Selamat malam sahabat steemian, apa kabarnya hari ini? Do'aku buat teman-teman Steemian semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
Dear steemian, 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional setelah sebelumnya tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional atau lebih kita kenal dengan May day. May day bagi kami para Pekerja Migran Indonesia di Taiwan adalah momentum untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak buruh yang masih berat sebelah, upaya pembebasan dari cengkeraman agensi yang harusnya ada saat dibutuhkan tapi abai dengan masalah yang menimpa kami para PMI, juga perjuangan untuk kesetaraan gaji dengan penduduk setempat dan masih banyak lagi, semua demi kesejahteraan bersama para buruh.
Selanjutnya semangat apa yang telah tertanam dalam diri kita saat Hardiknas hari ini? Bagi saya karena bukan menjadi pelajar lagi tapi semangat belajar tetap harus ada dalam diri masing-masing. Seperti halnya saat ini berusaha keras mempelajari tentang steemit yang mungkin suatu saat nanti menjadi buah keberhasilan masa depan. Juga sebagai orang tua bisa menjadi pendidik dan role model bagi anak-anaknya.
Bahwasanya pendidikan adalah hak semua orang, tentang sistem pendidikan di Indonesia tentunya akan terus mengalami perbaikan-perbaikan demi kemajuan pendidikan juga sumber daya manusia yang dihasilkan. Agar bisa mengejar ketertinggalan dengan negara maju dan berkembang lainnya. Sayangnya pendidikan murah yang diidamkan oleh kebanyakan khalayak belum menjangkau semua lapisan masyarakat terutama masyarakat yang jauh akses dari dunia luar atau masyarakat pedalaman dan pedesaan. Sehingga biaya pendidikan masih menjadi momok bagi keluarga menengah kebawah. Kebanyakan terpaksa harus berhenti sekolah saat tingkat ke 7. Terkadang tidak bisa menyelesaikan di tingkat dasar. Tentunya ini sangat berpengaruh kepada regenerasi bangsa dari para pemudanya. Semoga kedepannya Pemerintah bisa menyediakan akses pendidikan murah yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat baik dalam hal sistem dan infrastuktur.
Sahabat steemian hari ini saya ingin menulis tentang salah seorang kawan saya yang menginspirasi. Saya kagum dengan sosok beliau, semangatnya yang membuat saya berani menulis dalam keterbatasan saat saya bekerja di Taiwan pertama kali. Saya pernah bertemu dengannya satu kali saat kami sama-sama terpilih menjadi nominasi di ajang lomba sastra tahunan di Taiwan yaitu Taiwan Literature Awards for Migran. Bagi saya beliau adalah sosok nyata pendidik dan juga mendidik meski dalam keterbatasannya. Beliau sosok perempuan empower atau memberdayakan, mampu menciptakan perubahan. Beliau adalah Erin Cipta, mantan Pekerja Migran Indonesia di Taiwan. Tiga tahun di Taiwan tak membuatnya patah arang untuk terus belajar dan berkarya, meski keadaannya saat bekerja dulu jauh dari akses dunia luar. Tidak jauh beda dengan keadaan saya di Kaohsiung saat kontrak pertama. Walaupun tak mengenyam pendidikan yang tinggi tapi Erin mampu berbahasa inggris dengan baik. Semua dipelajarinya secara otodidak. Hingga suatu saat beliau mengikuti lomba menulis di Taiwan tahun 2014 dan mendapatkan juara favorit dengan judul cerpennya "Kisah Yeh Feng dan Carlos". Dan di tahun 2015 beliau juga mendapat penghargaan yang sama melalui karyanya "Lelaki Pemberani dari Jiang Zui". Dan masih banyak prestasi beliau lainnya dalam hal sastra. Erin sangat menginspirasi banyak orang terutama Mr. Chang dari Taiwan seorang yang peduli terhadap kami para pekerja migran, mendengar kisah Erin saat menjadi pekerja migran yang terkungkung dari dunia luar sebagaimana sebagian pekerja migran lainnya, Mr. Chang berfikir bagaimana caranya bisa menyediakan hal bermanfaat untuk para pekerja migran baik dari Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Hingga akhirnya Mr. Chang mendirikan perpustakaan Brilliant Time yang meminjamkan buku kepada para pekerja migran. Dengan mengambil tema "Bring back your book that you can't read" Mr.Chang berhasil mengumpulkan buku dari para sahabat-sahabatnya dari belahan Asia juga para donatur buku. Dan mendirikan perpustakaan, sehingga pekerja migran yang tak mendapat akses dari dunia luar tetap bisa mendapatkan ilmu sekaligus hiburan positif dengan membaca. Juga menjadi rumah kunjung bagi pekerja migran untuk saling bersilaturahmi antar negara. Saling mengenal dan bertukar kebudayaan. InsyaAllah tentang sosok Mr.Chang dan Perpustakaan Brilliant Time akan saya ulas di postingan selanjutnya.
