In Steemit we can get friends as well as enemies. In Steemit we become smarter and stupid. In Steemit can train others as well as yourself. Not. Not just train about playing Steemit. But exercising self-control.
One can easily beat others easily and can be many times after through hard and diligent training. To be able to defeat others, a swordsman understands the advantages and disadvantages of his opponent. And it can be learned in various ways, various stances.
However, how to beat yourself, that's the hard part. Instead of talking about strategy, even people are allergic. For what is it that defeats itself in this life? Is not the self not the enemy to be defeated?
It takes more strength to be able to beat yourself and Steemit also provides that option though not in the form of an application. Imagine how many posts that attack a person roughly, perhaps you are, your community that is the target of attack, or you yourself attack other people and community, whether intentionally or not. Many are also good comments, but misunderstood by others for the ability to convey the limited message, or the wrong messenger response. Not all have the ability to convey messages well in written language.
Sometimes, we do not know at all the reasons that attack us. Could be, the reason is very trivial, like a matter of vote which is always a source of debate many parties and this will continue to happen with all the dynamics. Or they do not need any reason to attack others.
We are not talking about criticism, but blasphemy and attacks are not building, there is no critical charge. If criticism, should be accepted with a graceful chest though sometimes very spicy. Think of it like a herbal medicine, though bitter but useful for health. We should thank those who criticize spicyly than the one who poisoned us with empty praises.
Self-control experiencing the thought process because the media used is written language. Although angry, veiled, but when poured into writing, people have to take it too. If the flow then is a rough language because it writes in a state of anger, disappointment, hurt, full of hate, then that's the character of the author. People need a process to achieve maturity in life, as well as maturity in writing.
Self-control exercises at Steemit are opened when logging in and reading posts we like or not. Self-control also occurs when looking at other people's reward posts that we think normal or even very bad, compared with the quality of our posts. Self-control exercises also occur when the ideology of people at Steemit is different from ours. Some are really studying in Steemit, some are looking for money, there is a combination of both. How to respond to different people's principles?
Self-restraint exercises also occur when discovering the insights of others about Steemit is not as wide as we are. Do not easily drop other people's spirits with comments that only describe your true character. Remember, what you are saying right now, your current attitude, your current principles, determine your position later in both Steemit and in ours life.*****
Image source: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
*INDONESIA*
Melatih Pengendalian Diri di Steemit
Di Steemit kita bisa mendapatkan teman sekaligus musuh. Di Steemit kita menjadi lebih pintar sekaligus bodoh. Di Steemit bisa melatih orang lain sekaligus diri sendiri. Bukan. Bukan hanya sekadar melatih tentang bermain Steemit. Tetapi melatih pengendalian diri.
Orang bisa mengalahkan orang lain dengan mudah dan bisa jadi berkali-kali setelah melalui latihan keras dan tekun. Untuk bisa mengalahkan orang lain, seorang pendekar memahami kelebihan dan kekurangan lawannya. Dan itu bisa dipelajari dengan berbagai cara, berbagai jurus.
Namun, bagaimana caranya bisa mengalahkan diri sendiri, itu bagian yang sulit. Alih-alih berbicara soal strategi, malah orang sudah alergi. Untuk apa mengalahkan diri sendiri dalam hidup ini? Bukankah diri sendiri bukan musuh yang harus dikalahkan?
Dibutuhkan kekuatan lebih untuk bisa mengalahkan diri sendiri dan Steemit juga menyediakan pilihan itu meski bukan dalam bentuk aplikasi. Bayangkan betapa banyak postingan yang menyerang seseorang secara kasar, mungkin Anda sendiri, komunitas Anda yang menjadi sasaran serangan, atau Anda sendiri yang menyerang orang lain dan komunitasnya, baik dengan sengaja maupun tidak. Banyak juga komentar yang sebenarnya baik, tetapi disalahpahami orang lain karena kemampuan menyampaikan pesan yang terbatas, atau respon penerima pesan yang keliru. Tidak semua memiliki kemampuan menyampaikan pesan dengan baik dalam bahasa tulis.
Terkadang, kita tidak tahu sama sekali alasan yang menyerang kita. Bisa jadi, alasannya sangat sepele, seperti soal vote yang selalu menjadi sumber perdebatan banyak pihak dan ini akan terus terjadi dengan segala dinamikanya. Atau mereka tidak butuh alasan apa pun untuk menyerang orang lain.
