The government continues to strive to build new generating facilities to meet the increasing electricity demand. As an archipelagic country, it is certainly not an easy thing to be able to light up every inch of territory in this country. It takes so many plants, so that all regions of the country can be illuminated by lights.
It was recently reported that the National Electricity Company (PLN) was looking for loans in large quantities to finance the construction of electric rebels. The effort paid off with a loan through a syndicate from 20 international banks. The amount of loans obtained was fantastic, reaching 1.62 billion US dollars.
The PLN said the loan would be used to finance the construction of a new power plant planned to reach 35,000 megawatts (MW).
But as one of the Indonesian people and also consumers of the PLN company, we certainly hope that PLN will not merely pursue the target of building new generating facilities. But also seriously fixing the service by caring for existing plants.
Because until now, after 73 years of independent Indonesia, the electricity business in Indonesia is still a big problem. Almost no region in this country can feel comfort in terms of guaranteed supply of electric current without any outages.
In Aceh, where I live, the schedule of electricity goes off even too often. If blackouts follow a schedule because there are network improvements occurring several times in a matter of years, then out-of-schedule blackouts occur almost every week. That is, even though electricity is a basic necessity nowadays, because electricity is used for many things in daily life.
Not only that, when the electricity went out, many home-based industrial businesses were stopped. Even factories on the medium scale also stopped. The impact is of course not small. Millions to hundreds of millions of dollars in losses are experienced by customers. Both because of failed production or because of loss of income.
Message to PLN, make service a priority after efforts to increase the number of plants. Hopefully, PLN is really able to make light, not to make it dark..
*INDONESIA*
Menanti Cahaya Terang di Indonesia
Pemerintah terus berupaya untuk membangun fasilitas pembangkit baru guna memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Sebagai negara kepulauan, tentu bukan hal mudah untuk bisa menerangi setiap inci wilayah di negeri ini. Butuh begitu banyak pembangkit, agar semua wilayah negara ini bisa disinari cahaya lampu.
Baru-baru ini dikabarkan bahwa Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali mencari pinjaman dalam jumlah besar untuk membiayai pembangunan pembangki listrik. Usaha tersebut membuahkan hasil dengan diprolehnya pinjaman melalui sebuah sindikasi dari 20 bank internasional. Jumlah pinjaman yang berhasil diperoleh sangat fantastis, mencapai 1,62 miliar dolar Amerika.
Pihak PLN menyebutkan, pinjaman itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik baru yang direncanakan mencapai 35.000 megawatt (MW).
Namun sebagai salah satu masyarakat Indonesia dan juga konsumen dari perusahaan PLN tentu kita berharap, PLN tidak semata-mata mengejar target membangun fasilitas pembangkit baru. Tetapi juga serius membenahi pelayanan dengan merawat pembangkit yang sudah ada.
Karena sampai saat ini, setelah 73 tahun Indonesia merdeka, urusan listrik di Indonesia masih jadi masalah besar. Nyaris tak ada wilayah di negeri ini yang bisa merasakan kenyaman dalam hal terjaminnya suplai arus listrik tanpa ada pemadaman.
Di Aceh, di tempat saya menetap, jadwal mati listrik bahkan terlalu sering. Bila pemadaman mengikuti jadwal karena ada perbaikan jaringan terjadi beberapa kali dalam hitungan tahun, maka pemadaman di luar jadwal justru terjadi hampir setiap minggu. Begitulah, padahal listrik menjadi kebutuhan pokok saat ini, karena listrik digunakan untuk banyak hal dalam keseharian.
Tak hanya itu, saat listrik padam, banyak usaha industri rumahan yang terhenti. Bahkan pabrik-pabrik dalam skala menengah juga ikut terhenti. Dampaknya tentu saja tidak kecil. Jutaan hingga ratusan juta rupiah kerugian dialami oleh pelanggan. Baik karena gagal produksi maupun karena kehilangan pendapatan.
Pesan untuk PLN, jadikan pelayanan sebagai prioritas setelah usaha penambahan jumlah pembangkit. Semoga PLN benar-benar mampu membuat terang bukan sebaliknya membuat gelap.
Listrik merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Dan PLN sebagai otoritas penyuplai harus bisa memahami hal itu.
Mungkin tulisan ini sebagai keterwakilan aspirasi masyarakat secara umum.
Listrik sebagai sumber penerangan Untuk seluruh Masyarakat, akan memberikan begitu banyak kemudahan dalam menjalankan Hidup, untuk seluruh suku, Ras dan Juga hal Utama untuk Beraneka Agama yang ada di Indonesia tentunya,...
Lampu sebagai sumber kehidupan di dunia modern saat ini,...
listrik memang sesuatu yang sangat memprihatinkan di Indonesia, terutama di Aceh. Semoga saja segera bisa terselesaikan seperti haraoan tulisan ini
Ini tamparan keras buat PLN, dan saya mendukung sepenuhnya apa yang telah bang @aiqabrago sampaikan, tulisan ini mewakili keluhan kami semua lapisan masyarakat.
Terimakasih bang @aiqabrago, telah menulis postingan habat malam ini😊
Semoga PLN terus lebih baik. Hingga tiada yang namanya listrik padam.
Dipeuudep pajan galak galak jih
Dipeumate syit ka nyan keurija
Pue peugah nyoe jeh
Akai paleh syit ata kana
Syair Pudep Lampu Nanggroe (PLN) by Amroe Pane (@pieasant)
Benar bang ditempat kami dalam beberapa hari ini juga sering byar pet, tulisan yang menarik dan salam hangat.
Mantap .sangat setuju @aiqabrago
Gagasan demi gagasan sudah terlalu sering dikoar-koar oleh pejabat terkait, namun pada kenyataannya tetap saja kita sebagai ralkyat kecil yang jadi imbasnya. Kita berharap semoga cahaya terang benar-benar kita rasakan saban waktu. Sukses selalu bg @aiqabrago salam takzim
Kala listrik padam, bagaikan malam tanpa kehidupan.. Mungkin begitulah kira-kira, karena hampir tidak ada satupun aktifitas kerja manusia yang tidak menggunakan listrik.
Semoga penerangan kian merata di seluruh Indonesia.
Salam sukses Bang @aiqabrago.
@mukhtarilyas, Tidak saja home industri yang kena imbas bang @aiqabrago, tapi barang elektronik rumah tangga juga secara tidak langsung rusak akivat voltage droup tiba-tiba. Berapa besar kerugian, dan apa PLN perduli?
Semoga kedepanya indonesia bisa memiliki listrik yang selalu menyala.