Buah jatuh tak jauh dari pohon, mungkin pepatah ini lah yang harus di sematkan pada seorang Petani Muda di salah satu sudut Kota Banda Aceh. Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga besar salah satu universitas di Aceh, tidak menjadikan ia sombong dan jumawa atas apa yang dimilikinya sekarang. Tak heran segala bidang ilmu dia pelajari dari ilmu maya, psikologi, ilmu tani, tidak terkecuali ilmu teknologi informatika tak perlu diragukan lagi secara pemuda ini dikenal sebagai salah seorang IT handal di Propinsi Aceh tidak sedikit pemain IT Aceh yang berguru pada kemurahan hati sang pemuda.
Buah jatuh tidak jauh dari pohon, bagaimana tidak sejak penjajahan dan perebutan kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda, Aceh sudah membuktikan kegigihannya dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dengan semangat juang yang membara yang dipimpin langsung oleh Ulama, menjadikan Aceh sebagai satu-satunya wilayah Indonesia yang tidak pernah dikuasai oleh Belanda. Sejarah mencatat bagaimana Aceh begitu setia pada Indonesia sehingga menjadi sebagai modal mempertahankan kemerdekaan dalam sebuah konferensi di Belanda. Semangat juang yang dipimpin oleh para Ulama terdahulu telah membuktikan betapa masyarakat Aceh begitu tunduk dan patuh pada keputusan Ulama.
Ketika semangat itu mulai pudar dalam dada pemuda Aceh, di tengah hingar bingar dunia yang sudah tak menentu, hadir seorang hamba Allah yang jauh disana dan begitu Ikhlas dalam berdakwah demi mempersatukan kembali umat yang sudah mulai terpecah dengan berbagai kepentingan kelompok. Datangnya seorang hamba Allah ini bagaikan hujan di musim kemarau, umat sudah akan begitu haus dalam penantian seorang yang pantas untuk dijadikan panutan yang bisa memberikan tuntunan dan arah perjalanan hidup yang sebenarnya mengikuti Sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Tak banyak yang tau bagaimana asal mula seorang pendakwah ini menjadi begitu GegapGempita Hingga mengguncang singgasana sang penguasa. Difitnah, dicaci bahkan di cekal keluar negeri sudah pernah dirasakan, namun tak sedikit pun menyurutkan langkah dan semangat untuk meneruskan dakwah islam hingga kepelosok kampung.
Akhir Desember 2017, Aceh mencatat sebuah sejarah baru, malam itu hampir satu juta masyarakat Aceh berkumpul di Taman Ratu Safiatutdin untuk mendengarkan dakwah dari sang ustadz yang selama ini dinantikan. Tak ada yang menyangka setelah dicekal di Hongkong, malah disambut dengan meriah di tanah serambi mekkah. Bukan orang Aceh namanya jika memuliakan ulama, karena di mata mereka ulama adalah lampu penerang jalan menuju kemenangan. Sehingga tidak berlebihan bagi masyarakat Aceh untuk melayani ulama lebih dari pejabat Negara. Malam itu Aceh kembali membuat masyarakat Indonesia lainya tercengang dengan begitu meriahnya penyambutan sang ustadz. Setelah malam itu berlalu, semua oang dikejutkan dengan kabar dari pesan berantai lewat media sosial yang mengejutkan, Mobil BL I UAS untuk sang Ustadz, yang di sertai dengan foto mobil Alphard. Pesan berantai di medsos ini begitu cepat menyebar sampai pada akhirnya panitia mengkonfirmasi kebenaran foto dan informasi tersebut.
Tahun berganti, nama ustadz sudah semakin tinggi dengan agenda dakwah yang tidak pernah berhenti sampai ke Arab Saudi. Sementara masyarakat Aceh belum berpuas hati dengan sang Ustadz. Setelah sekian bulan menanti terdapat khabar bahwa sang ustazd akan kembali menginjakkan kaki di serambi serambi mekkah pada pertengahan Maret tahun ini. Tidak tanggung tanggung untuk kelancaran kegiatan dakwah ini panitia pelaksana dari tiga kabupaten yang akan di kunjungi sang Ustazd, panitia mencarter sebuah pesawat pribadi khusus untuk sang Ustazd dan rombongan.
Semua masyarakat Aceh, menyambut gembira akan kembalinya sang ustadz ke tanah Aceh tercinta. Berbagai macam cara mengungkapkan rasa cinta dan dukungan kepada sang ustad untuk terus memimpin ummat dalam menuju kemenangan. Berbagai bentuk dukungan dan ucapan selamat kepada ustad dapat di lihihat dari media sosial, salah satunya adalah di media sosial Facebook, tak terkecuali bagi seorang petani muda Aceh, yang menggambarkan begitu bangganya pada sang ustadz. Mungkin ini ungkapan puncak cinta seorang petani muda pada sang idola. Wallahua’lam.
Belajar menulis bagian ke 6
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by amnarazali from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.