Kita bukan sedang membahas soal kritik, tetapi hujatan dan serangan yang tidak membangun, tidak ada muatan kritisnya. Kalau kritik, harus diterima dengan lapang dada meski terkadang sangat pedas. Anggap saja seperti jamu, meski pahit tetapi berguna bagi kesehatan. Kita harus mengucapkan terima kasih kepada orang yang menyampaikan kritik dengan pedas dibandingkan orang yang meracuni kita dengan pujian-pujian kosong.
Pengendalian diri mengalami proses pemikiran sebab media yang digunakan adalah bahasa tulis. Meski dalam keadaan marah, diselubungi kebencian, tetapi ketika menuangkan ke dalam tulisan, orang harus memilikirkannya juga. Kalau yang mengalir kemudian adalah bahasa kasar karena menulisnya dalam keadaan marah, kecewa, sakit hati, penuh benci, maka begitulah karakternya orang penulisnya. Orang butuh proses untuk mencapai kematangan dalam hidup, demikian juga dengan kematangan dalam menulis.
Latihan pengendalian diri di Steemit dibuka ketika ketika login dan membaca postingan yang kita sukai atau tidak. Pengendalian diri juga terjadi ketika melihat reward postingan orang lain yang menurut kita biasa saja atau malah sangat buruk, dibandingkan dengan kualitas postingan kita. Latihan pengendalian diri juga terjadi ketika ideologi orang di Steemit berbeda dengan kita. Ada yang benar-benar belajar di Steemit, ada yang mencari uang, ada yang gabungan keduanya. Bagaimana merespon prinsip orang yang berbeda?
Latihan pengendalian diri juga terjadi ketika menemukan wawasan orang lain tentang Steemit tidak seluas kita. Jangan gampang menjatuhkan semangat orang lain dengan komentar yang hanya menjelaskan karakter Anda sebenarnya. Ingat, apa yang Anda katakan saat ini, sikap Anda saat ini, prinsip Anda saat ini, menentukan posisi Anda kelak baik di Steemit maupun dalam kehidupan.*****
Tentu saja itu benar brother @aiqabrago emosional sangat menentukan proses kita berkembang. Belajar dan mengajarkan orang lain itu adalah relasi besar yang harus kita lakukan di Steemit untuk mewujudkan kepedulian sesama Steemian tanpa melihat siapa dia. Jangan pernah merasa tersaingi karena distulah sikap negatif mita mulai muncul.
Tapi saya pengen belajar buat animasi "follow me" yang paling bawah iu loh bg @aiqabrago !! hehe
aku juga....
Siap bang siap.. ga ada kontesnya bang @aiqabrago ?😂😂
Yang pertama yg ingin saya komentari postingan bg aiqa adalah, gambar pertama abg keren
Kedua, sya sepakat dgan perbedaan motivasi dn pemikiran setiap org berbeda beda dalam menyikapi steemit, mau bisnis, mnulis dn macamlah, itu bisa diterima dgan lapang dada tanpa menghujat dn menjelekkan satu dn mendewakan satunya lgi,
Ketiga, gak ada lgi yg perlu sya komentari, dh mantap hehhe :)
Kritik untuk abg @aiqabrago = sya perhatikan abg tidak ada membalas komentar di hampir setiap postingan abg,walau hanya utk sekedar menyapa,ada memang abg balas komentar tapi hnya sebatas yg abg kenal2 aja. bukankah komnikasi dn silahturahmi di bina disini sesuai dengan semngat stemian indonesia. Bgaimna ada org yg ingin bertanya dn ingin nasihat dri abg atau apalah dlam kolom komentar. Tentu abg punya alasan sendiri kenpa demikian, sy ckup menerima.
Atau abg hnya mau kominksi di discor saja, tak taulah, atau abg hnyaa mau komniksi di komunitas saja. Bgimna stemian yg tidk tergabung. Mngkin kolom komentar di steemit perlu di tiadakan.
Hehe smg abg gk tersinggung, :)
Iyalah...kena deh @aiqabrago ....aku pikir juga begitu..hahah
Salam kenal @Lord-geraldi
Yang penting terus berkarya
Hidup memang selalu banyak rintangan.
Tapi menurut saya, halangan itu bukan hambatan.
