**HISTORY OF BIREUEN(ACEH), THE THIRD CAPITAL OF THE INDONESIAN REPUBLIC(1948) **
![image]()
*BIREUEN*, nicknamed the fighting city, was once part of the history of the Republic of Indonesia's struggle for independence.Because Bireuen had been the third national capital in 1948.when the fall of Yogyakarta in 1948.
![image]()
at that time President Sukarno left for Bireuen on a Dakota plane. The special aircraft piloted by Teuku Iskandar landed smoothly at Cot Gapu civil airfield on June 16, 1948.
The arrival of the entrepreneurs were greeted by the Aceh's military gobernor Tengku Dawod Beureu'eh or familiarly called Abu Dawod Beureueh and alim scholars and community leaders.
For a week, President Sukarno ran the government from Bireuen. He stayed overnight and controlled the Indonesian government at the residence of Colonel Hussein Joesoef, Commander of the X Division of the Sumatra Commander, Langkat and Tanah Karo, in the X Division Office (now Bireuen Regent Hall).
Vice President JUSUF KALLA also said that Bireuen had indeed been the capital of Indonesia.
"The independence of the Republic of Indonesia is the result of the struggle of the entire Indonesian nation. Aceh has an important role in the history of the Indonesian struggle," JUSUF KALLA said during a speech awarding the Honoris Causa Doctorate in AAC Dayan Building Dawood Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Saturday 14 November 2015.According to JUSUF KALLA, Bireuen had been the capital of Indonesia, when the fall of Yogyakarta in 1948. President Sukarno moved from the second capital of the Republic of Indonesia, namely Yogyakarta to Bireuen on June 18, 1948
*Unfortunately History Is Not Recorded In The History Book of Indonesian Independence*
**SEJARAH BIREUEN(ACEH),IBU KOTA KE TIGA REPUBLIK INDONESIA(1948).**
*BIREUEN* yang dijuluki dengan kota juang ini pernah menjadi bagian sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.Karena Bireuen pernah menjadi ibu kota negara yang ketiga pada tahun 1948.ketika jatuhnya Yogyakarta pada 1948.
![image]()
ketika itu Presiden Sukarno berangkat ke Bireuen dengan menumpang pesawat Dakota. Pesawat udara khusus yang dipiloti Teuku Iskandar itu mendarat dengan mulus di lapangan terbang sipil Cot Gapu pada 16 Juni 1948.
Kedatangan rombongan disambut Gubernur Militer Aceh Tengku Daud Beureu’eh atau yang akrab disapa Abu Daud Beureueh serta alim ulama dan tokoh masyarakat.
Selama sepekan, Presiden Sukarno menjalankan roda pemerintahan dari Bireuen. Dia menginap dan mengendalikan pemerintahan RI di kediaman Kolonel Hussein Joesoef, Panglima Divisi X Komandemen Sumatera, Langkat dan Tanah Karo, di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati Bireuen sekarang).
Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menyampaikan kalau Bireuen memang pernah menjadi ibu kota RI.
"Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan hasil perjuangan dari seluruh bangsa Indonesia. Aceh memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia," ujar JK saat pidato penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Sabtu 14 November 2015.
Menurut JK, Bireuen pernah menjadi ibu kota RI, ketika jatuhnya Yogyakarta pada 1948. Presiden Sukarno hijrah dari ibu kota kedua RI, yakni Yogyakarta ke Bireuen pada 18 Juni 1948.
*Sayangnya Sejarah Ini Tidak Dicatat Dalam Buku Sejarah Kemerdekaan Indonesia.*
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://musbir.blogspot.com/2013/04/bireuen-ibukota-negara-indonesia-ke-3.html