Sesajen, apa sich sebenarnya sesajen jawa ini, maaf sebenarnya saya juga tidak begitu paham.
Tapi yang saya lihat sesajen merupakan bahan untuk ritual atau identik dengan mantra mantra, ah..... Sebenarnya tidak itu mungkin adat nenek moyang kita dulu seperti itu. Sesajen jawa selalu tidak ketinggalan ketika ada hajatan, baik itu hajatan orang menikah, hajatan orang yang sudah meninggal dunia (slametan), dan ketika mau memanen padi pun melakukan hajatan, tak ketinggalan ketika bersih desa, berbagai hajatan selalu di warnai yang namanya sesajen, itu yang saya lihat didesaku.
Sesajen sendiri orang jawa mengatakan, agar kami selamat dari segala mara bahaya, dan segala yang kami niatkan menjadi berkah melimpah ruah.
Dalam sesajen jawa, banyak sekali macam macam sesajen, bahkan saya sendiri bingung, tapi bunga tuju rupa pasti selalu ada di dalam sesajen.
Seperti di ketahui bulan kalender jawa, ini adalah memasuki bulan suro, dalam bahasa arab (muharram) 1440 tepat 25 september ini merupakan bulan keramat, tidak diijinkan melakukan hajatan apa pun.
Mungkin seperti halnya di Taiwan, ada yang namanya bulan Hantu, di bulan itu orang taiwan juga hampir sama , tidak dibolehkan melakukan acara besar.
Di bulan suro atau ( muharram) sendiri dulu waktu (almarhum) belio bapak mertuaku selalu puasa (ngrowot) kalau orang jawa mengatakan seperti itu , dan itu dilakukan selama 40 hari, baru kemudian mencuci semua ( gaman ) berupa keris dan lain lainnya tak ketinggalan kain kafan . Itu menyimbolkan pembersihan diri.
Mohon maaf jika ada kurang lebihnya, sebelum dan sesudahnya saya mohon maaf sebesar besarnya jika ada yang salah dalam penulisan.
@airawati
Posted using Partiko Android