Picture credit: pixabay.com
Sang Penasehat tidak menyuruh Ksatria merentang busur terakhir, mengantar seruncing logam menembus pembuluh sang guru
Namun jemari lentik mempelai tersiksa, yang meluncur dari keabadian mengejar tuntutan balas,
Memandu melesatnya anak panah, memburu hangatnya darah
dalam leher lelaki yang dahulu dimesrainya dalam bayang, seusap rambut hingga dampal kaki.
Kematian sang guru membekukan tetesan waktu, memberi jeda pada angkara untuk berkaca, dan mempertanya
Adalah rahasia pena yang menulis sejarah sebelum jiwa meluncur ke dalam garba,
bahwa bunda Prativi, yang diinjak, diludahi, dilukai tanpa henti,
akan tetap memberikan air susunya kepada anak cucu Sang Nabi
Dan dia akan menerima limpahan kesyukuran, ketika tubuh-tubuh tak bernyawa
dibaringkan dalam dekapannya
Rumah Panjang, 8 April 2017