Review Acehnologi (II:15)

in #indonesia7 years ago


Setelah sebelumnya saya sudah mereview buku Acehnologi yang berjudul sejarah Aceh, kali ini saya akan mereview kembali buku Acehnologi volume dua pada bab Kosmologi Aceh. Untuk memahami sejarah Aceh yang memiliki berbagai dinamika maka perlu ditelaah cakrawala berpikir orang Aceh dalam prespektif Kosmologi Aceh. Hal ini di sebabkan bahhwa kemunculan kejayaan suatu bangsa banyak diilhami dari sistem kosmologi yang berada pada negeri tersebut.
Mengapa kita perlu mendalami kosmologi? Jawaban yang paling sederhana yakni karena setiap peradaban besar di dunia selalu memiliki sistem kosmologi. Jika peradaban besar tidak memiliki sistem kosmologi, maka peradaban tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan dengan gerak alam semesta.
Kosmologi adalah penjelasan tentang bagaimana manusia dan mengapa berjalan di atas bumi, dengan memahami alam, lantas menjadi pengetahuan, lalu di arahkan sebagai sebuah keyakinan, setelah itu menjadi sistem keyakinan, yang pada gilirannya memberikan arahan, hingga dia meninggalkan alam ini. Penjelasan demi penjelasan tersebut terkadang di dapatkan dalam literatur para filosof, teolog, sastrawan. Dan teosof karena itu penjelasan kosmologi terkadang sangat abstrak.
Arti kosmos adalah alam. Oleh karena itu kosmologi berhubungan dengan alam semesta. Paling tidak ada dua kosmos yaitu mikro kosmos dan makro kosmos, dengan begitu kajian tentang kosmologi adalah studi tentang pandangan dan hubungan suatu komunitas dengan alam, baik alam mikro maupun alam makro. Hampir dapat dikatakan bahwa semua komunitas suku bangsa memiliki sistem kosmologi tersendiri. Salah satu syarat utama dalam memahami produk pengetahuan yang di hasilkan oleh suatu komunitas adalah dengan mempelajari sistem kosmologi yang terbangun di dalam masyarakat. Sistem ini di hasilkan sebagai pengetahuan yang kokoh mengenai kepercayaan suku bangsa terhadap alam ada di luar diri mereka dan alam yang terdapat di dalam diri mereka. Dengan demikian, manusia di pandang sebagai bagian dari alam, maka sebagai manusia adalah bagian dari sistem kosmologi itu sendiri.
Mempelajari kosmologi, akan memeberikan dampak yang signifikan terhadap apa yang mempengruhi suatu kepercayaan/keyakinan yang di anut oleh manusia, baik itu kemudian di arahkan pada aspek kefilsafatan, maupun di dalam sistem religi yang di anut oleh masyarakat tersebut. Dalam konteks kosmologi Modern, para sarjana telah mendasarkan kajian kosmologi pada teori Big Bang. Karena itu kajian kosmologi Modern lebih banyak di arahkan pada dunia sains, seperti kajian fisika dan astronomi.
Dalam masyarakat tradisional sistem kosmologi membentuk cara pandangan terhadap kedirian mereka dan fungsi keberadaan mereka di alam semesta. Dengn kata lain kosmologi berada di belakang sistem metafisika (filsafat teoritik), yang terkadang hanya mampu di maknai oleh mereka-mereka yang mampu membaca tanda-tanda alam semesta dan kewujudan mereka di tengah-tengahnya. Kajian kosmologi tidak menjadi perhatian utama di kalangan para pendidik generasi muda sebab, terkadang sistem kosmologi yang terbangun di dalam suatu komunitas tidak di anggap rasional, apalagi sudah berhubungan dengan mitos dan lagenda.
Di dalam ajaran Islam, berita tentang kosmologi di jabarkan secara berulang-ulang misalnya kisah penciptaan manusia, penciptaan malaikat, penciptaan jin/iblis/syaitan, penciptaan bumi dan langit, penciptaan gunung, kisah masa depan (kiamat), gejala alam semesta, perihal binatang, perihal sistem waktu, dan lain sebagainya. Bahkan kisah-kisah kosmik, Allah beritakan secara lengkap di dalam Al-Quran. Gejala-gejala dari sistem kosmologi tersebut menjadi dasar kuat mengapa manusia harus beriman kepada Allah. Dapat di bayangkan jika tidak ada berita kosmik, maka tidak ada informasi bagi manusia untuk mencari alasan pembenaran.
Sistem kosmologi Islam juga pernah muncul di Aceh, karena Islam telah memberikan kontribusi yang amat penting di dalam pembentukan fondasi berpikir kajian kosmologi. Ketika Islam datang ke Aceh, hampir semua tempat yang di singgahi oleh din ini di dirikan kerajaan. Demikian pula, beberapa tempat perbukitan dan penggunungan di jumpai makam para ‘ulama’. Keberadaan makam para ulama memang perlu mendapat perhatian yang serius sebab selain artefak beberapa kerajaan yang pernah berdiri di Aceh, kuburan ulama juga memberikan bukti bagaimana sistem kosmologi yang terjadi di Aceh. Tanah dan perbukitan menjadi hal penting bagi masyarakat tradisional, mengapa makam para ulama-ulama cenderung di kuburkan di atas bukit. Tanah yang tinggi merupakan pusat kosmik, gunung di pandang sebagai salah satu pusat energi bumi dalam bahasa sederhana dianggap sebagai pasak bumi.
Selain makam tata letak yang paling mengesankan adalah pola keselarasan situasi alam dan perkampungan di Aceh. Tata letak tersebut memperlihatkan bagaimana hubungan alam dengan manusia. Dalam lanskap perkampungan di Aceh, selalu menjaga hubungan yang dinamis dan tidak akan merusak lingkungan. Hampir semua prilaku manusia di atur dalam reusam yang berusaha untuk menjaga kkeselarasan. Tidak hanya itu, dalam setiap hubungan atau pekerjaan yang menyangkut dengan alam, orang Aceh memiliki standar operasioanal yang sangat baku, yaitu keunduri. Dalam bahasa lain ada “hak” yang di berikan kepada alam dan juga kepada manusia yng menempat posisi terhormat secara budaya dan religi.

