(History) Panji rawing dan Aji saka

in #history7 years ago

image


Malam itu bulan purnama bersinar terang dari kejauhan terdengar lolongan suara srigala,di pinggir telaga kalimaya seorang pemuda berpakaian serba biru sedang menatap langit yang penuh dengan bintang berkerlap kerlip. Sementara dibelakang pemuda itu berdiri seorang paruh baya sambil bersedekap, dia memakai pakaian yang terbuat dari kulit ular.
Mereka adalah panji rawing dan aji saka, setelah dua hari turun gunung mengembara akhirnya mereka sampai di telaga kalimaya.
Pengembaraan kali ini untuk mencari kitab sakti tapak naga yang didalamnya berisi jurus jurus silat naga bercona.
Aji saka duduk bersila di tepi telaga kedua tangannya bersedekap di dada kedua matanya terpejam,ia mencoba menerawang keberadaan kitab sakti tapak naga,tetapi yang didapat hanya samar samar bayangan seorang kakek berpakaian serba kuning dengan janggut panjang menjuntai.
Panji rawing : hai aji saka apakah kau sudah mendapat gambaran di mana kitab sakti tapak naga itu berada ??
ucap panji rawing yang sedang membuat perapian dari kayu kayu yang di bakar.
Aji saka : belum.. dalam terawanganku tadi aku hanya melihat seorang kakek kakek berpakaian serba kuning,aku menduga kitab sakti tapak naga ada padanya... !!
Ucapnya sambil bangkit berdiri lalu berjalan mondar mandir di tepi telaga kalimaya itu.

Sementara malam semakin larut suara burung hantu dan lolongan srigala bersahut sahutan, mereka berdua tidur berbaring beralaskan daun kelapa yang disusun rapih sehingga menyerupai tikar.
Dari kejauhan di ujung telaga kalimaya muncul seorang pemuda bertubuh kekar berpakaian baju serba putih dilapisi jala,pemuda misterius itu memakai topi caping dan menunggangi seekor kuda yang juga berwarna putih,
di dadanya ada tulisan angka 212. pemuda itu sudah tak asing lagi di dunia persilatan dialah yang di juluki wiro sableng, murid dari sinto gendeng.
Wiro mempercepat laju kudanya menyusuri jalan di pinggir telaga kali maya di ujung jalan ia melihat dua orang yang sedang tertidur dibawah sebuah pohon besar, entah kawan ataukah musuh yang dilihatnya itu wiro terus berjalan menunggangi kudanya dengan pasti,sebagai seorang pendekar ia tak boleh gegabah dalam bersikap
Beberapa lama kemudian wiro pun sampai di ujung jalan yang di lihatnya tadi dimana ada dua orang yang sedang tertidur di bawah pohon besar. Lalu ia segera turun dari kudanya, dan mulai mengamati dua orang tersebut.
" Aku baru melihat dua orang ini sepertinya mereka bukan orang sembarangan... !!
ucap wiro dalam hatinya, kemudian ia berjalan menghampiri dua orang tersebut yang masih tertidur pulas lalu ia menepuk bahu salah satu dari mereka yang berpakaian dari kulit ular
" hai.. maaf kisana aku mengganggumu.. !!
Aji saka : mmh.. hai siapa kau..anak muda apa maksudmu membangunkanku.... !!
ucap aji saka.
" hehehe... maaf kisana aku tidak bermaksud mengganggumu aku hanya sekedar lewat di sini apakah kau tau tempat bernama bukit lima bidadari kisana.. ?
Aji saka : hah.. tempat apa itu bukit lima bidadari..!! aku baru mendengarnya..ada maksud apa kau menanyakan itu padaku ??
wiro : hmm.. aku sedang mencari kitab sakti tapak naga milik dewa tuak..
ucap wiro yang sedang berdiri di hadapan aji saka
Aji saka : hai anak muda rupanya kau kenal dengan guru kami.. siapa kau sebenarnya anak muda?
wiro : maksudmu gurumu dewa tuak... ? aku rasa kau tak perlu tau namaku aku hanya orang biasa yang suka berkelana.. !!
Aji saka : ya benar dewa tuak guruku..apa hubunganmu dengan guruku itu ??
ucap aji saka yang mulai bangkit berdiri sambil bersedekap,secara tak sengaja ia melihat tulisan angka 212 di dada wiro dan identitas wiro pun terungkap
wiro : dewa tuak itu juga guruku dulu aku pernah berguru padanya oh ia siapa namamu kisana ??
Aji saka : hmm.. namaku aji saka dan temanku ini panji rawing.. ucapnya sambil menunjuk panji rawing yang masih tertidur,jadi kau yang bernama wiro sableng..
ya ya ya ya.. aku baru ingat dewa tuak pernah menyebut namamu dan bercerita tentangmu anak muda sableng. .
wiro : hahaha.. akhirnya ketahuan juga.. kukira kau tau tempat bukit lima bidadari ??
Aji saka : kebetulan sekali wiro kami juga sedang mencari kitab sakti tapak naga itu, rupanya berada di bukit lima bidadari menurut panji rawing kitab itu ada di tangan seorang kakek kakek.

Sort:  

aaah!! why you dont use English in your attentive and attractive story , i am also want to read and understand it but language is a problem otherwise it is a nice story