Tourism and Asean Competition [2] BILINGUAL

in #indonesia7 years ago

ENGLISH --- Tourism and Asean Competition [2]

In the context of Islamic law, Aceh is very appropriate to develop sharia tourism. As the only province to be given religious rituals in the application of Shariah Islam, it is imperative for Aceh to develop sharia tourism.

wisata3.jpg

The tourism sector, biodiversity and maritime as well as government policy to develop the maritime sector is actually interpreted as an opportunity for the development of sharia tourism destinations.
Indonesia, more specifically Aceh, is in fact late in responding to the changing behavior of people in the world. Turkey and Malaysia, has developed a tour with the concept of sharia since 2000 ago. While Indonesia has just developed this tour in 2014 ago. In fact, Thailand with a majority Buddhist population has been developing Sharia Spa and Sharia hotels since 2012.
Countries like Turkey, Malaysia and Thailand are aware of the new trend of the tourism sector. Where visitors want to ensure comfortable on the way, consuming halal and non-alcoholic foods. This concept is also dilencarkan so in accordance with the concept of application of Islamic Shari'a.
The essence of sharia tourism refers to the effort to get rid of everything that can be harmful to humans and bring people closer to things that will bring us both benefit and the environment.
Currently, the needs of tourists towards sharia tourism is no longer limited to pilgrimage to the grave or other religious tourism. Islamic tourism has penetrated into various services, hotels and restaurants sectors where these sectors are now an important concern for domestic and foreign tourists.
Countries with a majority of non-Muslims and developed countries such as Queensland, Hongkong and Japan have developed seriously sharia-based tourism in services, hotels and restaurants.
In 2011 the world Muslim tourism market reached 126 billion US dollars. Of this amount, sharia tourism is dominated by Saudi Arabia, Malaysia controls 38%, Singapore 28%, while Indonesia only 1.2%.

READ ALSO:
Team. Results Discussion Limited, Urgency Development of Sharia Tourism in Indonesia. Faculty of Economics and Business, Gajad Mada University, Yogyakarta. 2014.
Sofyan Hospitality. Sharia Life Style Outlook 2014: New Paradigm of Modern Live Values. Paper. Unpublished, 2012


wisata4.jpg

INDONESIA --- Wisata dan Persaingan Asean [2]

Dalam konteks hukum Islam, Aceh sungguh sangat tepat dikembangkan wisata syariah. Sebagai provinsi satu-satunya yang diberi ke-Istimewaan dibidang keagamaan dalam penerapan Syariah Islam, menjadi keharusan bagi Aceh untuk mengembangkan wisata syariah.
Sektor pariwisata, keberagaman hayati dan bahari serta kebijakan pemerintah mengembangkan sektor maritim sejatinya dimaknai sebagai peluang pengembangan destinasi wisata syariah.
Indonesia, lebih khusus Aceh sesungguhnya terlambat merespon perubahan perilaku plesir masyarakat dunia. Turki dan Malaysia, telah mengembangkan wisata dengan konsep syariah sejak tahun 2000 silam. Sedangkan Indonesia baru mengembangkan wisata ini tahun 2014 lalu. Bahkan, Thailand dengan mayoritas penduduk beragama Buddha telah mengembangkan Spa Syariah dan Hotel Syariah sejak tahun 2012.
Negara-negara seperti Turki, Malaysia dan Thailand menyadari trend baru sektor wisata. Dimana pengunjung ingin memastikan nyaman dalam perjalanannya, mengkonsumsi makanan halal dan tanpa alkohol . Konsep ini pula yang digencarkan sehingga sesuai dengan konsep penerapan syariat Islam.
Esensi pariwisata syariah merujuk pada usaha menyingkirkan segala hal yang dapat membahayakan bagi manusia dan mendekatkan manusia kepada hal yang akan membawa kebermanfaatan bagi dirinya maupun lingkungan.
Saat ini, kebutuhan wisatawan terhadap pariwisata syariah tidak lagi sebatas ziarah ke makam maupun wisata religi lainnya. Pariwisata syariah telah merambah ke berbagai sektor jasa, perhotelan, dan restoran dimana sektor-sektor tersebut kini menjadi perhatian penting bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Negara dengan mayoritas penduduk non muslim dan kategori negara maju seperti Queensland, Hongkong dan Jepang telah telah mengembangkan pariwisata berbasis syariah dengan serius dalam bisnis jasa, perhotelan, dan restoran.
Tahun 2011 pasar wisata muslim dunia mencapai 126 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut, pariwisata syariah didominasi oleh Arab Saudi, Malaysia menguasai 38%, Singapura 28%, sedangkan Indonesia baru 1,2% .

BACA JUGA:
Tim. Hasil Diskusi Terbatas, Urgensi Pengembangan Wisata Syariah di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajad Mada, Yogyakarta. 2014.

Sofyan Hospitality. Syariah Life Style Outlook 2014: New Paradigm of Modern Live Values. Paper. Tidak diterbitkan, 2012


STEEMIT_PUTAR.gif

foto dari

Source Picture

Sort:  

beautiful pict

tq pic by poxsabay

Setuju.. Mantap di bag ini
"Pariwisata syariah telah merambah ke berbagai sektor jasa, perhotelan, dan restoran dimana sektor-sektor tersebut kini menjadi perhatian penting bagi wisatawan domestik maupun mancanegara"