Depok, 22 Januari 2018
Saya mulai menebak-nebak siapa jodoh saya sejak masih SMA. Mungkin saya akan ketemu si jodoh pas kuliah. Pikir saya. Eh, ternyata gak. Yang ada, saya malah naksir pacar orang. Beda agama pula. Salah kuadrat.
Tapi saya tetap optimis. Oh, mungkin ketemu pas kerja. Tentu tidak, beybi. Di kantor isinya kebanyakan sudah senior dan yang seumuran sudah ada pasangan semua.
Dua tahun kemudian saya melanjutkan kuliah ke Italia. Nah, ini saatnya! Si jodoh pasti orang Indonesia yang lagi sekolah juga disana. Pasti romantis banget kalau dilamar ketika musim gugur. Atau jangan-jangan jodoh saya bule? Ya gak apa-apalah walaupun lidah harus keseleo terus tiap hari kalau tiap ngobrol pakai bahasa Inggris.
Hari berganti hari. Musim gugur, salju, semi, panas terlewati. Jalan-jalan ke negara tetangga pun sudah saya lakukan, tapi ternyata hilal si jodoh belum kelihatan. Sedihnya.
Saatnya saya kembali lagi ke Indonesia dan bekerja di perusahaan makanan bayi. Si jodoh? Gak ada. Disana isinya kebanyakan perempuan.
2 tahun kemudian saya gak sengaja kenalan dengan satu pria via sosial media. Gak ada ekspektasi apa-apa. Apalagi profile picture-nya kayak anggota DPR mau rapat. Berbatik dan necis. Ditambah di bio dia menulis: saya tidak suka traveling. Lebih suka bekerja.
Buset. Kita tidak akan jodoh, Mas.
Tapi setelah kita ngobrol, kok seru ya. Gak sengaja sebulan kemudian dia mengajak saya untuk berhubungan lebih serius. Lalu tiba-tiba 2 bulan kemudian saya dilamar. Dan 4 bulan setelahnya kita sah jadi suami istri. Hahaha.
Jodoh memang gak ada yang tahu kapan ketemunya dan siapa orangnya. Saya mencari jodoh sampai Eropa, ternyata berjodohnya dengan pria Ciapus*.
Satu hal yang saya yakini waktu itu:
"jodoh memang di tangan Tuhan. Tapi kalau kita gak usaha, si jodoh akan tetap terus di tangan Tuhan."
*Ciapus ada di Bogor. Dari Botani Mall luruuus terus sampai ketemu Bogor Trade Mall lalu belok kiri, teruuus aja sampai ketemu pom bensin disebelah kanan. Masih luruus sampai ngeliat pegadaian sebelah kanan. Intinya mah jauh tempatnya.
Sumber: pribadi
Hehe, jauh2 mencari hingga ke negeri orang, musim berganti musim, ternyata malah adanya di negeri sendiri ya, Cut? Jodoh oh jodoh. Engkau memang penuh misteri.
Suka baca kisah ini, semoga langgeng hingga akhir masa, yaaa. Jadi keluarga yang samara. Aamiin.
Harusnya aku cari ke Bogor aja ya, Kak 😂 aamiin makasih Kak..
ikut mengaminkan :)