THE TIME is like running when some Steemians from Bireuen coming to Lhokseumawe to discuss the Community of Steemit Indonesia (KSI) Chapter Bireuen on Saturday 6 January 2018. Discussions are not only limited to KSI Chapter Bireuen but also address the wider community problem, Steemit, Steem, and cryptocurrency extensively.
The discussion material moves from one topic to another gently, as if a moderator controls the course of the discussion with each participant understanding each material, appreciating dissent, being enthusiastic about hearing other people's arguments. In fact, all the Steemians became moderators and all the Steemians became active speakers. The atmosphere outside was drizzling and leaving a soft chill. However, the atmosphere of the discussion took place warm and full of intimacy.
Initially one of the characters behind the establishment of KSI Chapter Bireuen, @bahagia-arbi who met me at Sky Dining Winton Hotel Café, Lhokseumawe. We await a number of Steemians Bireuen figures such as @razack-pulo, @dodybireuen, and @fajargj. Appointments with the curator of Indonesia @levycore and KSI officials @abduhawab and @barvon have also been created. They will catch up to the cafe.
New program in Steemit
The meeting at the Sky Dining Winton Hotel Café started with light materials in Steemit, until then touched on the changes in Steemit so quickly. New Steemians emerge from different regions, amid the difficulty of obtaining Steemit passwords. Some of Steemians who are difficult to get the password finally choose a paid account 6 Steem, although later Steem is converted into Steem Power.
Talk about this issue, there is a @safwaninisam experience that creates a Steemians candidate account using active email. "Not until an hour, the password has been sent. So, sometimes new email problems created or emails that have long been inactive, influential as well," @safwaninisam said. So, try using active email. Or if you already have but not active, please activate using your email.
New programs in Steemit are emerging from various communities. Activity problem is also a constraint if you want to know the existence of the program. But do not force yourself to join if you do not fully understand or do not fit. Do not expect short-term orientation when following a particular program, just expecting upvote only. Although important, upvote sometimes becomes an integral part of some other variables such as quality of content, understanding blockchain, track record of content, network building power, and so on.
The community is like a journalist organization
Without being felt, time moves so fast and the night gets older. The waiter apologized for having to close. In other words, we had to leave. We agreed beautifully to CBQ Cafe which he said closed more late. Discussions were continued with more relaxed because accompanied by music accompaniment of old songs, such as You're all I need from the White Lion.
With regard to community, I place it like a professional organization among journalists. Many journalists work in mainstream media, have high welfare and capacity, but do not join any journalist organizations. They do not really need a journalist organization. The question is, can I grow without a community? If you want to be wise, change the question;
What can I give to develop a community?
If you have enough resources, certainly do not need the community, it's the community that needs you to be a philanthropy in Steemit. But the community is needed not just to build economic strength, but also social and network power. When focusing only on the economy, relationships in the community are more visible as business relations rather than social relations and friendships. In fact, the power of money can not afford to buy friendship and compassion.
Community not for upvote only
Many complaints, "I've joined the community, but not many have voted. So what's the of community for? "
If you join the community simply expect an upvote, then the result is disappointment. Vote one of the nutrients in Steemit, but do not forget about other nutrients such as information, knowledge, and friendship built into the community. One or more of the benefits of that community stand out, and one of these benefits can be mutually reinforcing one another.
If the nutrient named "vote" has not been too prominent, then focus only on "nutrition" other more long-term benefits. Patience is always sweet fruit in Steemit, has much to prove it.
The day had changed and suddenly the lights on the second floor went out. A maid who was mopping the floor shouted out the situation on the second floor. Another waiter came to say the lights went out because of running out of electrical tokens. Either this is true or the expulsion is smooth, we go down. However, arriving at the exit on the first floor, the discussion continues for some material. I immediately to go home. Penetrating the drizzle that is still falling look like thousands of clockwork spilled from the sky. The dark sky.[]
Dua Kali Diusir Saat Diskusi Steemit dan Komunitas
WAKTU seperti berlari ketika beberapa Steemians dari Bireuen datang ke Lhokseumawe untuk membahas Komunitas Steemit Indonesia (KSI) Chapter Bireuen pada Sabtu 6 Januari 2018. Diskusi tidak hanya sebatas KSI Chapter Bireuen, tetapi juga membahas masalah komunitas secara luas, masalah Steemit, Steem, dan cryptocurrency secara luas.
