Halo semua apa kabar maafkan saya yang sudah lama tidak menulis. Hari ini entah mengapa saya merasa bodoh bagaimana bisa aku mendatangi tempat yang menyebalkan dua kali sehari.
Fly over dan jalan tol ini di buat di wilayah dagang saya, tepat di bawah saya dulu ada sekolah dasar yang menjadi tempat andalan saya.
Tapi karena program pemerintah terpaksa sekolah itu menerjang sekolah dan rumah penduduk sekitar. Pemerintah tetap beritikad baik dengan membuat fly over untuk penyeberangan warga sekitar.
Ketika jembatan fly over ini di rancang aku sempat pesimis apa aku bakal mampu melewatinya. Usia saya sekarang sudah 45 tahun mungkin di usia sekian saya masih bisa memaksakan tenaga saya tapi saya juga sering membayangkan apakah nanti jika saya sudah 60 tahun masih sekuat sekarang?
Atau mungkin di usia tua saya hanya berharap bantuan tenaga dari orang lain? Sepertinya akan terjadi drama memalukan jika itu terjadi.
Kalau aku boleh memilih saya lebih senang dengan yang dulu sebelum jalan tol ini ada walaupun sekarang negaraku sekarang lebih maju aku tidak ikut menikmatinya
Dulu sebelum fly over ini jadi untuk sampai ketempat jualan saya, aku tidak harus capek tapi sekarang dan seterusnya akan terus terjadi pada diri saya.
Memang semuanya jadi lancar tapi bagi mereka yang memeliki mobil bukan saya yang pulang kampung halaman hanya 5 bulan sekali.
Saya hanya sebagian contoh dari keberhasilan negara, di bilang senang tapi aku tak merasakannya.
Memang cerita penyesalan datang di setiap akhir cerita dan terimakasih semuanya.
Bagus Mas kritik tulisannya, iya seperti itu pembangunan di negeri ini, salam.
Suara di atas sangat jauh dari kenyataan.
Betul betul sekali, salam.