Pastinya sudah terbayang bagaimana jalan–jalan dikala waktu masih mahasiswa, biasannya perjalanan yang dilakukan memilki tujuan tersendiri yaitu perjalananan penelitian atau perjalanan untuk quality time bersama teman–teman seangkatan bahkan pacar sekalipun. Kali ini saya mau berbagi kisah dibalik perjalanan yang saya lakukan bersama teman–teman dan sahabat. Pastinya akan memilki perbedaan kesan antara jalan–jalan sama teman atau sahabat.
(PUNCAK 1000 SIOSAR)
Perjalanan pertama yang akan saya ceritakan yaitu perjalan bersama“The Konyol Crew (P3) atau sering kami sebut Para Pencari P (F) akta”. Maksa banget kan nama grup pertemanan kami. Tapi memang didalamnya sungguh banyak orang–orang konyol yang terdiri berbagai suka dan warna kulit. Perjalanan pertama kami beri nama “ Tongging Trip” . Perjalanan ini kami lakukan disaat libur semester 4, tepatnya pada pertengahan libur semester 4 kami putuskan berkumpul untuk jalan–jalan bersama. Rutenya itu pertama dari Medan menuju Kabanjahe. Di Kabanjahe kami berhenti di tempat teman kami “Si Kecil” Reza namanya hanya beberapa jam saja sembari menunggu dia siap-siap berangkat menuju tongging. Tapi pada saat kami menunggu Reza bersiap–siap terjadi perubahan rencana yaitu perubahan waktu untuk jalan– alan ke Tongging. Rencananya yaitu singgah dulu ke Siosar yaitu destinasi wisata baru yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Karo yang difungsikan juga sebagai tempat relokasi para pengungsi erupsi Sinabung. Di sana kami hanya menginap semalam saja di tempat abang kami Bang Heri yang merupakan pemuda setempat di area relokasi Siosar.Bang Heri kami kalau panggil namanya, dia merupakan pemuda desa baik hati yang bersedia rumahnya kami singgahi untuk sementara waktu. Sakitnya yaitu kami hanya menyusahkan Bang Heri karena kedatangan kami tidak membawa buah tangan seperti kue atau apapun yang bisa diberikan.Bang Heri sebenarnya senang sekali dengan kedatangan kami disana karena dia juga hanya sendiri tinggal di rumah itu dan maka dari itu dia mengizinkan tinggal di rumahnya.Mungkin kalau ingin saya ceritakan selama kami disana yaitu Bang Heri seperti pelayan dirumah sendiri.Asal kalian tahu Bang Herilah yang memberi kami makan dan menyediakan tempat api unggun untuk kami.Betapa kurang ajarnya kami sebenarnya sudah menyusahkan seorang pemuda desa yang bersahaja. Tapi Bang Heri setelah kami tanyakan kembali mengenai kerepotan yang kami buat padanya, dia hanya berkata “ Ah udahlah dari kita untuk kitanya semua” .
Kami di Siosar hanya menginap satu malam saja dan keesokan harinya kami berangkat menuju daerah wisata Tongging pada jam 10.00 WIB dengan membelah hutan hingga masuk ke dalam perkebunan warga.Sebenarnya kami mau berangkat jam 06.00 WIB supaya bisa mendapat banyak waktu untuk bersantai di Tongging.Tapi sayangnya ketiduran hingga jam 09.00 WIB. Hal yang lucu kami rasakan yaitu ketika ada alarm manusia untuk membangunkan teman–teman semuanya yaitu ketika saya membangunkan teman–teman saya dengan suara keras “ Tonging...., Tonging....,3 Tongging..., ” . Pada saat itu mereka langsung ketawa mendengar saya teriak–teriak begitu. Tapi untungnya mereka langsung bangun dan bergegas untuk siap- siap pergi ke Tongging.
Setelah siap kami, berpamitan dengan Bang Heri di kedai kopi tepatnya sehabis sarapan . Kami melalui rute menembus hutan pinus di kawasan Siosar.Ada sekitar 1 jam kami berjalan menembus hutan dengan medan yang penuh rintangan jalan bergelombang akibat dari jalan yang dipenuhi oleh batu–batu gunung dan tanah liat yang lembek.Beberapa lama kemudian kami tiba di Tiga Panah dan memilih rute menuju Tongging.Setelah itu kami tiba di Tongging tapi masih di pintu utama menuju kawasan wisatanya., ternyata untuk kesana kami harus menuruni gunung dengan lintasan yang sangat mulus sehingga kami hanya matikan mesin saja kalau dari atas sampai kebawah meuju Tongging.Tentunya ditengah area menuju Tongging kami berhenti juga untuk mengambil foto ramai- ramai.
(JALAN HUTAN PINUS SIOSAR)
Setelah itu kami turun kebawah. Wah ternyata ekspetasi yang kami harapkan tidak seindah yang kami bayangkan . Yang terlihat hanya keramba ikan dan pemandangan Danau Toba saja.Tidak ada yang menarik.Hanya sekitar 15 menit kami dibawah. Kemudian kami naik lagi keatas ke Air Terjun Sipiso-Piso tapi kami tidak masuk hanya dipelataran saja duduk–duduk melihat air terjun dari kejauhan.Kira –kira pada jam 13.00 WIB kami memutuskan pulang ke Medan Dan perjalan ini sungguh melelahkan tapi penuh kenangan yang sangat mendalam.Walaupun lelah perjalanan ini memerikan pelajaran pentingnya punya teman di saat kuliah.
Pasti blum lulus MK Bahasa Indonesia yang baik ni kayaknya?
Wah iya ni bang masih pemula,tapi terima kasih sebelumnya sudah perhatian pada tulisan saya
ajak-ajaklah @Adrianus123...