Desa wae rebo terletak di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Wae rebo ini terdiri dari 7 rumah kerucut unik - mbaru niang yang sepenuhnya tertutup dengan daun lontar yang membentuk kerucut. Tampaknya bahwa pada satu waktu rumah semacam itu cukup umum untuk wilayah Manggarai, sebagai simbol kebudayaan yang diwariskan leluhur sejak lama. Masyarakat Manggarai mempertahankan rumah tradisional Manggarai, yang mendapatkan perhargaan dari UNISCO.
Rumah ini memiliki lima tingkat, masing-masing tingkat ditunjuk untuk tujuan tertentu dan memiliki mkna yang dalam, penuh filosofis. Tingkat pertama,disebut atau tenda, adalah tempat tinggal dari keluarga besar. Tingkat kedua, disebut , atau loteng, disisihkan untuk menyimpan makanan dan barang, tingkat ketiga yang disebut lentar adalah untuk menyimpan benih untuk panen berikutnya, tingkat keempat yang disebut lempa rae disediakan untuk penyimpamanan makanan, baik padi, jagung, palawija dan kopi. Tingkat Kelima dan atas, disebut Hekang Kode, yang diadakan paling suci, adalah untuk menempatkan persembahan untuk para leluhur.
Salah satu rumah seremonial khusus adalah bangunan komunitas di mana anggota seluruh klan berkumpul untuk upacara dan ritual setiap acara adat. Masyarakat Wae rebo bermata-pencahariaan Petani. Dan salah satu penghasilan masyarakat wae rebo adalah kopi. Masyarakat Manggarai memang terkenal dengan budaya luar biasa, keindahan alam maupun hasil pertaniaan masyarakat yang kaya.
Jumlah rumah di wae rebo rebo berjumlah tujuh (7). Menurut cerita nenek moyng masyarakat Manggarai jumlah tujuh merupakan jumlah yang yang memiliki makna yang dalam utama peradaban masyarakat Manggrai dahulu kala. Untuk itu struktur pembuatannya pun sangat eksotis dan berdaya magis.