Human beings can not predict earthquakes, but the ants can???

in #indo-stem7 years ago

Hi, Steemian. My post today is still talking about ants. Do you know if ants can predict earthquakes? Currently, humans have not been able to predict when an earthquake will occur. Earthquakes can happen at any time and can endanger humans. Many people who fell victim to the earthquake caused by collapsed buildings that did not have time to save themselves. Until now, no technology has been able to predict earthquakes. Another case with animals. There are some animals that can predict the occurrence of earthquakes through abnormal behaviors. One of them is the ant. This unusual animal behavior is related to the ongoing natural phenomenon. Ants - just like any other animal - have a way of sustaining their lives from the symptoms of the universe. Earthquakes are natural phenomena that can harm ant colonies, so ants try to find a way out to avoid earthquakes.

Then, what kind of ants is meant?

Red wood ants or Formica rufa have been tested to feel the earthquake that will occur. A team from the University of Duisburg-Essen, Germany, led by Gabriele Berberich found a change in ant behavior when an earthquake will occur. The signs of an earthquake can be known from the "anxiety" of the ants, seen from the violation of diurnal life patterns. Ants are animals with normal diurnal life patterns, active during the day to collect food and activities, and then rest at night. However, when an earthquake will occur, these red ant colonies will continue to stay up all night outside their nests even if this situation makes them vulnerable to attack by predators.

It is native to Europe and Anatolia but is also found in North America, in both coniferous and broad-leaf broken woodland and parkland. Workers are bicolored red and brownish-black, with a dorsal dark patch on the head and promensonotum, and are polymorphic, measuring 4.5–9 mm in length. They have large mandibles and like many other ant species they are able to spray formic acid from their abdomens as a defence. Formic acid was first extracted in 1671 by the English naturalist John Ray by distilling a large number of crushed ants of this species. The large nest mounds of wood ants will be familiar to many people. They are composed of fragments of vegetation collected by the ants. There may be up to 400,000 individuals in a nest. Occasionally, several nests may be interconnected, forming one large colony. Where the species is present in any numbers it can have a significant influence on the ecology of its woodland habitat.

How do they predict earthquakes?

In Gabriele Berberich's research, it is likely that these ants may experience changes in gas emissions or electromagnetic changes before the earthquake. These ants have a special cell called chemoreceptor that can detect changes in carbon dioxide levels. In addition to these ants also have a magnetoreceptor cell that can detect electromagnetic.

Image source

Any living thing which can thrive on an active fault line which emits CO2 must either be tolerant of that gas or must be able to move far enough away not to be affected. Although the ability to detect CO2 has survival value in this situation, and ability to predict a precursor of the CO2 would be of greater value. For three years (2009 -2012), two mounds of redwood ants (Formica rufa group), located in the seismically active Neuwied Basin (Eifel, Germany), have been monitored 24/7 by high resolution cameras with color and infrared sensors. The preliminary results of the study indicate that ants have well-identified standard daily routines. These ants make nests in the cracks formed by the effect of this fault. Correlation with local seismic events indicates a change in ant behavior before the earthquake: the resting phase during the night and daily activities, and the standard daily routine that is not continued until the next day. The study is regularly evaluated by taking pictures automatically via video. Based on this automated approach, statistical analysis of ant behavior can be performed.

I found no further research on redwood ants. But what has been done by previous research has become an important first step. Ants and certain animals are able to detect earthquakes because they have characteristics that humans do not possess. In the case of redwood ants, two special tools capable of detecting earthquakes are chemoreceptor that can detect changes in carbon dioxide and magnetoreceptor levels that can detect electromagnetic fields. []

References:

Kompas
Wikipedia
Bwars
Belajar Geologi
Science 2.0



Manusia tidak bisa memprediksi gempa bumi, tapi semut bisa!



Postingan saya kali ini masih membahas tentang semut. Tahukah Anda kalau semut bisa memprediksi terjadinya gempa bumi? Saat ini, manusia belum mampu memprediksi kapan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi bisa terjadi kapan saja dan dapat membahayakan manusia. Banyak manusia yang menjadi korban gempa bumi akibat terhimpit bangunan-bangunan yang runtuh karena tidak sempat menyelamatkan diri. Sampai kini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi gempa bumi. Lain halnya dengan hewan. Ada beberapa hewan yang mampu memprediksi terjadinya gempa bumi melalui perilaku-perilaku abnormalnya. Salah satunya adalah semut. Perilaku hewan yang tidak lazim ini berhubungan dengan fenomena alam yang sedang terjadi. Semut – sama seperti hewan lainnya – memiliki cara untuk mempertahankan hidup mereka dari gejala-gejala alam semesta. Gempa bumi adalah fenomena alam yang dapat membahayakan koloni semut, sehingga semut-semut berusaha untuk mencari jalan keluar untuk menghindari gempa bumi.