Jadi untuk melatih diri dari serangan lain kita hanya butuh taktik alias ilmu untuk menangkalnya.
Meunan sang meunurot ulon tuan
Hehehe
Inilah namanya sebuah fenomena bagi para steemian semua. Khususnya aceh banyak masih tidak bisa melihat kesuksesan teman-temannya yang telah berhasil bermain steemit. Mereka tidak melihat perjuangannya cuma hasil akhirnya makanya untuk sebagian punya pikiran yang sangat tidak mendidik bagi pemula di steemit. Salam sukses buat kurator indonesia dari @irvanhelmi
Sebenarnya gampang sekali, apa yang kita ucapakan mencerminkan kepribadian kita masing2. Jika kita berbicara kasar dan kotor terhadap orang lain maka kepribadian kita juga seperti itu. Hal semacam ini banyak terjadi baik itu di dunia Maya seperti ini dan dunia nyata. Tapi sebenarnya itu hanya sebuah ujian bagi kita bagaimana menyikapi hal tersebut. Orang boleh saja berbicara kasar dan kotor terhadap kita, tapi usahakan kita menyikapinya dengan santai dan tenang. Bila perlu rangkul dia untuk kita ketahui apa yang sedang dialaminya. Pasti dengan sendirinya dia sadar terhadap apa yang telah dilakukannya.
Pencerahan yang sangat bermanfaat bg @aiqabrago, saya pribadi sangat menyukainya.
Di media steemit juga bisa membangun ajang silaturahmi dan mengenal satu sama lainnya, media steemit juga bisa mengasahketrampilan kita menulis, serta bisa mempublikasikan hal-hal penting. Saya rasa hanya itu saja bang @aiqabrago😁😁👍
salam sejahtera
benar sekali bang @aiqabrago
terkadang kata-kata itu menjadi cambuk pada diri kita sendiri kalau kita tidak bisa mengendalikan diri
Iya memang susah untuk melatih pengendalian diri kita masing-masing, apalagi sikap dan sifat kita itu belum berada pada titik yang stabil. Cuman untuk mengatasi sesuatu hal yang menimpa kita baik itu kritikan pedas yang tidak membangun, kita sikapi saja dengan tenang dan pikiran yang jernih. Memangnya apasih kelebihan orang yang menjudge orang lain, tidak ada mereka hanya bisa koar-koar dan tidak ada tindakan yang nyata.
ya, semoga kami dapat mengendalikan diri kami agar tidak seperti bang aiqa sebutkan di atas
How wise! It's good for everyone to read this article, especially for me, worth it very much. thanks a lot.
Salam kenal dari saya buat semuanya, mohon bimbingannya agar saya mampu "survive" di dunia steemit ini. Banyak hal-hal positif yang saya dapatkan dengan berada disini terutama terkait bacaan-bacaan yang up to date..sangat bermanfaat!
We recommended this post here.
Education yang sangat beharga terimakasih @aiqabrago salam KSI
Semua kembali pada hakikatnya, sabar, iklas, usaha dan doa
Paragraph terakhir best banget dan sangat membuka pola pikir
Thanks for share bang 😁
Dibutuhkan kehati - hatian dalam menulis, pakai jargon mikirlah dulu baru menulis jangan menulis dulu baru mikir. Saat kita sdh menulis baru disadari kalau apa yang kita tulis telah menyakiti orang lain, dan itu sdh terlambat menyadarinya. Terima kasih pencerahannya bang @aiqabrago
Such a great post, sir. Those behavior, I mean self-control, should be applied under every circumstances. Not only in this platform. Especially here, The way you react over every critism will be describe your great personality as one of the top leader. You are the model for other steemian, sir. Just take it as easy as you can. Life is never run always as we expected. Sometimes, playing around with a bit or huge of the wave coming will be good in way of develop our mentality. In fact, you have done such a great jobs those bring you as you are today.
Ini lantunan yang sedikit sejuk namun menurut saya memiliki gaya dan bahasa yang membuat saya terkesima dan terbawa dalam komentar yang menurut irama sipenulisnya. Dia bagus dan anda bagus, kita bagus. Meski tak bernama pak bagus.
Semoga masih ada filter yang melekat dimata sehingga membuat mata kita tidak terkena debu.
