dalam politik, dan memiliki politisi yang patut di banggakan, salah satunya adalah Wakil Gubernur Aceh saat ini, meski pak Nas gagal menjadi Wakil Gubernur tapi a tetap bangga dengan pak Nova yang mewakili masyarakat Gayo sebagai Wagub sekaligus sebagai ketua Partai Demokrat Provinsi Aceh, sementara yang lainnya ada pak Irmawan yang menjabat sebagak ketua PKB Aceh.

"Mereka ini adalah kebanggaan kita, putra Gayo yang tentunya telah melakukan yang terbaik sehingga mendapatkan kepercayaan dari orang-orang pusat," ujarnya.

Di akhir percakapan, ia juga menitipkan pesan kepada generasi - generasi muda Gayo, kedepan harus mampu melihat kepentingan masyarakat Gayo secara luas dan jauh kedepan, tidak mudah di adu domba.

"Seperti pilkada, setelah pilkada usai maka usailah segala dinamikanya, anak-anak muda harus tampil untuk pencerah," demikian ungkap pak Nas.

Sort:  

Karakter politikus yang santun

Betul bang.. 😊

Salah satu yang perlu di contoh dekat dalam dunia politisi di Gayo yaitu pak Nas ini, semoga kesehatan selalu menyertainya, Aamiin

Melihat caranya dalam bepolitik pak Nas saya kira harus didukung bersama jika beliau memutuskan untuk maju ke Senayan sana...