Aceh's ability to marry

in #history7 years ago

![image]()

Ranub (daun sirih) bagi orang Aceh tidak hanya difungsikan sebagai salah satu jenis tumbuhan yang sangat besar mengandung kasiatnya bagi kesehatan. Akan tetapi sirih ini sekaligus dijadikan lambang kehormatan dan kemuliaan dalam menjamu setiap orang yang datang ke Aceh. Kasiat bagi kesehatan orang Aceh sampai sekarang masih meyakini bahwa sirih sangat baik dikonsumsikan untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh lainnya. Hal itu terbukti, banyak orang tua di Aceh giginya, mesikipun sudah berusia 70-80 tahun giginya masih terlihat kuat karena terus mengkonsumsi sirih.


![image]()
Sedangkan fungsi sirih sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan bagi Aceh. Sirih ini selalu dijadikan menu awal bagi setiap tamu yang datang ke tempatnya. Sebelum disuguhkan minuman atau makanan lainnya bagi tamu, orang Aceh lebih dulu meyuguhkan sirih dalam memuliakan tamunya. Bahkan dalam tradisi orang Aceh dulu bila hendak mengundang orang untuk menghadiri suatu upacara perkawinan, mereka hanya membawa sirih (bukan surat undangan seperti sekarang). Setalah sirih itu diberikan pada orang yang hendak diundang baru disampaikan secara lisan bahwa orang tersebut diundang untuk hadir pada pesta perkawinan yang akan diselenggarakan. Bagi saudara-saudaranya atau rekan dan kaum kerabat lainnya tinggal berjauhan untuk menyampaikan undangan itu juga dikirimkan sirih melalui seseorang. Pada orang yang menyampaikan sirih itulah diamanahkan agar suadara-saudaranya serta kaum kerabat yang menerima sirih itu berkenan menghadiri undangam perkewinan tersebut.

Ranub (betel leaf) for the people of Aceh is not only functioned as one type of plant that contains very large kasiatnya for health. However, this betel as well as a symbol of honor and glory in entertaining everyone who came to Aceh. Kasiat for the health of people of Aceh until now still believe that betel is very well consumed for dental health and other body health. It is proven, many parents in Aceh teeth, although 70-80 years old teeth still look strong because it continues to consume betel. While the function of betel as a symbol of honor and glory for Aceh. Betel is always used as a starting menu for every guest who comes to his place. Before serving drinks or other food for guests, the Acehnese first meyuguhkan betel in honoring his guests. Even in the tradition of the Acehnese when it came to inviting people to attend a marriage ceremony, they only brought betel (not an invitation letter like now). After the betel is given to the person to be invited just delivered orally that the person is invited to attend the wedding party to be held. For his brothers or colleagues and other relatives living far apart to deliver the invitation was also sent betel through someone. In the person who delivered the betel is mandated so that his siblings and the relatives who receive the betel would deign to attend the ban.

Sort:  

Linto ngen dara baroe @teukuabdur, Aceh sampai sekarang masih meyakini bahwa sirih sangat baik dikonsumsikan untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh lainnya. Hal itu terbukti, banyak orang tua di Aceh giginya, mesikipun sudah berusia 70-80.