How to Sell Ourself Without Discount (in Bahasa)

image

Setelah lama bertapa dalam diam, kali ini kembali membahas suatu hal dari hasil diskusi beberapa waktu lalu yang gak mungkin "unfaedah". Terima kasih saya kepada The Leader yang sudah mengadakan kegiatan Ngopi di Lhokseumawe (terutama bg Hijrah, penyebab istilah dalam judul tulisan ini muncul). Ini tentang salah satu hal krusial bagi keberlangsungan hidup. Mungkin sebagian orang akan "naik tensi" duluan ketika membaca judul yang kontroversi ini. Namun baiklah, semua akan saya luruskan pada tahap selanjutnya. Mohon baca tulisan ini hingga akhir agar tidak ada kesalahpahaman antara kita.

Jual diri. Mengapa penting? Ini akan sangat bermanfaat ketika kita dihadapkan pada situasi mencari kerja, mencari beasiswa, atau ingin lolos ke sejumlah program bergengsi. Lalu apa permasalahannya? Apa yang dimaksud dengan diskon dalam teknik jual diri ini?

Baiklah, saya lanjut meluruskan. Diskon dalam jual diri merupakan hal yang sangat tidak diperbolehkan. Namun, faktanya ini sering terjadi disekitar kita. Bagaimana contoh nyatanya? Misalkan saja, percakapan di bawah ini:

Aminah: Hai Amin, apa kabar?
Amin: Baik nih, alhamdulillah. Lu gimana Nah?
Aminah: Baik juga, btw kesibukan lu apa nih sekarang?
Amin: Kebetulan akhir-akhir ini lagi ada job design, tapi ya gitu sih, biasa aja...

Nah, sadarkah teman-teman, pernyataan terakhir dari Amin, berniat merendah. Tapi berefek pada terkesan mendiskonkan diri. Seharusnya Amin tidak boleh berkata demikian. Bisa saja Aminah rupanya sedang mencari jasa design untuk bosnya lalu mengetahui Amin berkata demikian Aminah merasa Amin belum layak atau mumpuni.

Apa yang kita katakan tentang diri kita, tentu merepresentasikan siapa diri kita. Apakah merendah itu baik? Saya tentu akan mengatakan iya dengan pertanyaan tersebut. Kita yang berbudaya ketimuran juga menunggulkan sifat rendah hati. Tapi hal yang bisa diambil adalah, hati-hati dengan sikap rendah hati yang bisa menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Jangan sampai menjadi diri yang terlalu banyak diskon sehingga orang akan meragukan kredibilitas maupun kemampuan yang kita miliki.

Jadi, masih mau mendiskonkan diri?


Best regards,
@good-karma, @aiqabrago, @levycore
@zainalbakri, @ayijufridar, @masriadi

Sort:  

Salut dengan ide ceritanya..

Jangan merendah tapi juga jangan berbicara terlalu tinggi karena bisa terkesan sombong atau malah seperti pribahasa. Tong kosong nyaring bunyinya... Gmana kira kira @anisazulkarnain

setujuuu. Tajak ube let tapak ta duek ubee let punggong

Seperti biasa, selalu menginspirasi

berkat tulisanmu juga huhu.

Cerita yang sangat menginspirasi.

Yuk saling menginspirasii

Berfaedah nget... Hihi
Gak ah, gak mau mendiskonkan diri 😁

Naaaah yokk kita upgrade diri tanpa diskon. Semangaaaat

Wah wah.. jadi nyesal tak bisa ikut kegiatan kemarin😢
But so thanks buat sharingnya kak!
Ini sangat penting utk disadari oleh generasi muda seperti kita. Banyak yg bermaksud merendah diri agar tak terlalu meninggi. Tapi kembali lagi, nyatanya selagi dalam koridor yg tepat, kemampuan yg layak dan sesuai. Toh menyampaikannya dengan percaya diri itu harus! Diikuti dgn kaidah yg tepat. Wehehe intinya don't sell ourself with discount😂🙏

Nah, bener banget. Harus tempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Jom jadi pemuda yg profesional

Teruslah kak menginspirasi,
Smga bnyak yang terinspirasi dg apa yg kakak berikan..
Loveyoukakak 💕

aamiin, saling menginspirasi yaa. Love you too