“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat”
Hidup mandiri dan bertanggung jawab adalah pelajaran yang diajarkan oleh kedua orang tuaku. Dari sejak SD, SMP dan SMA hidup mandiri sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Sejak kecil mengerjakan pekerjaan rumah tidaklah asing seperti mencuci baju, mencuci piring, memasak, menyetrika dan lain lain sudah biasa aku kerjakan. Masa-masa di SMA kuhabiskan waktu ikut dalam OSIS, PMR, Pramuka dan Pecinta Alam. Mendidik orang (Pramuka) dan menolong orang (PMR) serta bertahan hidup (Pecinta Alam) menjadi rutinitas yang tidak terhindarkan, sehingga terbentuklah jiwa mandiri, bertanggung jawab dan sosial, hingga akhirnya aku menemukan motto
“Menjadi orang yang bermanfaat”.
Mengajar pramuka semenjak SMA membuatku menjadi orang yang dekat dengan anak-anak. Melatih anak-anak disiplin baik dalam bidang umum dan ibadah. Membuat mereka kuat secara fisik dan mental, sehingga mereka menjadi orang yang kuat dalam menghadapi permasalahan dan tidak mudah putus asa. Mengajarkan kerasnya hidup dan lelahnya perjuangan membuat mereka menjadi manusia yang mempunyai semangat juang tinggi. Ilmu-ilmu seperti itulah yang aku ajarkan kepada anak-anak pramuka semasa aku SMA.
23 Juni 2009, awak mula aku merantau di bumi serambi mekkah. Dengan membawa harapan mendapat lingkungan yang lebih baik serta mendapat mendapat pendidikan yang layak. Untuk menyambung hidup dan untuk biaya kuliah, bekerja sebagai pelayan di warung kopi adalah pekerjaan pertama saya. Walaupun bukan pekerjaan yang di inginkan, tapi tidak mengapa untuk bertahan hidup. Menjadi pelayan di warung kopi aku digaji Rp. 70.000/ bulan. Nilai yang cukup kecil untuk bisa bertahan hidup selama satu bulan. Mempertimbangkan kelangsungan hidup, mulailah aku mencari pekerjaan yang sesuai dengan dunia SMA dulu. Mengajar pramuka dan mengajar privat menjadi alternatif yang cocok untuk aku.
Saya ketika itu tinggal di mushala Al muhajirin Lembah hijau. setiap pergi mengajar, aku selalu ditemani sepeda ontel yang walaupun sudah tidak bagus lagi namun bisa sangat diandalkan. Mengajar di Lueng bata bahkan di Nesue aku tempuh dengan menggunakan sepeda. Bahkan ketika itu harus mengajar setelah magrib sementara pulang kuliah jam enam sore. Dari Darussalam menuju nesue harus sampai sebelum jam setengah delapan dan harus mendapat solat berjamaah dimasjid. Terbayang bagaimana cara harus mengayuh sepedanya. Alhamdulillah dengan sabar dan menikmati proses perjuangan, pekerjaan mengajar dan membagikan ilmu agama membuat hidup di tanah rencong menjadi mapan.
Agustus 2014, iseng-iseng melamar sebagai guru mapel pada sebuah sekolah menjadikan aku semakin dekat dengan dunia pendidikan. Kehidupan dipendidikan berjalan menyenangkan dekat dengan siswa dan rekan guru lainnya. Dengan konsep menikmati asam garam sebagai pendidik tumbuhlah kecintaanku pada dunia pendidikan. Berkah dari mengabdi di pendidikan adalah dipertemukan jodoh yang sama sama seorang pendidik. Sampai sekarang aku masih berada didunia pendidikan dan senang ada disana. Sampai pada suatu kesimpulan, jika ditanya apa hobimu, jawabku adalah “ HOBIKU BERSEDEKAH ILMU”. Bersedekah ilmu pada murid-muridku.
Congratulations @ekobp! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP