Greetings to all bee hive lovers. Nice to still meet you all here. How are you all?? Hopefully we are still in good health always. Amen🤲
Salam untuk semua pecinta sarang lebah. Senang masih bisa bertemu kalian semua di sini. Bagaimana kabarmu semua?? Semoga kita masih dalam keadaan sehat selalu. Amin🤲
Here I want to show and share with you all one of the typical Acehnese handicrafts that are rarely found in today's society.According to my mother, when she was a child, it was very rare to find sacks like today, let alone find plastic bucket baskets, or similar places to store rice, corn, fruits and others. Therefore, they are required to make/weave their own storage area. My mother is very good at weaving mats from sea pandan leaves. On average, parents can weave mats in Aceh. It has become a characteristic of the Acehnese people who use the sea pandan plant to make mats.
Disini saya ingin menunjukkan dan berbagi kepada anda semua salah satu kerajinan tangan khas Aceh yang jarang ditemukan di masyarakat saat ini. Menurut ibu saya, ketika masih kecil sangat jarang menemukan karung seperti sekarang ini, apalagi menemukan ember plastik. keranjang, atau tempat sejenis untuk menyimpan beras, jagung, buah-buahan dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka diharuskan membuat/menenun tempat penyimpanan sendiri. Ibu saya sangat pandai menganyam tikar dari daun pandan laut. Rata-rata orang tua bisa menenun tikar di Aceh. Sudah menjadi ciri khas masyarakat Aceh yang memanfaatkan tumbuhan pandan laut untuk membuat tikar.
Currently, I myself as a weaver's child, I can't even weave a mat, let alone my future child. In this sophisticated era, everything is so easy to find as long as you have money. It is certain that in the next few years there will be no more mats or crafts from sea pandan leaves.
Saat ini saya sendiri sebagai anak penenun belum bisa menenun tikar apalagi anak masa depan saya. Di zaman yang serba canggih ini, semuanya begitu mudah ditemukan asalkan punya uang. Bisa dipastikan dalam beberapa tahun ke depan tidak akan ada lagi tikar atau kerajinan dari daun pandan laut.
Here are the methods and materials that my mother needed to weave a basket from sea pandan leaves.
Berikut cara dan bahan yang dibutuhkan ibu saya untuk membuat keranjang dari daun pandan laut.
Dried sea pandan leaves
Sea pandan leaves that have gone through a series of processes and dried for approximately 1 week and some are colored. Usually pandan leaves are given a special dye to get beautiful results and attractive colors. Specific colors for coloring pandan leaves are green, pink, red, and purple.
Daun pandan laut yang telah melalui serangkaian proses dan dikeringkan selama kurang lebih 1 minggu dan ada juga yang diwarnai. Biasanya daun pandan diberi pewarna khusus untuk mendapatkan hasil yang cantik dan warna yang menarik. Warna khusus untuk mewarnai daun pandan adalah hijau, pink, merah, dan ungu.
How to weave
After the webbing is finished as desired, the next step is to make the bottom.
Setelah anyaman selesai sesuai keinginan, langkah selanjutnya adalah membuat bagian bawah.
After everything is ready to be weaved to completion, then the remaining feathers are cut to make it look neat and attractive.
Setelah semuanya siap untuk dianyam hingga selesai, selanjutnya bulu-bulu yang tersisa dipotong agar terlihat rapi dan menarik.
A typical Acehnese craft that is often made using sea pandan leaves is to weave mats in general, the rest can be made into baskets, beach hats, sandals as sopenir in hotels and so on.
Kerajinan khas Aceh yang sering dibuat menggunakan daun pandan laut adalah untuk menganyam tikar pada umumnya, selebihnya bisa dibuat menjadi keranjang, topi pantai, sandal sebagai sopenir di hotel dan lain sebagainya.
Thank you for stopping by and browsing my blog. I expect positive support from you.
Terima kasih sudah mampir dan browsing blog saya. Saya mengharapkan dukungan positif dari Anda.