Salam garang @jubagarang
Mari tebarkan selalu kebaikan lewat komentar dan postingan baik dan bermanfaat, sukses selalu bang @aiqabrago
Santun, teduh dan tenang. Bahasa cinta begitu kentara, dan kearifan begitu membahana. Ini lahir atas dasar menulis dengan logika kasih sayang.
Kalo agamawan marahnya pun dengan ilmunya begitu juga sastrawan marahnya pun dengan menuliskan sastranya. Hal tersebut tdak dpat dipungkiri karena kata melambangkan hati.. Mngkin seperti sharingan....
Latihan adalah proses. Kita mengikuti semua latihan berkali-kali.
Guru pernah mengajariku tentang kuantitas (proses berkelanjutan) akan meciptakan kualitas (produk/diri).
Sepanjang kita memahami bahwa proses membutuhkan pengorbanan. Waktu, perhatian, emosi, dana, dan sebagainya. Proses dan pengorbanan adalah pasangan yang akan melahirkan anak berupa kualitas.
Kita hidup di zaman fitnah dan dunia kaca, dulu hujatan dan kritikan hanya menggunakan lidah saja dan tidak ada rekaman, zaman now dilakukan dengan tulisan dan jika sudah diposting selamanya itu akan menjadi 2 pilihan mengalir pahala atau dosa. Makanya sahabat hati2 dengan tulisan kita, jika kita ingat dengan pahala jariah tapi jangan lupa dosa jariah juga ada. demikian bang @aiqabrago kurator Indonesia, salam sukses untuk kita semua @mukhtarilyas
https://steemit.com/food/@israh/kue-lupis-lupis-cake-0d843b8f4f045 Visit my blog
di bloger, wordpress, mulitply juga ribut kok.. facebook apalagi.. control diri karena kata tak berintonasi.. haseek
salfoks ama foto paling atas.
tahi lalatnya itu loh. ehemm..ehemmm
intinya “pengendalian diri” kalau kata A’A Gym
Bagian ini harus menjadi kesadaran semua orang.
Buat saya, kritik hal biasa. Perbedaan cara pandang dan persepsi itu kebhinnekaan. Bagian dari dinamikan hidup. Boleh saling mengkritik, tapi tetap bisa duduk semeja dan ngopi bersama. Selalu sehat dan sukses sabe Tgk @aiqabrago.
Sebenarnya tergantung dari karakter yang memang sudah melekat pada seseorang ya. Berada dalam media sosial apa pun jika ada niat merugikan orang lain, dia akan melakukannya dengan ringan.
Semoga saya tidak demikian. Sahabat membuat saya bertambah sehat. Salam hangat
Tulisan dalam kajian komunikasi semoga bermanfaat @aigabrago
Mantap !!! Kiriman yg sangat cerdas, terima kasih telah berbagi dan salam hangat dari dataran tunggi.
Sukses bang.
Postingan yang sangat bagus...
Bantu vote lah bang..hehe
Setiap postingan kanda membuat saya tertegun... Benar sekali apa yang adun sampaikan...
baiknya sebuah kritikan harus dibarengi dengan saran yang baik.
jangan hanya mengkritik dan saran!.
benar adanya Pujian omong kosong lebih mulia dari pada sebuah kritikan yang sifatnya membangun!
kritik tanpa solusi maka itu adalah amarah, saya rasa semua kita akan menerima bila sebuah kritikan, baik pedas maupun tajam tapi juga kita berharap ada sulusi dari sang pengkritik, saya menilai tulisan dalam post ini sangat menghanyutkan untuk kita bertafakkur dan melatih lebih keras agar bisa mengendalikan baik amarah maupun kesabaran. salam hormat adun @aiqabrago dr saya @hermanlc
Pemikiran dan pencerahan yang bijak. Tapi gagal fokus lihat foto pertama ha ha ha. Saleum bang @aiqabargo. Adem hati membacanya. Terima kasih sudah berbagi.
your article is very good and gives insight to us all, it is very useful once.@aiqabrago
success is always my brother
Betul bang @aiqabrago saya ingat orang bijak pernah berkata, "apakah kita sudah selesai dengan diri kita" terima kasih infonya untuk mengenal diri..
I wonder are you a curator or a motivator or even a psychologist? :)
You are totally right on why people should make a big effort to control themselves in life and in steemit world. And I am also with you in treating the critism like a herbal medicine, bitter but good for health. Thanks for sharing.
Motivasi yang hebat