Sekali Lagi Tentang Honor Penulis

in TravelFeed3 years ago (edited)

Sungguh lucu jika sebuah media besar tak memberi honor kepada penyair yang puisinya dimuat. Saya bisa paham jika hal itu dilakukan online sastra rumahan -- yang dikerjakan dari teras rumah atau kos-kosan. Mereka wajar bila tak mampu memberi honor dan penulis pun akan selalu suka cita mengirim karya ke sana sebagai bagian dari upaya meramaikan sastra.

youtuber_g36a636172_1920.jpg

Tapi alangkah komedikal jika media ternama, apalagi yang berada dalam sebuah korporasi besar, mengajak penulis bergotong royong membesarkan mereka. Penulis hidup dari tulisannya -- terlepas apakah ia punya pekerjaan tetap atau tidak. Tulisan adalah hasil jerih payah mereka. Proses menjadi penulis tidak instan: butuh belajar, membaca terus-menerus, dan bergulat tanpa henti.

Buanglah imaji dan narasi absurd semisal demi menggairahkan dan mengembangkan sastra, apalagi halusinasi agar Indonesia suatu saat bisa meraih nobel. Sungguh celaka jika pengelola media menciptakan narasi-narasi yang menina-bobokan demi mengelak kewajiban membayar honor penulis. Tapi saya yakin penulis tidak mudah terharu dengan narasi semacam itu.

Penulis bisa memilah mana media yang cuma mau "memperkuda" mereka dan mana yang benar-benar tak mampu dan harus didukung. Saya dengan senang hati menyambut undangan menulis di media yang digarap dengan semangat gotong royong dan berbasis komunitas meski tanpa honor. Tapi untuk media yang secara kasat mata mampu, apalagi mentereng: honor itu wajib!

Bertanya honor itu hal biasa saja. Tak haram. Entah honor tulisan media atau honor penulis mengisi acara. Itu memang hak penulis. Kerjasama penulis dengan pengelola media dan penyelenggara acara ibarat jual-beli. Prosesnya harus saling terbuka. Bahkan boleh jadi ada negosiasi dan tawar-menawar. Itu tak haram. Dan itu tak ada kaitannya dengan ideliasme, similikiti, dan sebagainya.

Jadi, sudahlah, tidak usah pakai beragam narasi yang mengangkangi hak penulis. Kalau pengelola media tak punya anggaran untuk memberi honor penulis, tidak usah menerima tulisan dari luar -- entah itu puisi, cerpen, esai, resensi, dan sebagainya. Jangan bikin penulis berharap.

Kalau pun dipaksakan tetap ada, buat pengumuman secara jelas di rubrik itu: "Kami tidak mampu memberi honor untuk karya yang dimuat". Jika malu bikin pengumuman "miskin" semacam itu, tutup saja rubrik itu. Tak ada siapa pun yang menangisinya jika media menutup rubrik sastra karena alasan bisnis mereka. Pun sastra tidak akan bangkrut hanya karena ada media yang menutup rubrik puisi atau cerpen.

Bersikap terbuka dan menyatakan secara jelas kondisinya jauh lebih baik daripada diam, yang bisa menjebak penulis untuk "membuang garam ke laut". Mereka sudah mengirim karya, ditunggu-tunggu honornya tak sampai juga. Giliran ada penulis yang bertanya apakah ada honor jika karya dimuat, pengelola media marah-marah. Ingatlah, kita hidup di bumi, dengan tuntutan-tuntutan yang nyata: tak ada uang, orang tak makan. Penulis tidak hidup dari makan puisi!

Penulis pun perlu tegas: jangan kirim tulisan ke media besar yang tak memberi honor. Jangan mau dinina-bobokan dengan narasi "kalau penulis beriorentasi honor kapan sastra akan maju." Itu adalah narasi kapitalis yang ingin menjebak dan memaksa penulis bergotong royong untuk memperkaya mereka. Waspadalah!

MI 221221

Sort:  

Setuju bang. Kok jarang muncul di hive dan steem? Saya ikut ke sini bang Mus malah menghilang :D

Insya Allah nanti akan kembali menulis lagi di Hive dan steemit. Kemarin larut dalam urusan-ursan lain, menulis pun jadi sedikit.

Your content has been voted as a part of Encouragement program. Keep up the good work!

Use Ecency daily to boost your growth on platform!

Support Ecency
Vote for new Proposal
Delegate HP and earn more


TravelFeed.io.Hi @musismail, Great to see you posting to the TravelFeed community! We launched the #travelfeed curated tag more than 3 years ago and have been supporting the best travel blogs on Hive ever since. But did you know that TravelFeed has evolved? Based on the feedback of thousands of Hive travel bloggers we created

TravelFeed.io brings together all the benefits of Hive decentralized blogging with features that you as a travel blogger will love: Photo galleries, Instagram embeds, custom maps, post scheduling and more. And if you want, you can even use our easy site builder to set up your own travel blog on your own domain which can be a great way to generate a passive income from your blog!

TravelFeed.io to publish your next travel post, and it will be posted to Hive automatically! Every day, we select the best posts and reward them with an upvote and added visibility.Unfortunately, focussing on developing the best platform for travelers means that we no longer curate the #travelfeed tag and the TravelFeed Hive community. But, you can log in with your Hive account on

We would love to see you on TravelFeed.io soon :)

Congratulations @musismail! You received a personal badge!

Happy Hive Birthday! You are on the Hive blockchain for 4 years!

You can view your badges on your board and compare yourself to others in the Ranking

Check out the last post from @hivebuzz:

Christmas Challenge - 1000 Hive Power Delegation Winner
Merry Christmas - Challenge Feedback - Win a 1000 HP delegation
Support the HiveBuzz project. Vote for our proposal!



The previous HiveBuzz proposal expired end of December.

Do you mind supporting our proposal for 2022 so our team can continue its work next year?
You can do it on Peakd, ecency, or using HiveSigner.


Thank you. We wish you a Happy New Year!Dear @musismail,

Hive.blog / https://wallet.hive.blog/proposals
https://peakd.com/me/proposals/199