Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Mungkin peribahasa ini tepat untuk negeriku yang kaya budaya. Kali ini saya memperkenalkan tradisi HUNDINGO di Gorontalo atau tepatnya Potong Rambut, Mungkin di daerah lain berbeda istilahnya dan prosesinya tapi inilah kekayaan khasana budaya Indonesia. Upacara hundingo sebagai salah satu jenis budaya daerah Gorontalo yang pelaksanaan upacara pada hari ketujuh kelahiran bayi, disunnahkan untuk memotong rambut si bayi.
Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasululah SAW ketika cucunya Hasan dan Husain lahir. Rasulullah saw memerintahkan untuk memotong rambut dan menimbangnya ukuran perak, kemudian disedekahkan kepada fakir miskin. Gorontalo yang mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam telah memberikan perhatian yang sangat detail tentang anak, sejak proses konsepsi, kehamilan, kelahiran, sampai pendidikan ketika anak lahir dan masa tumbuh kembang hingga dewasa. Semua mendapatkan perhatian dan tuntunan yang teliti. Ini menunjukkan demikian penting menjaga, merawat, serta mendidik anak sejak awal. Dalam agama Islam, ada beberapa adab atau tuntunan dalam menyambut kelahiran bayi di antaranya upacara gunting rambut. Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang bermakna doa, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendoakan sesuai nama si bayi. Biasanya acara itu dilakukan dalam acara tasmiyah atau ‘aqiqah dalam agama Islam. Acaranya dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk melengkapi acara aqiqah itu.
Tahap-tahap upacara itu adalah:
- Tahapan memaklumkan. Bila undangan telah hadir terutama para petugas upacara seperti habiti, imam, serta pemerintah
yang dipercayai akan memaklumkan kepada petugas bahwa bohu lo hundingo akan dimulai. Bohulo huntingo akan
dinyatakan dimulai bila semua perlengkapan telah tersedia; - Tahap penyetujuan. Tahap pemaklumatan akan disetujui oleh petugas bila tidak ada masalah-masalah lain yang bisa
menghambat upacara. - Tahap doa. Doa akan dilaksanakan bila dipersilahkan oleh petugas atau pelaksana upacara. Doa upacara terbagi dua, yaitu
(a) doa berupa shalawat, dan (b) doa berupa pelaguan bahasa upacara. - Tahap pengguntingan. Tahap ini dimulai dengan pelaguan bahasa upacara dan pengarakan anak. Anak diarak sambil
dipayungi, kemudian diserahkan kepada petugas yang akan melakukan pengguntingan. - Tahap pengusapan kening. Pengusapan kening dilakukan setelah tahap pengguntingan. Dalam hal ini setiap haridin wajib
mengusap kening anak sambil berdiri. - Tahap akhir/pemulangan. Anak akan dipulangkan ke tempatnya, sedangkan hadirin boleh duduk kembali. Setelah itu doa
akan dilakukan berupa doa shalawat Serta pemotongan hewan kurban serta pembagiannya kepada fakir miskin atau anak
yatim.
Di Daerah Kalian apa nama tradisi ini sahabat steemian's
postingan bagus teman
terima kasih sahabat