Saya akan kembali melanjutkan review buku acehnologi volume 3 karangan bapak Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, PH, D. Bagian kelima tepatnya pada bab 22 tentang Kerak Peradaban Aceh.
Bab ini bertujuan untuk membuka kembali kesadaran masyarakat mengenai peradaban Aceh. Kesadaran yang dimaksud adalah proses manusia memulai mengenali apa yang membuat dia berpikir dan bergerak sebagai "saya" diatas muka bumi ini.
Proses kesadaran akan peradaban bagi suatu bangsa merupakan hal yang paling penting. Karenanya, tidak mungkin membangun suatu bangsa, jika bangsa tersebut tidak memiliki kesadaran akan peradaban mereka sendiri.
Hari ini Aceh masih belum bergerak secara aktif untuk keluar dari kemelut. Tidak sedikit yang menganggap bahwa Aceh telah menoreh satu penggal peradaban yang tidak dapat dilupakan oleh siapapun. Namun, proses untuk mengulangi keberhasilan peradaban Aceh, selalu mengalami kegagalan. Hal ini terlihat, misalnya setelah abad ke-17, Aceh mulai disibukkan untuk menerima sistem berpikir yang tidak lagi mengakar pada spirit ke-Aceh-an.
Akibatnya, ketika spirit ke-aceh-an tidak lagi muncul, maka negeri Aceh sangat mudah untuk ditaklukkan. Walaupun secara fisik, Aceh tidak pernah berhasil dikalahkan oleh penjajah, namun secara mental, Aceh telah mengalami proses penghilangan secara sistematis sumbu kesadaran peradaban. Dalam hal ini, bab ini akan mencoba mencari dimana terjadi ke tidak sambungan antara spirit yang menjadikan alasan bagi orang Aceh untuk mengatakan bahwa "
Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi. Pertama, kajian ini telah memperlihatkan perkembangan terkini mengenai peradaban dunia, yaitu planetary civilization. Kedua, studi ini juga memberikan pemahaman bahwa jati diri orang Aceh sebagai sebuah peradaban dapat dilihat dari spirit yang telah mengantarkan Aceh pada garda terdepan di nusantara. Ketiga, dalam kajian ini juga telah diperlihatkan bagaimana membangkitkan kembali peradaban Aceh di tengah kepungan kekuatan spiritual dari peradaban lainnya, Jawa dan Barat.