Memahami Steemit Melalui Surat Ibrahim

Ada beragam motivasi orang bermain Steemit. Ada yang ingin berbagi gagasan, ingin mengembangkan kemampuan menulis, dan ada pula yang tergila-gila pada bonus dollar. Semua motivasi itu tidaklah salah. Setiap kita butuh stimulus atau perangsang agar lebih fokus melakukan sesuatu.

Namun, menjadi salah jika kita hanya fokus pada dollar dan lupa pada tujuan dasar kenapa kita menulis di Steemit. Banyak orang keliru ketika menganggap Steemit sebagai skema cepat kaya bahkan kaya mendadak.

Tidak ada mesin kaya yang bekerja cepat menghasilkan pundi-pundi dollar/rupiah untuk kita secepat mesin ATM mengeluarkan uang (itu pun kita harus mendeposit lebih dulu). Karena itu, jika keinginan kita menulis di Steemit biar cepat kaya, tentu kita salah tempat. Itu bukan pula berarti bahwa kita tidak bisa kaya melalui Steemit.

Kenapa ini penting kita pahami, biar tidak terjadi seperti kata pepatah, "besar pasak dari pada tiang" atau "uet jalo toh kapai." Sebab, ketika kita lebih fokus mendapatkan bonus dollar, kita akan sibuk dengan meminta vote ke sana kemari atau mengemis pada steemian senior agar melirik posting kita. Ketika tak ada vote, kita pun kecewa. Bahkan ada yang merepet pada kurator. Menurut saya, itulah mental steemian gagal.

Sudah sering saya sampaikan bahwa tulisan yang bagus itu akan menemukan takdirnya sendiri. Tulisan bagus dan ditulis dengan segenap jiwa akan lebih mudah ditemukan dibandingkan tulisan yang dibuat asal-asalan. Untuk itu, menulislah dengan sepenuh jiwa dan tulisan Anda akan diupvote dengan segenap cinta. I am sure, baby!

Ada perumpamaan dalam Al Quran, bahwa"kalimat yang baik itu seperti pohon pohon yang baik: akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Perumpamaan ini penting menjadi bahan renungan untuk kita para Steemian. Lihatlah bagaimana pohon yang baik itu berdiri dengan kokoh, dan tidak bakal roboh sekali pun saban waktu diterpa angin.

Perumpamaan pohon itu penting dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi kita yang yang menulis di steemit. Tegaknya pohon melambangkan kekuatan, percaya diri dan menunjukkan sebuah kelebihan. Tapi, setinggi-tingginya pohon, selalu ada sesuatu di atasnya yang tak terlampaui. Karena itu, jadilah Steemian yang rendah hati.

Secara filosofis, pohon itu kuat, percaya diri dan bangga dengan kelebihan yang dimiliki. Kenapa demikian? Karena mereka punya dasar yang kokoh. Dasar itulah yang kita sebut sebagai ideologi: tak mudah terombang-ambing mengikuti ke mana arah angin.

Pun begitu ada pula soal perumpamaan tentang kalimat yang buruk yaitu seperti pohon yang buruk: pohon yang sudah dicabut akarnya dan tidak mampu berdiri tegak lagi. Pohon seperti ini jangankan menghadiahi buah untuk kita, dianya sendiri pun tidak mampu berdiri dengan tegak! Steemian yang mengharapkan upvote dan menulis murni karena iming-iming dollar layak diumpamakan dengan pohon yang buruk.

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun." (QS. Ibrahim: 24-26)