Lalu, semut jenis apa yang dimaksud?

Semut kayu merah atau Formica rufa telah diuji dapat merasakan gempa yang akan terjadi. Sebuah tim dari University Duisburg-Essen, Jerman, yang dipimpin oleh Gabriele Berberich menemukan perubahan perilaku semut ketika gempa bumi akan terjadi. Gelagat terjadinya gempa bisa diketahui dari "kegelisahan" para semut ini, terlihat dari dilanggarnya pola hidup diurnal. Semut adalah hewan dengan pola hidup normal diurnal, yang aktif di siang hari untuk mengumpulkan makanan dan beraktivitas, kemudian istirahat di malam hari. Namun, ketika gempa akan terjadi, koloni semut merah ini akan terus terjaga sepanjang malam di luar sarang mereka sekalipun situasi ini membuat mereka rentan diserang pemangsa.

Semut ini banyak terdapat di Eropa dan juga dapat ditemukan di Amerika Utara. Semut jenis pekerja biasanya berwarna hitam dan agak kecoklatan, dengan potongan gelap di bagian kepala. Semut ini berukuran panjang antara 4,5-9 mm. Mereka memiliki rahang besar seperti kebanyakan spesies semut lainnya, mereka mampu menyemprotkan asam format dari perut mereka sebagai pertahanan. Asam format ini pertama kali diekstrak pada tahun 1671 oleh naturalis Inggris John Ray dengan menyaring sejumlah besar semut yang hancur dari spesies ini. Mereka membentuk sarang yang unik. Gundukan semak besar dari semut ini akan sangat asing bagi kebanyakan orang. Sarang ini terdiri dari fragmen vegetasi yang dikumpulkan oleh semut. Mungkin ada 400.000 individu dalam sarang. Kadang-kadang, beberapa sarang bisa saling berhubungan dan membentuk satu koloni yang lebih besar.

Bagaimana cara mereka memprediksi gempa?

Dalam penelitian Gabriele Berberich, kemungkinan semut-semut ini dapat merasakan perubahan emisi gas atau perubahan medan elektromagnetik sebelum terjadinya gempa bumi. Semut-semut ini memiliki sel spesial yang disebut chemoreceptor yang bisa mendeteksi perubahan level karbondioksida. Selain ini itu semut-semut ini juga memiliki sel magnetoreceptor yang bisa mendeteksi medan elektromagnetik.

Setiap makhluk hidup yang dapat berkembang pada jalur patahan aktif yang memancarkan CO2 harus bisa menjadi toleran terhadap gas tersebut atau harus dapat bergerak cukup jauh agar tidak terpengaruh. Meskipun kemampuan untuk mendeteksi CO2 memiliki nilai kelangsungan hidup dalam situasi ini, dan kemampuan untuk memprediksi pendahulu CO2 akan lebih bernilai bagi mereka. Selama tiga tahun (2009 -2012), dua gundukan semut kayu merah (kelompok Formica rufa), yang terletak di Cekungan Neuwied yang aktif seismik (Eifel, Jerman), telah dipantau 24/7 oleh kamera beresolusi tinggi dengan warna dan sensor inframerah. Hasil awal penelitian tersebut menunjukkan bahwa semut memiliki rutinitas harian standar yang dapat diidentifikasi dengan baik. Semut-semut ini membuat sarang pada retakan-retakan yang terbentuk akibat pengaruh sesar ini. Korelasi dengan kejadian seismik lokal menunjukkan adanya perubahan pada perilaku semut sebelum gempa: fase istirahat saat malam dan aktivitas sehari-hari, dan rutinitas harian standar yang tidak dilanjutkan sampai hari berikutnya. Penelitian tersebut dievaluasi secara rutin dengan mengambil gambar secara otomatis melalui video. Berdasarkan pendekatan otomatis ini, analisis statistik perilaku semut dapat dilakukan.

Saya tidak menemukan penelitian lebih lanjut mengenai semut kayu merah. Tapi, apa yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya telah menjadi langkah awal yang penting. Semut dan hewan-hewan tertentu mampu mendeteksi gempa bumi karena memiliki karakteristik yang tidak dimiliki manusia. Dalam kasus semut kayu merah, dua alat special yang mampu mendeteksi gempa adalah chemoreceptor yang bisa mendeteksi perubahan level karbondioksida dan magnetoreceptor yang bisa mendeteksi medan elektromagnetik. []

Referensi:

Kompas
Wikipedia
Bwars
Belajar Geologi
Science 2.0

Sort:  

Interesting post nice to see that red wood ants can predict about earthquakes. Like your post.

Hewan lebih sensitif terhadap perubahan sepertinya...

I never thought ants have that kind of ability. Great pieces of information