Materi diskusi berpindah dari satu topik ke topik lain dengan lembut, seolah ada seorang moderator yang mengendalikan jalannya diskusi dengan setiap peserta memahami setiap materi, menghargai perbedaan pendapat, antusias mendengar argumentasi orang lain. Padahal, semua Steemians menjadi moderator dan semua Steemians menjadi pembicara aktif. Suasana di luar hujan gerimis dan menyisakan dingin yang lembut. Namun, suasana diskusi berlangsung hangat dan penuh keakraban.
Mulanya adalah salah satu tokoh d balik pendirian KSI Chapter Bireuen, @bahagia-arbi yang berjumpa dengan saya di Sky Dining Winton Hotel Café, Lhokseumawe. Kami menunggu sejumlah tokoh Steemians Bireuen seperti @razack-pulo, @dodybireuen, dan @fajargj. Janji dengan kurator Indonesia @levycore serta pengurus KSI @abduhawab dan @barvon juga sudah dibuat. Mereka akan menyusul ke kafe.
Program baru di Steemit
Pertemuan di Sky Dining Winton Hotel Café dimulai dengan materi-materi ringan di Steemit, sampai kemudian menyentuh soal perubahan di Steemit yang demikian cepat. Steemians baru bermunculan dari berbagai daerah, di tengah sulitnya mendapatkan password Steemit. Beberapa calon Steemians yang sulit mendapatkan password akhirnya memilih akun berbayar 6 Steem, meski nanti Steem tersebut dikonversikan menjadi Steem Power.
Mengenai masalah ini, ada pengalaman @safwaninisam yang membuat akun calon Steemians yang menggunakan email aktif. “Tidak sampai satu jam, password sudah dikirim. Jadi, terkadang masalah email yang baru dibuat atau email yang sudah lama tidak aktif, berpengaruh juga,” ungkap @safwaninisam. So, coba gunakan email aktif. Atau kalau sudah punya tetapi belum aktif, aktiflah dulu menggunakan email.
Program-program baru di Steemit memang bermunculan dari berbagai komunitas. Masalah keaktifan juga menjadi kendala kalau ingin mengetahui adanya program tersebut. Tapi jangan memaksakan diri untuk bergabung kalau belum memahami sepenuhnya atau tidak cocok. Jangan terlalu berharap orientasi jangka pendek ketika mengikuti program tertentu, seperti hanya mengharapkan upvote semata. Meski penting, terkadang upvote menjadi bagian tak terpisahkan dari beberapa variabel lain seperti kualitas konten, pemahaman blockchain, rekam jejak konten, kekuatan membangun jaringan, dan sebagainya.
Komunitas ibarat organisasi jurnalis
Tanpa terasa, waktu bergerak demikian cepat dan malam semakin tua. Pelayan kafe meminta maaf karena harus tutup. Dengan kata lain, kami harus pergi. Kami sepakat indah ke CBQ yang katanya tutup lebih larut. Diskusi pun berlanjut dengan lebih santai karena ditemani iringan musik lagu-lagu lawas, seperti You’re all I need dari White Lion.
Menyangkut komunitas, saya menempatkannya seperti organisasi profesi di kalangan jurnalis. Banyak jurnalis bekerja di media mainstream, memiliki kesejahteraan dan kapasitas tinggi, tetapi tidak bergabung dengan organisasi jurnalis mana pun. Mereka tidak terlalu membutuhkan organisasi jurnalis. Pertanyaannya, apakah saya bisa berkembang tanpa komunitas? Kalau mau lebih bijak, gantilah pertanyaannya; Apa yang bisa saya berikan untuk mengembangkan komunitas?
Kalau Anda memiliki cukup banyak sumber daya, tentu tidak membutuhkan komunitas, justru komunitas yang membutuhkan Anda untuk menjadi filantropi di Steemit. Tetapi komunitas dibutuhkan tidak sekadar membangun kekuatan ekonomi, tetapi juga kekuatan sosial dan jaringan. Ketika hanya fokus ke ekonomi, hubungan di komunitas lebih terlihat sebagai hubungan bisnis daripada hubungan sosial dan persahabatan. Padahal, kekuatan uang tidak mampu membeli persahabatan dan kasih sayang.