Hampir semua kerajaan Aceh yang sudah berkeyakinan Islam berada di bibir pantai selat malaka. Beberapa tempat pedalaman Aceh dengan berhadapan ke wilayah penggunugan selalu di jumpai dayah, dengan kata lain dayah-dayah di dirikan agak jauh dari kawasan pasar. Adapun area perkampungan di dirikan berdekatan dengan area perbukitan dan sungai. Ini akan memudahkan bagi proses pencaria nafkah kehidupan dan koneksitas dengan antar kampung. Semua koneksitas antara manusia dengan Allah, manusia dengan Alam, dan manusia dengan sesama manusia diatur sedemikian rupa, supaya keharmonisan dapat terjaga dengan baik.
Di Aceh salah satu kitab yang berusaha menjelaskan bagaimana hubungan manusia dengan alam adalah taj mulk. Adapun kitab dalam bahasa arab yang sering di kutib dan di kenal dengan ilmu hikmah adalah karya manba’ usul al-Hikmah oleh Abi al-abbas ibn ali al-buni kitab-kitab tersebut pada prinsipnya rahasia manusia dengan alam dan manusia dengan Allah, melalui ilmu hikmah. Inilah salah satu dampak dari kajian kosmologi, yang mengantarkan pada studi ilmu hikmah atau ilmu ma’rifah yang lebih dikenal sebagai science before science, “cenderung di anggap sebagai ilmu yang tidak rasional”. Padahal melalui penafsiran mendalam antara hubungan mikro dan makro-kosmos, “kajian ilmu yang tidak rasional” tersebut sesungguhnya sangat rasional.
Adapun bagi mereka yang memiliki keyakinan kosmologi bahwa bagian dari rencana Tuhan, maka mereka akan menyerap informasi yang beredar di dunia ke dalam diri mereka, yaitu adanya hubungan antara mikro dan makro kosmos. Akibatnya, science before science akan menjadi terjelaskan kepada manusia, karena sang penuntut ilmu kosmologi melihatnya dari aspek tauhidik. Ilmu manusia kepada makro-kosmos di tandai dengan penafsiran terhadap sesuatu, makna, dan simbol-simbol yang mereka dapatkan melalui active intelligence. Informasi atau input yang diserap oleh manusia lantas di cerna melalui daya akal dan batin, yang kemudian membentuk spirit di dalam jiwa mereka, yang kemudia membawa dampak pada sistem keyakinan, sistem pengetahuan, dan sistem nilai.
Inilah dasar kuat bagi para pengkaji Acehnologi, yaitu memiliki sistem keyakina, sistem pengetahuan, dan sistem nilai yang di dapatkan dari perjalanan batinnya ketika menghubungkan antara mikro dan makro kosmos. Dalam bahasa lain, orang yang mengerti dengan asal usul alam, akan sangat mengerti akan jati dirinya sebagai bagian dari alam semesta. Proses penyatan tersebut melahirkan sikap dan sifat ketauhidan yang tidak dapat dipisahkan oleh kekuatan manapun di dunia ini. Karena itu, seseorang yang ingin mendalami Acehnologi menjadi keharusan baginya untuk mendalami kajian kosmologi. Karena melalui pendalaman kosmologi akan muncul kesadaran diri bagi penuntut ilmu, bahwa dia merupakan bagian dari alam semesta, yang tidak dapat di pisahkan sama sekali.

Sort:  

@afnanbasith bagus kali tulisanmu kawan 👍

Congratulations @afnanbasith! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You made your First Vote

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!