Setelah tiga tahun bekerja di Taiwan, Erin Cipta kembali ke Indonesia. Di Indonesia tepatnya di Cilacap Jawa Tengah di kampung halamannya beliau mendirikan perpustakaan GEMAS (Gerakan Masyarakat Sadar Baca) hasil dari sumbangsih para pekerja migran yang peduli akan pendidikan, dan saat ini sudah berkembang di beberapa daerah di Indonesia. Sebagai seorang istri, ibu dari 2 anak, pedangang dan juga petani Erin tak pernah diam berhenti untuk tak berprestasi. Diantara kesibukannya beliau bisa menulis novel dan menerbitkannya. Novel tersebut berjudul "Carlos" penjabaran dari cerpennya yang pernah menerima penghargaan tingkat internasional di Taiwan.
Tidak berhenti di situ, Erin Cipta juga sebagai anggota pustakawan tetap yang rutin mengirimkan buku-buku ke daerah pedalaman dan pedesaan melalui Program Buku Bergerak setiap bulannya. Program Buku Bergerak adalah upaya pemerintah memberikan layanan pengiriman buku gratis melalui PT.Pos Indonesia pada tanggal 17 setiap bulannya. Program buku bergerak tersebut untuk mengupayakan pendistribusian buku-buku berkualitas untuk anak pedesaan atau pedalaman.
Erin juga menjadi sosok guru literasi yang sering diundang ke beberapa tempat untuk menularkan semangat kepada setiap orang untuk mencintai membaca dan menulis.
Membicarakan sosok beliau tak akan ada habisnya. Erin Cipta memang bukan sosok fenomenal tapi keberadaannya adalah contoh nyata pembelajar, pendidik dan mampu membuat perubahan positif.
Semoga kisah tentang beliau bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada Mbak Erin Cipta, yang sudah mengijinkan saya untuk menulis tentang sosoknya di Hari Pendidikan Nasional ini.
Taichung, 2 mei 2018
Salam hangat,
@dwiitavita
note: sumber foto adalah dok. Pribadi dan dok. Erin Cipta
May Day say, dipostingan saya sudah ada perbedaan antara May Day dan Mayday.
But ini keren meskipun saya belum baca novel carlos, saya salah satu fans mba Erin.
Tentang buku bergeraknya adalah program yang amazing
Sampun di edit mbak yu @Nnaachlam
Matur suwun
Haha
Loplop
Beliau sangat menginspirasi Mba@dwiita, meskipun saya tidak mengenal beliau, tetapi kegigihannya mengajarkan harus tetap semnagat...hehee
Mbak @ettydiallova juga bagian dari inspired woman bagi kita PMI
Kami yang ngaku2 mahasiswa ini harus meneladani para mbak2 yang berprestasi ini. Makasih udah sharing, mbak. Menginspirasi sekali.
Mbak betty juga menginspirasi
Salah satu idola 😍 yang aku kagumi. Tidak perlu pupolaritas tetapi beliau berkualitas.
Impian saya semoga bisa mendirikan rumah baca untuk masyarakat di daerah sekitar. Cece @ettydiallova bagaimana kalau mendirikan rumah baca di daerah kita?
Popularitas akan nempel sendiri nantinya hehe yang penting tindakan
Semoga terwujud cita-cita mulianya
Setuju, Erin memang semangatnya tidak diragukan lagi.