Komunitas bukan untuk upvote semata
Banyak keluhan, “Saya sudah bergabung dengan komunitas, tetapi belum banyak yang vote. Jadi apa gunanya komunitas?”
Kalau bergabung dengan komunitas semata hanya mengharapkan upvote, maka hasilnya kekecewaan. Vote salah satu gizi di Steemit, tetapi jangan sampai melupakan gizi lain seperti informasi, pengetahuan, dan persahabatan yang terbangun dalam komunitas. Salah satu atau beberapa manfaat komunitas itu ada yang menonjol, dan salah satu manfaat tersebut bisa saling memperkuat satu sama lain.
Kalau gizi bernama “vote” belum terlalu menonjol, maka fokus saja pada “gizi” lain yang lebih memberi manfaat jangka panjang. Kesabaran selalu berbuah manis di Steemit, sudah banyak yang membuktikannya.
Tidak terasa, hari sudah berganti dan tiba-tiba lampu di lantai dua padam. Seorang pelayan yang sedang mengepel lantai berteriak memberitahukan situasi di lantai dua. Seorang pelayan lainnya datang mengatakan lampu padam karena kehabisan token listrik. Entah ini betul atau pengusiran secara halus, kami langsung turun. Namun, sampai di pintu keluar di lantai satu, diskusi masih berlanjut untuk beberapa materi. Saya langsung pamit pulang. Menembus gerimis yang masih turun laksana ribuan jarum jam yang tumpah dari langit. Langit hitam.[]
I love steemit...
Wow great work.. I love steemit, steemit is moving higher gradually
Thanks so much for your comment @warudo.
Salam bang @ayijufridar, saya steemian baru dan ingin mengetahui bagaimana cara agar dapat bergabung bersama teman-teman KSI. Terimakasih.
Selamat bergabung di Steemit @alkindi. Kalau menurut kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore, dengan mencantumkan tag indonesia dan ksi berarti sudah menjadi bagian dari Komunitas Steemit Indonesia. Aturan lain bisa dilihat dari beberapa postingan kurator.
Terimakasih banyak atas pencerahannya bang. Salam Sukses.
mantap senior @ayijufridar, kita baca baca aja dulu, hehe
Terima kasih @tinmiswary. Membaca adalah jalan terbaik untuk awet muda.
follback bang
Semangat bersama Steemit, makin mempeerat persaudaraan.
Terima kasih @edy02. Persahabatan bagai kepompong, seperti lirik lagu.
Luar biasa bg ayi... satu motivasi untk sy sbg pemula di steemit. Jayalah komunitas steemit indonesia..
Terima kasih @taslem dan @legent. Memulai dengan semangat dan keyakinan, mengakhiri dengan kesuksesan. Ini berlaku di mana pun, termasuk di Steemit.
Ea bg ayi, slm sukses selalu, mohon bimbingan untuk kami2 yg baru kenal dgn steemit... smoga steemit bs, mnjadi medsos yg mncerdaskan generasI..
Luar biasa bg @ayiyufridar ... satu motivasi untk sy sbg pemula di steemit. Jayalah komunitas steemit indonesia..
Terima kasih @taslem. Salam KSI.
Terima kasih @taslem. Salam.
Si hantu gokil masuk ke foto. Cek yang kribo hahaha.
Si @cakphotography salah seorang bintang di pertemuan tersebut. Hehehehe...
What can I give to develop the community
changing my paradigm about steemit
Thanks for sharing
Kalau belum bisa berbuat untuk mengembangkan komunitas, minimal berbuat untuk mengembangkan diri sendiri dulu. Mengembangkan Steemit, maksudnya. Bukan mengembangkan badan ya, hehehehe.....
Selamat steemit
Cerita yang sangat menarik bg
Bisa jadi motivasi dan ilmu buat saya sndiri
Dan selebihnya akan saya sharing buat teman² saya, thank you bag