Psycho Senior

Saat pertama kali saya melihat dari kejauhan, tanpa saya beri komando tubuh saya langsung mendekat karena rasa penasaran saya yang tiba-tiba memuncak. Rasa keingintahuan saya yang sangat besar sanggup menggerakkan tubuh saya dari posisi duduk santai untuk bangun dan bergerak perlahan mendekati objek yang digantung dipagar kawat duri di sebelah kanan kursi yang saya duduki. Dari dekat saya baru tahu kalau benda pajangan tersebut amat sangat mirip dengan tanduk. Yap,mirip bagian tubuh yang terletak tepat di jidat hewan bertanduk yang dinamakan rusa. Sekitar sepuluh menit sambil berdiri, saya pun bepikir, apakah ini memang tanduk asli atau cuma benda seni buatan manusia yang didesain sedemikian rupa dan dipahat semirip mungkin dengan tanduk rusa. Ahh, diri saya lagi-lagi diselimuti rasa penasaran, sial.

Sesudah agak lelah mengamati dan berpikir, saya menyerah, saya lebih memilih duduk dikursi saya yang barusan saya acuhkan sebentar. Saya duduk tepat disebelah kawan, Krisna namanya, dia bukan Dewa bukan juga bintang sinetron lawas,tapi dia kawan nongkrong saya sehari-hari. Sambil menatap benda dipagar tadi, saya bertanya pada teman saya. "itu benda apa?" Dengan muka dihiasi senyuman dia menjawab, "itu tanduk rusa", katanya dengan nada ketus.Selanjutnya Dia juga menjelaskan tentang keaslian tanduk rusa tersebut, dia juga mengatakan bahwa itu koleksinya Almarhum Pak Nedi yang memang sudah lama disimpan dalam karung goni.

Akhir kata, rasa penasaran saya pun hilang, saya merasa cukup puas dengan penjelasan si Krisna barusan. Tetapi ujung-ujungnya saya berpikir, rupanya bukan cuma anaknya saja yang psycho tapi ayahnya juga psycho. Saya jadi tahu darimana anak Almarhum mendapatkan sifat gilanya.