Entah dari mana aku menunggu bila datangnya rindu begitu menyilaukan mata. Entah mata apa yang juga tak terbendung hasratnya tapi wajah wajah lugu selalu ada didalamnya;wajahwajah lugu tanpa dosa, wajahwajah lugu tanpa bicara, wajahwajah lugu yang hening tanpa sepatah kata.
Dan aku dalam berbagai penyesalan tentang ketidakberdayaan menertawakan diriku sendiri dalam kesunyian senja yang aku tiduri petang itu. Aku menyorak berteriak tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutku, Aku hanya hening tapi batinku bergejolak dalam rasa ingin. Apa ini dinda? Tanyamu. Lalu tatapanku terhenti, Aku berdiri tapi tidak berucap sepatah katapun. Lalu kau dengan wajahmu yang kaku langsung memelukku tanpa bertanya. Aku jatuh, ya jatuh lagi dalam pelukmu yang tak tahu malu.
Setelah cukup lama tubuhmu mendekapku dalam hening, kulepas dekapan kosong itu dengan sepatah kata yang aku lontarkan tanpa ekspresi wajah. Kau pengkhianat, Ucapku dalam keadaan batin yang aku kontrol agar tidak ada hujan lebat dari mataku yang mendesak awan untuk hilang sore itu.
Sort: Trending