Politik adalah perang tanpa darah, sementara perang adalah politik berdarah by Mao Zedong, seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok.
Serasa sulit mencari bantahan dari kalimat penuh makna tersebut. Memang jika ditelusuri secara mendalam. Semua perang diawali oleh keinginan yang ingin diwujudkan (politik), dan semua politik berujung kepada perang baik secara diplomatis maupun secara fisik. Terlepas dari motivasinya demi hal yang positif ataupun negatif, pemicu perang tetaplah sebuah keinginan, begitu pula dengan pemicu politik.
[20210424_144941.jpg](UPLOAD FAILED)
Zaman sekarang, sulit rasanya menilai latarbelakang sebuah konflik. Mengingat ada begitu banyak variabel yang mungkin disandarkan, ditambah lagi dengan banyaknya oknum yang terlibat langsung ataupun tak langsung. Hal ini semakin mempersulit kita dalam menganalisa who,what,where,when,why and how sesuatu itu terjadi. Dalam politik misalnya, suara-suara dari corong mic itu terdengar suci, tapi sampai sekarang belum ada 1 tokoh pun yg sanggup membuktikan kesucian omongannya dengan tindakn nyata.
Jadi, mari berhenti berkonflik hanya gara-gara hasutan politis, mari pula berhenti untuk bergembira ria hanya karena angan-angan tak pernah ada buktinya. Tinggalkan mereka, maka kita akan berharga.
![20210424_144941.jpg](UPLOAD FAILED)