Kadang kita suka meminta sesuatu pada seseorang, terutama ayah dan ibu kita, tapi kita tak pernah sadari sekalipun. Memikirkan bagaimana perjuangan mereka untuk membahagiakan kita.
Saat ayah dan ibu tak mengabulkan keinginan kita, bukan berarti mereka pelit, tapi ada banyak hal yang menyebabkan itu terjadi.
Aku terlahir dari keluarga yang bercukupan, alhamdulillah keluaga kami tidak merasa kekurangan. Karena apapun yang didapat itu yang disyukuri oleh orang tua ku. Begitu pula aku di ajarkan oleh orang tua ku.
Aku mempunyai dua orang abang, abangku yang pertama kini berada di jogja, yang telah memiliki istri dan dikaruniai satu orang anak, dan kini menata hidupnya di jogja.
Abangku yang kedua adalah seorang TKI di negara sebelah dari Indonesia. Dia adalah seorang pemuda tampan yang sampai saat ini menghabiskan waktunya untuk bersenang senang (Maklumlah masih lajang hehe).
Selain itu aku juga mempunyai satu adik laki-laki. Kini dia berada di pondok Pesantren Al-Kubro yang berlokasi di Aceh Tamiang.
Sebelumnya, aku dan istriku tinggal di rumah ayah dan ibuku tinggal. Setelah banyak belajar tentang bagaimana cara memimpin rumah tangga dan membuat hidup lebih hidup, aku memberanikan diri untuk mempergakannya sendiri. Sekarang aku tinggal di komple perumahan Mutiara Recidence yang beralamat di Dsn Bahagia Desa Tanah Terban Kec, Karang Baru Kab, Aceh Tamiang.
Ya tempatnya tidak terlalu jauh dari ayah dan ibuku tinggal, supaya aku tetap mudah dan cepat untuk menuju kerumah mereka kapanpun aku mau dan kapanpun aku dibutuhkan, maklum ayahku pekerja tua dan di ikuti dengan penyakit. Jelas aku sebagai anak sangat prihatin dengan kondisi ayahku kini.
Ayahku pensiunan dari PT.Padang Palma Permai yang berlokasi di Aceh Tamiang. Setelah melepas masa kerjanya kini ayahku adalah seorang petani karet, atau dikenal dengan rambung.
foto di kutip dari google
Disela waktu liburku kadang aku menyempatkan diri untuk membantunya di kebun. Dengan semangat pagi dan diawali dengan senyuman embun aku berangkat menuju kebun bersama ayahku, jarak tempuh dari rumahku ke kebun menggunakan sepeda motor kira kira sekitar 50km atau setara dengan 100menit perjalanan. Begitulah aktifitas yang dijalani ayahku setiap harinya. Bandingkan dengan umur dan sakit yang didapatnya akan terasa sangat lelah pasti yang di alaminya. Dan betapa bahagianya mereka yang dapat merasakan hari liburnya dengan bertamasya bersama keluarga. Bagi ayahku selain mengais rezeki, pekerjaan yang dilakukannya adalah sebagian dari liburan dan olahraga. Karena tanpa bekerja maka penyakit dengan mudahnya memasuki tubuh ayahku, begitulah yang terucap dari mulut ayahku saat kusindir tentang semangatnya untuk tetap bekerja di usianya yang cukup tua serta di iringi penyakit di tubuhnya.
Orang tua memang pembuka semangat, pembuka jalan bagi kehidupan anaknya. Ayahku berpesan "teruslah menanam nak, hingga tua kau hanya menikmatinya"
Serontah didalam hatiku berpesan kepada sang pencipta Allah swt "Ya Allah percepatlah kesuksesanku, aku ingin bahagia bersama kedua orang tuaku"
AMIIN YA RABBAL ALAMIN
Salam semangat kawan-kawan teruslah berjuang hingga kau bisa. Jangan menyerah dan putus asa. Salam semangat @dian.mulya
Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.
Thanks
Postingannya bikin haru bro... 😂😂😂
Hooh, sama....
bikin lapar juga, belom sarapan. Istirahat siang masih setengah jam lagi. terbesit niat mau ngendap cabot, kabur ke warung nasi seberang mesjid, jadi kalo udah terdengar adzan bisa lanjut dapat takbiratul 'ula. Sisa waktu istirahat bisa nyantai rebahan di mesjid sampe waktu harus balek.
eh, kok? aku nulis apa barusan?
Seharusnya komentar tulisan diatas, yang bisa kubilang tu...
"Keluarga adalah PRIORITAS"
Aduh abang jadi haru aku hiks
Udah seperti acara film di tv nasional lah bang ya😂
sedapp x postnya,. terharu biru
Biru sedikit kemerah merahan bang. Biar kayak remaja lagi jatuh cinta.